Saat ini Keith akan menuju mansion mereka dengan Zio yang anteng memakan es krim. Keith hanya diam, ia mencoba untuk menahan amarahnya.
Zio ingin mengajak Keith untuk berbicara hal hal random, namun ia urungkan. Lebih baik memakan eskrim yang ada di tangannya itu.
Sesampainya di mansion, Keith langsung turun dari mobil. Ia berjalan memutari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Zio.
"Makacih daddy." Ucap Zio setelah turun dari mobil.
Keith berlutut menyamai tinggi Zio. Ia mengecek seluruh tubuh Zio, apakah terdapat luka atau tidak. Hal itu membuat Zio heran.
"Kenapa daddy? Dede nda papa tau." Ucap Zio.
"Tidak apa apa, hanya mengecek sesuatu." Ucap Keith, lalu berdiri.
Keith menggenggam tangan Zio yang mungil, menggenggamnya dengan erat seolah-olah ia akan kehilangan Zio kembali. Mereka pun masuk kedalam mansion.
"Loh yang lain belom pulang daddy?" Tanya Zio ketika melihat ruang tamu yang sepi. Biasanya, beberapa dari keluarganya akan menunggunya pulang.
"Mereka masih di Italia, daddy belum kasih tau mereka kalo dede udah pulang. Nanti biar Daddy yang kasih tau." Ucap Keith dan mengeluarkan ponselnya.
"Dede aja! dede aja! dede aja! Biar superes hihihi!" Ucap Zio sembari cengengesan, membayangkan betapa kaget keluarganya saat ia menelpon keluarganya.
"Baiklah, sama daddy ya?"
"Oteeee~"
Keith pun mengeluarkan ponselnya dari saku, lalu mencari nomor istrinya dan menelponnya. Kemudian Keith pun duduk di sofa, ia menyuruh Zio untuk duduk di pangkuannya. Zio hanya mengangguk dan duduk di pangkuan Keith.
"Lama dad." Bibir Zio memanyunkan bibirnya.
"Ini berdering, sayang."
Tak lama kemudian telepon di angkat oleh Lyra.
"Ya kenapa?" Tanya Lyra di sebrang sana, suara Lyra terdengar habis menangis.
"Mommy abis nangis ya?" Tanya balik Zio, menghiraukan pertanyaan dari Lyra.
Seketika pun telepon berubah menjadi video call. Terlihat mata Lyra yang berkaca-kaca.
"Sayang, ini beneran Zio? Dari mana aja hah?! Mommy khawatir tau."
"Dede lagi sama daddy... hihihi." Zio pun cengengesan.
Zio dan Lyra pun saling melepas rindu, padahal belum sampai 24 jam mereka berpisah. Sesekali Keith ikut berbicara dengan mereka.
"Dah ah, dede mau mandi. Bay bay mommy muahh." Zio pun turun dari pangkuan Keith dan menuju kamarnya di lantai dua dengan di dampingi satu bodyguard.
"Sayang, dimana Zio di temuin?" Tanya Lyra.
"Lebih baik kalian pulang saja terlebih dahulu, akan ku ceritakan semuanya. Namun intinya, Zio di culik oleh ibu kandungnya." Ucap Keith sembari menahan amarahnya.
"Ibu kandung? Apakah dia mencari anaknya?"
"Tentu saja, aku matikan dulu. Kamu jangan lupa beritahu mereka semua untuk datang ke sini dan makanlah, aku tau kamu belum makan." Ucap Keith dengan penuh kasih sayang.
Lyra terkekeh. "Baik sayang ku, sampai jumpa di sana... jaga Zio baik baik ya, aku takut dia menghilang lagi."
"Baiklah."
Telepon di matikan secara sepihak, Keith meletakkan ponselnya di meja. Perasaan marah masih bergejolak dalam dirinya ketika mengingat ucapan Stefania yang menyesal membuang anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Zio [End]
Acak[BROTHERSHIP] Zio adalah balita berumur 3 tahun yang tinggal di sebuah panti asuhan. Zio selalu di benci oleh anak anak panti dan begitu juga dengan pengurus panti. Zio tak mendapat keadilan selama di panti, namun karena Zio yang polos hanya bisa me...