26.

2.2K 208 8
                                    

Zio menggendong tasnya untuk pulang. Katanya banyak yang bilang pulang cepat karena guru akan rapat. Ia sudah menelpon supir untuk menjemputnya, ia hanya tinggal menunggu saja.

Di dekat gerbang terdapat bangku untuk para siswa yang di jemput saat pulang sekolah, mereka bisa menunggu di situ. Saat ini Zio duduk di salah satu bangku sambil memainkan game nya, agar tak bosan ketika menunggu supir.

"Ih Pou nya endut, hihi." Zio cekikikan. Ia tak mengetahui jika seseorang duduk di sebelahnya.

Orang tersebut sesekali mencoba mencari perhatian terhadap Zio. Ia sesekali melihat apa yang di mainkan oleh Zio, ia terkekeh ketika mengetahui Zio memainkan Pou.

"Anak kecil memang harus memainkan permainan anak kecil." Ucap orang tersebut sambil mengusap rahang Zio dengan telunjuknya.

Seketika Zio menoleh, matanya menyipit melihat pemuda jangkung di depannya. "Siapa?"

"Gak kenal aku? Padahal aku udah kenalin diri di depan waktu mpls loh." Ucap pemudanya tersebut yang ternyata adalah ketos, Aditama.

"Oh kakak tama yang jadi ketua OSIS itu kan? Yakan?" Adi mengangguk. Ia menatap Zio dengan matanya yang berwarna biru gelap.

"Kakak juga di jemput?" Tanya Zio hanya sekedar basa basi, ia juga bosan memainkan Pou nya.

"Enggak, kakak nunggu in kamu... Takut di culik." Ujar Adi dengan nada lembut. Sesekali ia mencoba untuk menggenggam tangan Zio.

Zio pun melihat sekitar yang sudah hampir sepi. "Huh, tinggal dede sendiri dong... Makasih ya kakak udah mau nungguin dede... Dede kepikiran kalo di culik nanti-"

Zio terus berbicara, sementara Adi hanya menatapnya dengan tatapan lembut. Ia mengagumi kepolosan dan kecantikan yang di miliki Zio. Jarang sekali orang orang seumuran Zio ini memiliki pemikiran polos seperti ini.

Beberapa saat kemudian sebuah mobil hitam datang. Itu adalah mobil sang sopir. Zio seketika bangun dan berpamitan dengan Adi.

"Makasih ya kakak udah nemenin, dede pergi dulu bay bay!" Zio melambaikan tangannya.

Adi hanya tersenyum, ia mulai melihat Zio mulai masuk kedalam mobil hingga mobil tersebut mulai berjalan. Tatapannya tak pernah berpaling dari mobil yang di naikin oleh Zio.

"Ah, aku lupa jika ada pesta khusus." Adi langsung berdiri dari bangku dan berjalan menuju motor besarnya. Ia juga di undang ke pesta khusus tersebut.

.

Sesampainya di mansion, Zio langsung masuk kedalam. Ia merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu. Ia merasa lelah dengan kegiatan yang ia lakukan hari ini di sekolah.

Matanya hampir terpejam sebelum ia mendengar suara sepatu. Zio pun bangun dan melihat Keith dan Lyra masuk. Ia pun berdiri dari sofa dan berlari menuju kedua orang tersebut.

"Mommy! Daddyy!~"

"Eh sayang, jangan lari lari." Peringat Lyra sedangkan Zio hanya cengengesan sambil memelankan langkahnya.

Keith menggelengkan kepalanya sambil merentangkan kedua tangannya untuk menggendong Zio, namun Zio menolak.

"Dede gak mau di gendong dulu, takutnya pinggang daddy encok." Ucap Zio sambil memeluk Lyra.

"Heh? Daddy masih kuat tuh." Keith memamerkan ototnya di balik kemejanya.

"Kemarin daddy minta pijitin sama mommy tuh..." Ceplos Zio membuat keith mengusap kasar rambutnya. Lyra hanya terkekeh melihat tingkah keduanya.

"Oh iya, besok dede izin sekolah 5 hari. Nanti mommy bilangin ke kepala sekolah." Ucap Lyra sambil mengelus rambut Zio yang lembut.

"Kenapa mom?" Tanya Zio sembari menikmati elusan Lyra.

"Besok kita mau ke pesta." Lyra menjawab, tangannya masih mengelus rambut Zio.

"Kenapa harus 5 hari? Kan pestanya cuma sebentar ya kan mommy?"

Lyra terkekeh dan menjawab. "Iya cuman sebentar, tapi kita gak pesta di sini."

"Kita pestanya di Italia. Itu loh, tempat papa tinggal... Dede inget kan?" Timpal Keith, tangannya juga mengelus kepala Zio.

"Ketemu kakak kakak yang lain juga dong?" Lyra dan Keith mengangguk, Zio pun memekik kegirangan.

"Yeyy! Nanti bisa main sama mereka kan daddy? Ya ya?" Keith mengangguk mengiyakan.

.

Hari ini mereka bersiap siap untuk pergi ke Italia. Mereka hanya menetap di sana selama 5 hari hanya untuk menghadiri pesta khusus dimana semua keluarga yang di undang harus datang. Sebenarnya tidak harus semua, salah satu pasangan harus datang ke pesta tersebut.

Keluarga yang terpilih sebagai tamu utama, maka semua keluarga tersebut harus datang dan tak peduli dengan kesibukan yang ada.

Perjalanan begitu jauh, membuat Zio lebih cepat mengantuk dari dan tertidur hingga mereka telah sampai di tempat tujuan.

Keluarga Enno sudah sampai sejak pagi, mereka sampai lebih dulu karena ingin melihat Zio. Sedangkan Keith, Lyra, Zhen, Caroline, Vernon dan Zio sampai di mansion utama pada malam hari.

Yang lain sedikit kecewa karena Zio tertidur. Wajar jika Zio langsung tertidur, perjalanan mereka yang jauh membuat Zio kelelahan. Walaupun Zio hanya makan dan tidur.

.

"Kerena kita semua berada di sini. Aku akan memberitahu sesuatu." Ucap Keith membuka suara, wajahnya terlihat serius. Seketika para pria Maximilian menjadi tenang dan serius melihat wajah Keith yang serius. Pasti terjadi sesuatu.

"Ada masalah, Keith?" Tanya Enno dengan jarinya yang mengetuk pinggiran sofa.

Keith mengangguk. "Ada... seseorang mengirim sebuah surat padaku... aku membawa surat itu." Ucap Keith sambil mengeluarkan kertas yang sudah lecek.

"Dorian, bacain." Perintah Enno. Dorian mengangguk dan membacakan isi dari kertas tersebut.

Seketika suasana ruangan tersebut menjadi sesak seakan akan tak ada udara yang masuk. Tangan mereka mengepal menahan amarah.

"Ada yang main main sama kita nih." Ucap Enno dengan seringainya yang lebar, sekilas terlihat kilatan amarah dari mata Enno.

"Aku sudah mencari beberapa data keluarga yang berawal huruf B... namun nihil, aku mengetahui beberapa keluarga B di Indonesia sangatlah baik. Tak mungkin mereka melakukan balas dendam secara tiba tiba terhadap kita." Ujar Keith sembari melempar kertas yang berisi beberapa data nama keluarga berawalan huruf B.

"Jika dibaca baik baik, rata rata keluarga B di Indonesia berada di kelas rendah. Mustahil untuk mereka melakukan balas dendam terhadap kita yang kelas tinggi." Lanjut Keith.

"Aku mencurigai ketua OSIS di sekolah itu." Timpal Vernon. Ia meremat kertas yang terdapat nama nama anak murid SMA Barat Daya. Ia menatap salah satu nama yang membuatnya geram.

"Kenapa dia?" Tanya Zhen, ia mengenal siapa ketua OSIS tersebut.

"Ketika aku menjemput Zio, ia menghampiri ku dan berkata seolah olah ia tahu apa yang akan terjadi pada keluarga kami. Dia berkata bahwa akan ada musibah di keluarga kami." Ucap Vernon.

"Kayaknya mending kita lanjut besok aja deh. Lagian besok kan ada pesta, jadi lo semua kudu istirahat cukup. Apalagi lo, Keith, Zhen, sama Vernon... pasti pada capek banget." kata Enno yang di balas anggukan.

TBC

Minimal vote.

Baby Zio  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang