Seorang pemuda berusia 17 tahun kini tengah menatap sekelilingnya dengan pandangan bingung. Kamar bercat biru muda yang rapi dan minimalis adalah hal pertama yang ia lihat.
"Lah ini gue dimana? Bukannya kemarin gue lagi operasi tumor?!" Tanyanya entah kepada siapa.
Saat hendak melangkah turun dari tempat tidur, tangannya tak sengaja mengenai secarik kertas yang tergeletak di sisi tubuhnya.
Selamat datang di kehidupan barumu. Tuhan memberikanmu kesempatan untuk menjalani hidup yang kedua. Mungkin kau bertanya-tanya kenapa kau bisa ada disini. Itu karena kau sebenarnya sudah meninggal akibat operasi yang kau jalani tidak berhasil sedangkan jiwa dari pemilik tubuh ini sudah tiada karena dia memilih mengambil nyawanya sendiri. Tugasmu sekarang hanyalah membuat pemilik tubuh ini bahagia entah bagaimanapun caranya karena itu berarti kau sendirilah yang nanti juga akan merasakannya. Ingatan dari pemilik tubuh sebelumnya akan kau peroleh setelah kau bangun. Selain itu, kau juga akan diberikan sebuah kemampuan khusus. Dalam radius jarak 5 meter kau bisa mengetahui niat jahat seseorang dan melihat apa yang akan dilakukannya terhadapmu. Hal itu bisa membuatmu mengantisipasi kejadian buruk yang bisa menimpamu. Tidak perlu takut, mulai sekarang inilah hidupmu. Selamat berjuang.
"Konyol banget. Masa gue harus hidup sebagai orang lain?!" Kesalnya. Namun beberapa detik kemudian dia tersadar. "Eh tapi ngga masalah deh daripada gue mati. Harusnya gue bersyukur masih dikasih kesempatan hidup lagi." Tak lama setelah mengatakan itu kepalanya berdenyut nyeri sampai membuatnya pingsan.
Pemilik tubuh ini bernama Arlen Diandra Giovanni. Dia adalah seorang murid beasiswa yang bersekolah di SMA Charitas, salah satu sekolah swasta unggulan yang ada di kota ini. Dahulu Arlen tinggal berdua dengan ibunya sebelum ibunya meninggal karena menjadi korban perampokan saat akan pulang dari toko kue miliknya. Kejadiannya sudah 2 tahun yang lalu saat Arlen baru lulus SMP. Sekarang dia hanya tinggal sendiri. Kegiatannya sehari-hari adalah bersekolah dan membuat kue berdasarkan resep yang sudah ditinggalkan oleh ibunya. Hal itu bukanlah sesuatu yang sulit mengingat Arlen sudah terbiasa membantu ibunya sejak kecil. Lalu kemana ayahnya? Dulu ayahnya ketahuan berselingkuh dengan wanita lain saat Arlen masih dalam kandungan dan ayahnya lebih memilih bersama selingkuhannya. Hal itu diketahui Arlen saat membaca buku harian milik ibunya setelah beliau meninggal. Didalamnya juga terdapat foto pernikahan keduanya dan setelah dia mencari tahu, ternyata ayahnya adalah salah satu pengusaha sukses di bidang pertambangan. Namun sejak kecil, jika Arlen bertanya dimana ayahnya maka ibunya selalu mengatakan bahwa ayahnya sudah meninggal. Tak hanya di rumah, Arlen juga mengalami kesulitan di sekolah karena banyak siswa yang tak segan untuk merundungnya. Entah apa salahnya sehingga mereka tega sekali melakukan pembullyan terhadapnya. Saat ini Arlen mempunyai tunangan bernama Arga Fabian Daniswara, salah satu laki-laki most wanted di sekolahnya. Sebenarnya pertunangan itu adalah atas paksaan neneknya Arga karena beliau sangat akrab dengan ibunya Arlen dan mau tidak mau mereka pun menyetujuinya meskipun selama ini Arga tak pernah menganggap Arlen sebagai pasangannya. Arga bahkan sudah punya rencana untuk membatalkan pertunangan tersebut karena kini neneknya telah meninggal dunia. Setiap hari saat di sekolah, Arga sengaja diam dan hanya menonton saat Arlen dibully oleh siswa lain dan bahkan terkadang dia lah yang menyuruh siswa-siswa tersebut untuk menyiksa Arlen. Keadaan ini pun dibiarkan oleh kebanyakan guru karena mereka sudah disuap oleh Arga. Hal ini juga yang membuat Arlen tak tahu harus meminta perlindungan ke siapa. Pada akhirnya dia hanya bisa pasrah dan berharap bisa segera lulus agar semua penyiksaan tersebut berakhir.
"Kasian banget jadi nih anak. Pantesan dia milih bundir. Ya gue ngga membenarkan tindakan dia tapi emang hidup dia menderita banget." Arlen bermonolog. Dia sudah sadar dari pingsannya dan kini sedang telentang diatas tempat tidur sambil menatap langit-langit kamar.
"Pertama, dia dari kecil udah harus kerja keras banting tulang bantuin ibunya nyari duit. Masa kecilnya ngga kaya anak-anak lain yang bisa main sepuasnya dan dapet kasih sayang dari orang tua yang lengkap."
"Kedua, dia ditinggal pergi ibunya padahal dia ngga punya siapa-siapa lagi disini. Satu-satunya orang yang bisa dia jadiin sandaran malah pergi untuk selama-lamanya."
"Ketiga, dia selalu jadi sasaran bully sama murid-murid lain. Bahkan badannya sering luka karena perbuatan mereka. Kadang dia ditendang, dilempar batu, dilempar bola, diserempet motor. Belum lagi kata-kata mereka yang bikin sakit hati."
"Keempat, punya tunangan kek anjing. Kalo ngga suka sama Arlen ya udah, jangan malah nyuruh orang lain buat nyiksa dia. Mana sampe nyogok guru juga."
"KALO KAYA GINI TERUS GUE NYARI BAHAGIANYA GIMANA?" Arlen bangkit sambil berteriak di dalam kamarnya. Dia pusing memikirkan nasibnya kini. Kalau dipikir-pikir, hidupnya Arlen hanya dipenuhi kesedihan apalagi semenjak ditinggal ibunya. Harus pakai cara apa supaya dia bisa bahagia?Karena bingung harus apa, akhirnya dia keluar dan menjajah seisi rumah untuk membuktikan kebenaran dari ingatan yang baru dia dapat. Setelah 2 jam mengobrak-abrik semua tempat, dapat dia simpulkan bahwa semuanya sesuai dengan apa yang ada di dalam otaknya. Mulai dari buku harian ibunya, barang-barang sekolahnya, buku resep, album foto, dan masih banyak lagi.
Arlen menghela napasnya. "Oke, karena sekarang gue harus hidup sebagai pemilik tubuh ini, mau ngga mau ya harus gue lakuin. Gimana pun caranya, pokoknya gue harus ubah nasib anak ini biar bisa bahagia. Kan nanti gue sendiri juga yang bakal ngerasain senengnya." Kalimat tersebut menandai perjalanan awal Arlen yang baru akan dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRAJAMUSTI (BxB)
Teen FictionSebenernya gue orangnya males balas dendam tapi kayanya anak-anak modelan mereka kudu dikasih pelajaran sekali-kali. -Arlen Cover by Pinterest