"Ar, nanti kamu pulangnya sama Dewa ya."
"Iya, pa. Ayu ngga sekalian?"
"Engga kak, aku tetep bareng papa sama mama."
"Kamu nginep aja. Besok kan tanggal merah."
"Bentar ya, ma. Aku bilang kak Reva dulu."
"Iya, kamu chat aja anaknya."
Arlen mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan pada Reva. Malam ini dia akan menghadiri acara pertunangan Bara dan Rio. Awalnya Arlen ingin berangkat sendiri tapi keluarga Dewa memaksa agar dia bersama mereka. Sejak sore dia sudah 'diculik' ke kediaman keluarga Maharaja dan di-make over disana. Kini mereka berempat berada di satu mobil menuju ke tempat acara. Dewa sudah berangkat lebih dulu karena dia diminta menjadi best men bersama Darren dan juga Rafael. Meskipun baru bertunangan, tapi Bara ingin sahabat-sahabatnya itu mendampinginya di acara penting ini.
"Oke, kak Reva udah aku bilangin."
"Nanti jangan pake kamar yang disamping studio, kemarin baru dipake Dewa jadi sekarang belum dirapiin lagi."
"Ngga apa-apa, ma. Aku pengen disitu aja, nanti biar aku sendiri yang bersihin."
"Bener ngga apa-apa? Ya sebenernya ngga terlalu berantakan karena cuma dipake tidur doang sama Dewa kalo dia habis dari studio."
"Iya, ngga masalah. Aku suka kamar yang itu, kok."
"Yaudah kalo gitu pake aja."
"Oiya, nanti kira-kira undangannya banyak ngga, ma?"
"Kemungkinan sih iya, soalnya kan dari pihak papa sama mamanya Bara punya tamu sendiri-sendiri, habis itu ditambah dari pihak orang tuanya Rio. Belum nanti juga ada temen-temen sekolah mereka."
"Banyak ya ternyata."
"Hmm."
"Papa sama mama emang udah lama sahabatan sama orang tuanya Bara? Keluarga kalian soalnya keliatan deket banget. Dulu aku kira keluarganya Bara itu sodaranya papa atau mama."
"Tanya aja ke papa. Yang dari dulu sahabatan sama orang tuanya Bara itu kan papa, mama baru kenal mereka ya pas nikah sama papa."
"Gimana, pa?"
"Papa udah lama temenan sama mereka. Dulu kenalnya pas kita sekolah di LA terus lanjut sampe sekarang."
"Ooh, gitu."
"Kak, nanti kak Arlen mau duduk sama kita apa ikut kak Dewa?" Tanya Ayu tiba-tiba.
"Kayanya sama kalian aja, ngga enak soalnya kan aku juga belum lama kenal sama temen-temennya Dewa."
"Yaudah nanti kak Arlen sama aku terus, ya."
"Tapi kalian jangan ninggalin aku sendirian, kan aku ngga kenal siapa-siapa disana."
"Tenang aja, kak. Nanti aku temenin kakak terus. Kalo papa sama mama biasanya ngobrol sendiri sama koleganya."
"Kamu ikut kita aja, Ar. Nanti biar sekalian kita kenalin kamu ke rekan-rekan kerjanya papa."
"Ngga usah, ma. Aku duduk diem aja."
"Loh kenapa? Ini kesempatan buat kamu biar orang-orang tau kalo kamu itu pacarnya Dewa."
"Emang ngga apa-apa?"
"Kok kamu nanya gitu?"
"Ya aku ngga mau aja bikin malu kalian nanti waktu disana. Siapa tau nanti ada yang jelekin kalian gara-gara status aku?"
"Kamu ngga perlu denger apa kata orang lain. Disini kita yang tau soal kamu jadi kamu ngga usah takut sama penilaian dari orang yang ngga kamu kenal. Kalo nanti ada yang bicara buruk soal kamu ke papa atau mama, itu urusan kami jadi kamu jangan khawatir."
KAMU SEDANG MEMBACA
BRAJAMUSTI (BxB)
Teen FictionSebenernya gue orangnya males balas dendam tapi kayanya anak-anak modelan mereka kudu dikasih pelajaran sekali-kali. -Arlen Cover by Pinterest