22

9.5K 832 45
                                    

Setelah kehebohan yang terjadi di kantin, kegiatan sekolah berjalan seperti biasa. Tak ada gangguan atau ocehan yang diterima Arlen, justru semua orang seperti tidak berani mendekat sama sekali. Hal itu malah membuatnya sangat nyaman karena dia bisa melalui harinya dengan ketenangan.

Sesuai yang dikatakannya tadi, Dewa kini menjemput Arlen menggunakan mobil karena motornya dibawa pulang oleh sopir. Kali ini dia mengendarai Bugatti Divo hadiah dari omnya dan sudah lama tidak dipakai karena Dewa kurang suka dengan modelnya. Berhubung tadi pak Ferdi mengantar mobil yang ini, mau tidak mau ya harus dia gunakan. Lagi-lagi para murid disana dibuat shock karena Dewa sudah menunggu sambil bersandar di mobilnya. Tidak hanya itu, di tangannya dia membawa satu plastik berisi Caramel Frappuccino kesukaan Arlen. Siapa yang tidak bahagia kalau dijemput kekasih plus dibawakan minuman favorit. Sungguh, pemandangan yang sangat membuat iri.

Arlen menghampiri kekasihnya dengan sedikit meloncat-loncat karena terlalu senang. Tak dia hiraukan tatapan dari berpuluh-puluh pasang mata yang terarah padanya.

"Yeay, makasih." Tangan Arlen dengan sigap mengambil minuman yang disodorkan oleh Dewa. "Ini mobil baru? Kok gue belum pernah liat?"

"Udah lama dari tahun lalu tapi jarang gue pake soalnya ngga suka."

"Terus kok sekarang lo bawa?"

"Ya mau gimana lagi? Pak Ferdi tadi nganterinnya yang ini gara-gara sekalian baru selesai dipanasin."

"Ooh."

"Dah yuk kita berangkat."

"Okey."

"Mau jajan dulu, ngga?"

"Ngga usah, nanti kekenyangan."

"Yaudah kalo gitu langsung aja."

Keduanya memasuki mobil kemudian langsung pergi meninggalkan area sekolah. Dewa sengaja membunyikan klakson saat dia melewati gerombolan Arga. Bukan mau pamer, tapi memang teman-teman Arga ini menghalangi jalan kendaraannya. Daripada nanti tersenggol, kan sayang mobilnya. Pabriknya hanya memproduksi sebanyak 40 buah di seluruh dunia jadi kalau ada yang rusak, spare partnya harus dipesan langsung dari Perancis.

***

"Kok kita masuk ke sekolah lo?"

"Iya, kita parkir disini. Soalnya disana halamannya sempit."

"Oalah."

"Nanti kita perlu jalan kaki sekitar 100 meter buat kesana."

"Ngga masalah."

Setelah memarkirkan kendaraannya, Dewa mengajak Arlen keluar. Mereka berpapasan dengan Darren yang kini sedang berjalan ke arah mobilnya.

"Lo ngapain balik kesini?"

"Mau ngajak Arlen makan di warung nasgor depan."

"Oh, kirain ada yang ketinggalan."

"Lo ngga mau ikut, Ren?" Tawar Arlen.

"Ngga usah, gue mau balik soalnya mau mantepin materi buat presentasi besok."

"Yang lain mana?"

"Bara udah balik daritadi sama Rio. Katanya sih mau ke dokter gigi. Kalo Rafa baru aja pergi."

"Oh yaudah, kalo gitu gue sama Dewa mau makan dulu ya? Kapan-kapan kita kesitu bareng."

"Gampang itu mah, gue balik duluan ya. Kalian puas-puasin kencannya."

"Yoi."

Akhirnya Arlen dan Dewa pergi menuju tempat yang ingin mereka datangi. Sekarang baru jam 4 sore jadi masih ada beberapa murid lain yang belum pulang.

BRAJAMUSTI (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang