Halo?
Cil, lo pulang bareng papa ya! Gue masih di sekolah bantuin anak basket latihan.
Kok sama papa? Gue kan bisa pulang sendiri.
Ngga masalah, lagian papa udah nyampe sana.
Sumpah? Yaudah gue samperin dulu, kasian kalo nunggu lama.
Oke, ati-ati.
Hm.
Arlen segera bergegas menuju tempat parkir khusus yang digunakan untuk menunggu bagi orang-orang yang ingin menjemput murid-murid di sekolah ini. Saat keluar dari kelasnya, dia bisa melihat masih banyak siswa yang ada di sekolah.
Setelah berjalan beberapa menit, Arlen bisa melihat mobil tuan Arsatya yang terparkir dengan rapi.
Begitu menemukan yang dia cari, Arlen langsung mendatanginya dengan berlari-lari kecil seperti anak TK yang dijemput orang tuanya. Bahkan dia tak sadar dengan orang-orang yang ada di sekelilingnya.
"Udah selesai? Ngga ada kegiatan lagi?" Tanya tuan Arsatya yang baru keluar dari mobilnya. Dia sejak tadi menunggu didalam karena cuaca diluar cukup panas.
"Ngga ada, kan udah kelas 12 jadi cuma fokus di pelajaran aja."
"Cek dulu, jangan ada yang ketinggalan."
"Udah semua, pa. Emangnya aku anak kecil?"
"Ya kamu tadi kesininya loncat-loncat kaya anak TK."
"Iya kah?" Jawab Arlen malu-malu.
"Hm."
"Hehe, kan aku excited karena liat mobil papa tadi."
"Langsung pulang?"
"Iya, langsung aja."
Sebelum Arlen masuk kedalam mobil, ada seseorang yang menahannya. Dia benar-benar kaget melihat sang pelaku. Mungkin dia tadi terlalu bahagia melihat kedatangan tuan Arsatya hingga tak sadar akan eksistensi ayah kandungnya yang juga ada disana.
"Bapak ngapain kesini?"
"Saya daritadi nunggu kamu. Ayo kita pulang."
"Pulang? Kemana?"
"Ke rumah saya, Ar."
"Loh? Itu kan rumah anda, buat apa saya kesana?"
"Itu nanti akan jadi rumah kamu juga."
"Tidak, terima kasih. Saya udah punya rumah sendiri."
"Tunggu!"
"Ada apa lagi?"
"Kamu mau pergi kemana? Sama siapa kamu?"
"Oh, saya mau ke rumah kedua saya. Anda tanya saya pergi dengan siapa? Ini papa saya."
"Papa? Tapi saya ini ayah kandung kamu."
"Bukan, anda ngga usah ngaku-ngaku."
"Engga, ngga mungkin dia ini papa kamu."
"Loh? Ngga percaya?"
Arlen kemudian melihat kedalam mobil dimana tuan Arsatya tengah duduk menunggu. Dia mengetuk kaca pintu kemudian mengisyaratkan untuk keluar.
"Pa, ada yang mau ketemu."
"Siapa?"
"Bapak ini, namanya pak Richard."
Akhirnya tuan Arsatya melangkah mendekat dan berdiri disamping Arlen.
"Iya, apa ada perlu dengan saya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BRAJAMUSTI (BxB)
Teen FictionSebenernya gue orangnya males balas dendam tapi kayanya anak-anak modelan mereka kudu dikasih pelajaran sekali-kali. -Arlen Cover by Pinterest