BRAJAMUSTI (BxB)

16

Pagi-pagi sekali Arlen sudah berada di kantin untuk sarapan. Keadaan sekitar masih relatif sepi jadi dia bisa menikmati nasi uduknya dengan tenang. Pikirannya tertuju kepada kekasihnya yang kini masih berjuang menyelesaikan semua tantangan dari kakeknya. Kalau boleh jujur sebenarnya Arlen sedang merasa sedikit galau karena sekarang dia kembali tidak bisa berkomunikasi sama sekali dengan Dewa. Namun dalam hatinya dia juga merasa bangga dengan pacarnya itu, tak lupa dia juga menguatkan dirinya sendiri bahwa ini semua demi kebaikan Dewa sendiri dan hubungan mereka. Arlen beberapa kali mengirimkan makanan hasil masakannya sendiri sebagai salah satu bentuk dukungan untuk Dewa. Tentu saja dia mengirimnya dengan menggunakan jasa ojek online. Tak jarang Dewa membalasnya dengan mengirim beberapa lembar surat yang berisi keluh kesah serta menceritakan bagaimana keadaannya sekarang. Rasanya seperti kembali ke tahun 50-an tapi menurut Arlen ini adalah sesuatu yang lucu sekaligus membuatnya senang. Setidaknya dengan begini dia bisa tahu soal kondisi Dewa. Meskipun setiap hari dia mendapat kabar soal pacarnya itu dari mamanya, tetap saja ada kebahagiaan tersendiri saat Arlen bisa mengetahui dari Dewa langsung.

Setiap suapan yang masuk ke mulutnya disertai dengan helaan napas lemah. Tak terasa 5 menit lagi bel masuk akan berbunyi. Segera saja Arlen beranjak meninggalkan kantin untuk menuju kelasnya. Tiap langkah kakinya terasa lemas tak bertenaga padahal baru saja dia menghabiskan makanannya. Ternyata menggalau juga bisa menghabiskan waktu dan tenaga, pikirnya.

Setibanya di kelas Arlen langsung mengambil tempat duduk tanpa mempedulikan anak-anak lain yang sedang ramai bergosip. Mereka tengah heboh membicarakan soal kedatangan guru olahraga baru sebagai pengganti pak Dani. Namanya pak Bram. Umurnya baru 31 tahun dengan parasnya yang bisa dibilang tampan serta badan yang tinggi dan atletis. Bram sudah mulai aktif mengajar sejak kemarin. Para siswi di kelas Arlen sedang bersemangat karena hari ini mereka memiliki pelajaran olahraga di jam ke-4 nanti. Mereka baru menghentikan obrolan ketika guru mata pelajaran sudah memasuki ruangan. Arlen sendiri sudah siap dengan bukunya. Meski sedang galau tapi dia harus tetap rajin belajar.

***

Arlen akhirnya bisa melihat seperti apa guru olahraga baru yang sedari tadi menjadi bahan gosip anak-anak di kelasnya. Menurutnya tidak ada yang spesial dari beliau. Terlihat pak Randi sedang menginstruksikan semua murid untuk berkumpul. Disampingnya ada pak Bram yang sedang berdiri sambil mengamati keadaan.

Pak Randi menjelaskan bahwa jam pelajaran olahraga kali ini akan diisi dengan materi latihan lari maraton untuk putra dan senam lantai untuk putri. Seperti biasa, tempat pembelajaran akan dipisah. Para siswi diinstruksikan untuk menuju gedung olahraga indoor. Untuk murid laki-laki diarahkan menuju lapangan sepak bola karena disana terdapat trek lari. Terlihat para murid perempuan banyak yang merasa kecewa. Pasalnya mereka ingin diajar oleh Bram namun guru tersebut justru memilih untuk menuju lapangan sepak bola.

"Baik anak-anak, tolong semua dengarkan saya dulu." Pak Bram buka suara setelah semua murid perempuan sudah pergi.

Menuruti perintah gurunya, semua yang ada disana berdiri dengan rapi sambil memperhatikan.

"Pertama-tama, perkenalkan nama saya Bramasta, kalian bisa panggil saya pak Bram. Seperti yang kalian tau, saya adalah guru baru pengganti pak Dani yang beberapa waktu lalu mengundurkan diri karena ada keperluan pribadi. Ini adalah pertemuan pertama saya bersama kelas ini dan saya harap kita bisa membina hubungan yang baik untuk kedepannya. Jangan ragu untuk bertanya atau meminta bantuan pada saya jika kalian mengalami kendala. Saya kira cukup perkenalan dari saya, apa ada yang perlu ditanyakan?"

"Pak, kalo boleh tau pak Bram dulu ngajar dimana?" Tanya seorang siswa.

"Saya dulu mengajar di Semarang lalu saya direkomendasikan oleh teman saya untuk mendaftar disini dan ternyata saya diterima."