Suara musik yang keras memenuhi ruangan karaoke dimana Darren, Bara, Rio, dan Rafa kini sedang berkumpul. Mereka berempat sudah janjian untuk mengajak Dewa dan Arlen kesini sebagai perayaan atas status mereka yang sudah official. Tenang saja, disini adalah tempat karaoke keluarga milik salah satu teman mereka. Mereka sengaja memilih karaoke karena ingin merasakan suasana baru. Tempatnya sangat nyaman dengan fasilitas yang lengkap. Ruangan yang mereka tempati berukuran 6x8 meter dengan kulkas dan snack bar di dalamnya.
Dewa dan Arlen langsung masuk kedalam begitu mereka sampai. Bisa mereka lihat disana sedang ada Darren yang tengah bernyanyi, Rafa yang sibuk memilih lagu berikutnya, dan Bara yang sedang bermain game di ponselnya sambil bersandar pada Rio.
"Arleeen." Rio langsung berdiri menyambut kedatangan Arlen sedangkan Bara kini sedang terguling di sofa akibat kelakuan pacarnya.
"Lama banget sih kamu."
"Sorry, tadi muter jalan soalnya ada yang lagi perbaikan pipa."
"Wiih, akhirnya dateng juga kalian. Nih, makan dulu guys." Tawar Rafa.
Dewa kini sudah duduk sambil menikmati makanan yang tersaji di meja. Arlen sendiri malah sedang dimonopoli oleh Rio. Berbagai macam pertanyaan langsung dilontarkan oleh Rio yang membuat Arlen hanya terkekeh melihat tingkahnya.
"Kamu kemarin baru buat mille feuille, ya?! Aku liat di storynya Dewa. Pasti enak, deh."
"Iya, hehe. Baru percobaan pertama tapi lumayan lah."
"Lumayan tapi bisa sampe bikin mama sama Ayu rebutan." Dewa berkomentar.
"Ih, aku mau coba. Itu kamu mau bikin menu baru buat toko?"
"Engga, Ri. Itu cuma coba-coba aja, kok."
"Kamu ngga mau buat lagi? Nanti aku beli, kamu tinggal bilang aja berapa harganya."
"Eh, ngga usah. Kalo lo mau nanti gue bikinin, ngga perlu bayar."
"Jangan gitu, kamu kan berbisnis jadi harus profesional."
"Ya tapi kan gue buat itu ngga untuk dijual."
"Ngga apa-apa, anggep aja aku pesen kue custom ke kamu."
"Gue setuju, Ar. Kalo lo jago di suatu bidang, jadiin itu sebagai sumber pendapatan lo. Lagian Rio sendiri kok yang mau. Dia kalo beli tuh ngga mungkin sedikit, lo bisa lumayan tekor kalo mau gratisin." Bara berpendapat.
"Atau gini aja, lo bisa buat itu jadi menu spesial gitu yang ngga harus tiap hari ada. Biar bisa jadi semacam surprise ke customer juga." Rafa memberi usul.
"Ide bagus, tuh."
"Gue emang ada kepikiran gitu, sih. Bikin special cake tapi cuma ada sekali atau dua kali doang seminggu. Terus nanti tiap minggu juga bakal beda menunya. Itung-itung biar orang juga ngga bosen dan gue juga bisa sekalian improve skill gue."
"Nah, itu gue setuju. Jangan lupa taruh juga buat di cafe." Darren mengingatkan.
"Kalo itu sih pasti."
"Tapi kamu udah kepikiran mau bikin apa aja?"
"Udah, Ri. Tapi masih dikit. Dan selama ini cuma Dewa sama keluarganya doang yang bisa gue mintain tolong jadi kelinci percobaan. Niatnya gue juga mau minta tolong ke kalian buat nyobain apa yang gue buat. Kira-kira kalian mau ngga?"
"Gass."
"Mau mau mau."
"Gue ngga bakal nolak, sih."
"Gue bakal dengan senang hati jadi kelinci percobaan lo."
"Giliran sama makanan enak kompak banget lo semua." Nyinyir Dewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRAJAMUSTI (BxB)
Teen FictionSebenernya gue orangnya males balas dendam tapi kayanya anak-anak modelan mereka kudu dikasih pelajaran sekali-kali. -Arlen Cover by Pinterest