5

10K 761 20
                                    

Sore ini para angota keluarga Maharaja terlihat sedang bersantai bersama. Sang kepala keluarga ditemani istri dan kedua anaknya tengah menunggu seseorang yang akan dibawa oleh anak kedua keluarga ini. Mereka ingin tahu seperti apa orang yang bisa membuat seorang Sadewa menaruh hati padanya. Selama ini yang mereka tahu Sadewa tidak pernah dekat dengan siapapun. Namun tiba-tiba anak itu malah cerita kalau dia sedang menyukai seseorang. Sampai-sampai Arjuna yang sedang kuliah di luar negeri pun memilih pulang mendadak karena penasaran.

Semua orang yang ada disana saling menyuarakan pendapatnya sampai suara mobil yang datang membuat mereka semua mengalihkan fokus ke arah pintu masuk.

"Maa, nih aku bawa calon mantu."

Arlen melebarkan matanya mendengar hal itu. Dia pun membeku di tempat. Baru saja melangkahkan kaki di rumah itu tapi dia sudah dibuat malu.

"Dewa, kamu tuh kebiasaan kalo masuk rumah bukannya salam yang bener malah teriak-teriak." Balas ibu Dewa yang menyambut mereka berdua.

Dewa hanya membalas dengan cengiran lebar.

"Halo, tante. Saya Arlen, maaf mengganggu waktunya."

"Oh ya ampun Arlen kamu udah segede ini. Dulu tante pernah gendong kamu pas kamu masih umur 4 tahun. Duh makin manis aja."

"Iyakah tante? Tapi maaf ya saya ngga inget sama sekali."

"Ngga apa-apa, wajar kan emang kamu masih kecil."

"Mama gimana sih? Kok Arlen doang yang disambut? Anak sendiri malah dikacangin." Protes Dewa yang merasa diabaikan.

"Biarin, mama masih kesel sama kamu. Ayo nak Arlen kita masuk, udah ditungguin."

Saat memasuki ruang tamu, dapat dilihat bahwa keluarga Dewa sudah berkumpul disana. Ayahnya duduk di sofa tengah, kakaknya berada di single seat, sedangkan adiknya duduk dibawah sambil memakan cemilan. Ibu Dewa menarik Arlen untuk duduk bersamanya.

"Nah, nak Arlen kami ini keluarganya Dewa. Kenalin, ini ayahnya, namanya om Arsatya. Kalo saya tante Sinta. Yang itu kakaknya Dewa namanya Arjuna, nah kalo yang dibawah itu adiknya namanya Ayu."

"Salam kenal semuanya, saya Arlen." Arlen membungkuk sopan. Dia pun melihat mereka satu per satu. Entah kenapa, meskipun gugup tapi dia tidak merasa takut saat berada ditengah-tengah keluarga ini.

"Kamu kenal Dewa dimana, Ar?" Tanya tuan Arsatya dengan lembut.

"Ketemu di toko om. Pas itu Dewa lagi mau pesen kue terus kita ngobrol." Jawab Arlen sedikit kikuk. Tidak mungkin dia jujur soal pertemuan pertamanya dengan Dewa yang menurutnya mengesalkan.

"Arlen, kamu serius mau sama Dewa? Kamu ngga diapa-apain sama dia kan? Atau kamu diancem?"

"Apa jangan-jangan kak Arlen diguna-guna?" Ayu menimpali.

"Ayu, lo kalo ngomong jangan asal. Gue orang bersih, mana mungkin main ilmu hitam."

"Ar, lo masih sehat kan? Masih bisa mikir? Kenapa lo mau sama dia? Masih banyak cowok diluar yang lebih bener." Arjuna ikut berkomentar.

"Buset, kompak amat ngeroasting gue."

"Ya soalnya lo aneh kak. Dari dulu jomblo, dikenalin sana sini ngga mau eh tiba-tiba cerita ke kita kalo lo lagi suka sama orang."

"Iya, mama kenalin ke berbagai macam orang ujung-ujungnya cuma kamu jadiin temen."

"Udahlah ma, dia kan bukan anak kecil. Kalo emang ketemu yang cocok ya pasti dia mau sendiri."

"Tapi Jun, adek kamu tuh selama ini sukanya main doang sama temen-temennya. Tiap hari sama mereka terus."

"Ma, temen-temen aku emang cuma mereka. Emang mama ngga tau, sekarang tuh banyak orang fake. Kalo sampe aku punya temen baru tapi ternyata cuma mau manfaatin aku gimana? Mending sama mereka aja yang udah jelas-jelas tulus dan kenal sama aku dari lama."

BRAJAMUSTI (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang