Pagi tadi sewaktu di sekolah, Arlen tiba-tiba mendapatkan sebuah undangan. Selembar kertas berwarna biru langit tergeletak diatas bangkunya. Saat dia buka, ternyata itu adalah undangan acara ulang tahun dari siswi yang bernama Stefanie. Arlen merasa curiga kenapa dia tiba-tiba diundang di acara seperti ini mengingat biasanya dia dulu selalu tidak dianggap. Pasti ada yang mau melakukan sesuatu padanya. Apalagi Stefanie termasuk salah satu murid yang cukup terkenal di angkatannya karena beberapa kali pernah menjuarai lomba balet antar sekolah.
Kira-kira mereka mau ngapain lagi ya? Pasti ada yang punya niat busuk sama gue. Enaknya dateng apa ngga? Hmm...dateng aja lah, biar gue obrak-abrik acaranya kalo sampe ada yang macem-macem. Pikirnya.
***
Saat sedang asik makan di kantin, ada sekelompok siswi yang mendatangi mejanya. Ternyata itu adalah Stefanie dan dua orang temannya.
"Ar, tadi gue taruh undangan gue di meja, udah lo baca belum?"
Arlen mengamati mereka sebentar. Kelihatan jelas kalau sebenarnya Stefanie punya niat buruk padanya. "Udah."
"Jangan lupa dateng ya, semuanya gue undang kok. Nanti kita seru-seruan disana."
"Tumben? Kenapa lo ngundang gue?"
"Semuanya dapet, Ar. Masa gue mau ninggalin lo sendiri?"
Bullshit. "Lo yakin mau gue dateng?"
"Iya dong, lo juga harus have fun di acara gue. Lagian kita bentar lagi lulus, anggep aja ini bisa jadi salah satu kenangan buat diinget-inget nanti."
"Oke, gue usahain."
"Sip, dan ngga usah repot-repot bawa kado. Dengan lo dateng aja gue udah seneng banget, kok."
"Hm."
"Thanks ya, pokoknya gue tungguin lo besok di pesta gue."
Mereka akhirnya pergi dari meja yang dia tempati.
Sebenarnya Arlen bisa merasakan bahwa anak-anak ini punya niat jahat padanya tapi dia tidak bisa melihat apa yang akan mereka lakukan. Kemungkinan hal ini karena dia baru akan dikerjai pada saat acara besok malam. Sepertinya dia harus mempersiapkan diri terlebih dulu untuk menghadapi mereka. Dia harus bisa membuat rencana untuk menyelamatkan diri.
***
Disinilah Arlen sekarang berada. Tempat ini adalah sebuah restoran mewah dengan desain khas bangunan eropa di abad pertengahan. Acara ulang tahun Stefanie berada di bagian belakang restoran yang memiliki taman luas dan sebuah kolam renang karena memang tema pestanya adalah pool party. Arlen sampai di lokasi bertepatan dengan acara yang sudah dimulai. Setelah tiup lilin dan pemotongan kue, semua undangan dipersilakan menikmati hiburan dan makanan yang tersedia. Arlen mengambil tempat duduk yang dekat dengan tepi kolam karena disitu jauh dari hingar bingar musik. Setiap orang yang ingin memberikan kado, mereka akan naik ke panggung sambil mengucapkan selamat. Arlen menjadi orang terakhir yang belum menyerahkan hadiah dan masih setia diam di tempatnya. Dia melihat ke sekeliling dan orang-orang sedang asik menikmati pestanya.
"Ar, kok lo belum naik? Lo ngga bawa kado?" Salah satu teman Stefanie menghampiri dirinya.
"Masa lo ngga bawa, sih? Padahal yang lain udah ngasih semua." Temannya yang lain menimpali.
"Iya nih, bisa-bisanya lo ngga bawa apa-apa."
"Lo ngga tau malu banget."
"Udah guys, ngga apa-apa. Kalian jangan gitu, gue sendiri kok yang kemarin bilang ke Arlen biar ngga perlu ngasih kado." Stefanie tiba-tiba datang menghampiri tempatnya duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRAJAMUSTI (BxB)
Teen FictionSebenernya gue orangnya males balas dendam tapi kayanya anak-anak modelan mereka kudu dikasih pelajaran sekali-kali. -Arlen Cover by Pinterest