1

16.4K 1.1K 17
                                    

"Daripada gue bingung kaya orang bego, mending gue ke toko aja." Arlen pun beranjak dan membereskan kembali kekacauan yang dia buat tadi. Setelah itu, dia langsung berangkat menuju toko kue milik ibunya menggunakan motor matic yang sudah menemaninya sejak kelas 10. Jarak dari rumahnya ke toko hanya perlu waktu sekitar 20 menit.

"Hai kak Rev."

"Loh Arlen? Tumben masih sore udah kesini?"

"Aku gabut kak di rumah."

"Ya udah kalo gitu sini bantuin kakak. Hari ini rame banget yang beli."

"Aku bantu bersih-bersih ya?!"

"Oke."

Arlen pun mengambil sapu dan tempat sampah lalu mulai membersihkan bagian dalam toko. Benar kata Reva, hari ini banyak orang yang datang untuk membeli kue dari tokonya. Tanpa sadar dia tersenyum menyaksikan hal tersebut. Kerja keras ibunya kini terbayarkan. Arlen tak sabar ingin segera lulus lalu fokus mengelola toko kue ini bersama Reva. Ngomong-ngomong soal Reva, dia adalah orang kepercayaan ibunya Arlen. Reva adalah anak yatim piatu yang waktu itu sedang mencari kerja agar bisa sekolah dan kebetulan ibu Arlen baru membuka toko ini. Akhirnya Reva pun diterima bekerja dan karena kemampuannya lah dia bisa sampai menjadi tangan kanan ibunya Arlen. Hubungan mereka pun sudah seperti kakak adik.

"Kak, aku bersihin yang diluar dulu ya."

"Iya, makasih ya."

Bisa Arlen lihat di pelataran toko kini sudah agak kotor karena ada sampah dedaunan dan ada beberapa plastik kecil yang mungkin akibat dari terbawa angin. Ketika sudah hampir selesai, tiba-tiba ada bungkus permen yang terjatuh dan saat dilihat ternyata bungkus tersebut dibuang oleh laki-laki yang kini sedang turun dari atas motornya.

"Aw aduh duh duh. Lepasin sialan!" Tanpa banyak bicara, Arlen mendatangi pemuda tersebut dan menarik telinganya dengan keras.

"Buang yang bener!"

"Lo apa-apaan ha? Udah gila lo main narik kuping orang sembarangan."

"Gue ngga akan gitu kalo tadi lo ngga buang sampah sembarangan."

"Yaelah cuman permen sebiji doang."

"Ngga peduli, buang yang bener!"

"Kalo gue ngga mau?"

Arlen tanpa ragu memukulkan sapu yang dia bawa ke pemuda tersebut.

"Lo sialan banget sih."

"Ambil terus buang, atau lo ngga usah masuk?!"

"Asal lo tau ya, gue tuh pelanggan tetap disini jadi lo ngga bisa ngusir gue seenaknya."

"Dan asal lo tau, gue yang punya toko ini jadi gue berhak buat ngga ngijinin lo masuk."

"Anjing."

"Babi.

" Sombong banget lo. Awas ya, lo bakal nyesel kehilangan pelanggan kaya gue."

"Bodo amat. Toko gue ngga nerima pelanggan gila kaya lo."

"Oke, gue pergi."

Pemuda tersebut pun kembali menaiki motornya namun sesaat setelah itu, ponselnya berdering.

"Halo, ma."

"...."

"Iya ini aku udah sampe tokonya. Kenapa?"

"...."

"Belum."

"...."

"Hah? Nambah?"

BRAJAMUSTI (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang