Film yang mereka tonton sudah selesai. Sekarang saatnya mencari makan siang. Banyak menu yang terlintas di otaknya namun Arlen tidak bisa memutuskan. Karena bingung, akhirnya dia meminta pendapat pada orang di sebelahnya.
"Wa, enaknya kita makan apa?"
"Ramen aja, yuk."
"Ramen?"
"Iya, kenapa? Ngga mau?"
"Mmm... boleh. Di tempat biasa?"
"Hm."
"Oke."
Tanpa berlama-lama, Arlen langsung menarik tangan Dewa agar mereka bisa segera pergi ke tempat tujuan.
Ya, hari ini mereka sedang ngedate. Bagaimana bisa?
Karena Dewa sudah menyelesaikan semua tugas yang diberikan kakeknya. Hasilnya jauh dari kata berhasil alias sangat amat memuaskan. Kalau di Universitas, hasil yang didapat Dewa itu setara dengan Summa Cumlaude. Pencapaiannya bukan main.
Di try out yang diadakan sekolahnya, dia berhasil mendapat peringkat pertama dari keseluruhan peserta. Tak hanya itu, semua nilainya mendekati sempurna dengan rata-rata 9,89. Orang tua, teman-teman, sampai guru-gurunya merasa heran. Sebenarnya mereka semua tahu kalau Dewa itu anak yang cerdas hanya saja selama ini mereka tidak pernah melihatnya se-ambisius ini. Wali kelasnya bahkan sampai menginterogasi Dewa di ruang konseling. Beliau takut kalau ternyata anak didiknya ini sedang kerasukan. Sedangkan Dewa yang diperlakukan seperti itu hanya bisa tertawa canggung dan tak tahu harus menjawab apa.
Lalu untuk lomba debat yang dia ikuti, Dewa mendapat posisi runner-up namun selain itu dia juga mendapat penghargaan sebagai peserta dengan performa dan materi terbaik. Semua bahan yang dia bawakan mendapat apresiasi tertinggi dari para juri. Bahkan tulisannya juga dipuji karena sangat runtut, rinci, serta mudah dipahami. Sekali lagi para guru di sekolah Dewa dibuat tercengang saat dia bisa membawa pulang dua piala sekaligus.
Bagaimana dengan band yang berada dibawah naungan label musik papanya dan saat ini sedang comeback dengan album baru mereka? Kalau soal ini, kemampuan Dewa tak perlu diragukan lagi. Semua lagu dari band tersebut mampu memuncaki seluruh chart musik dari berbagai platform. Album mereka telah terjual lebih dari lima ratus ribu copy dan lebih dari tiga juta streaming harian. Jangan heran jika lagu-lagu mereka diputar di radio hampir setiap waktu. Tawaran untuk tampil di berbagai acara terus berdatangan. Jelas saja hal ini membuat nama label musiknya ikut melambung.
Arlen sangat bangga dengan semua usaha Dewa untuk mencapai itu semua. Hal tersebut jelas melampaui ekspektasi kakeknya. Arlen ingin memberikan sesuatu sebagai hadiah namun saat ditanya, Dewa hanya ingin seharian menghabiskan waktu dengannya. Tentu Arlen langsung mengabulkannya karena dia sendiri juga sangat merindukan kekasihnya ini. Dan memang mereka berdua sudah bersama sejak pagi tadi dimulai dari sarapan, kemudian menonton film, lalu sekarang waktunya makan siang. Sesuai kesepakatan, keduanya menuju ke tempat ramen yang biasa mereka kunjungi.
Suasana restoran yang mereka datangi nampak ramai namun tidak sampai penuh. Seorang pelayan menyambut kedatangan mereka dengan ramah dan menuntun keduanya menuju kursi kosong lalu memberikan buku menu. Dewa memesan ramen porsi besar sedangkan Arlen memilih porsi biasa karena dia juga ingin makan sushi. Tak berapa lama, makanan mereka akhirnya datang.
"Itadakimassu."
"Itadakimassu."
"Udah lama kita ngga makan ramen disini."
"Lo lupa bulan lalu kita kesini sama Bara sama Rio?"
"Iya, kah? Kayanya gue terlalu fokus belajar sampe lupa waktu."
KAMU SEDANG MEMBACA
BRAJAMUSTI (BxB)
Teen FictionSebenernya gue orangnya males balas dendam tapi kayanya anak-anak modelan mereka kudu dikasih pelajaran sekali-kali. -Arlen Cover by Pinterest