32 (END)

8.3K 542 24
                                    

Arlen tengah berada di depan tokonya seorang diri. Anehnya, keadaan sekitar sangat sepi seperti tidak ada kehidupan. Dia juga tidak tahu kenapa bisa tiba-tiba ada disini. Pikirannya dipenuhi dengan kebingungan dan sedikit rasa takut.

"Hai."

Sebuah suara membuatnya menoleh kebelakang dan melihat sesosok remaja laki-laki yang kemungkinan seumuran dengannya.

"Hai, akhirnya aku bisa ketemu sama kamu." Sapanya lagi.

"...."

"Kok diem?"

"Lo... Arlen?"

"Iya, salam kenal ya, Arlendra."

Ternyata jiwa yang selama ini menempati raga milik Arlen adalah Arlendra. Ini adalah kali pertama dia bisa bertemu langsung dengan pemilik asli dari tubuh yang ditempatinya.

"Iya.. hai."

"Jangan gugup gitu, dong. Aku ngga jahat, kok."

"Sorry, soalnya ini pertama kali kita ketemu."

"Hmm."

"Ini dimana, ya? Kok sepi gini?"

"Aku juga ngga tau ini tempat apa, tapi selama ini aku udah disini."

"Sendiri?"

"Engga, ada perempuan yang sering kesini nemuin aku. Biasanya dia ngeliatin ke aku apa aja yang terjadi sama kamu. Kayanya dia yang jaga tempat ini, deh."

"Terus? Ini maksudnya apa? Kenapa gue tiba-tiba ada disini?"

"Karena aku bilang ke dia kalo aku pengen ketemu sama kamu."

"Buat?"

"Buat ngucapin terima kasih."

"Terima kasih?"

"Iya, aku mau ngucapin terima kasih atas apa yang udah kamu lakuin di hidup aku."

"Lo serius?"

"Hmm, berkat kamu aku udah ngga menderita lagi karena dibully. Terus kamu juga udah buat usaha peninggalan ibu aku jadi lebih berkembang. Makasih, ya."

"Lo harusnya jangan berterima kasih ke gue."

"Kenapa?"

"Karena menurut gue itu semua harusnya jadi punya lo. Harusnya lo bisa ngerasa happy karena udah bebas dari anak-anak yang jahatin lo. Harusnya lo juga bisa ngerasa bangga karena bisnis yang ditinggalin ibu lo sekarang udah jadi besar. Oh iya, satu lagi. Harusnya lo juga bisa ngerasain bahagia karena dapetin pasangan yang sayang banget sama lo."

Arlen langsung memeluk Arlendra dengan sangat erat.

"Bukan, itu semua hak kamu. Tau, ngga? Berkat kamu, badan aku udah ngga ngerasain sakit lagi, tangan aku ngga perlu berdarah lagi, kepala aku ngga perlu luka lagi, mata aku ngga perlu nangis lagi, telinga aku ngga perlu dengerin omongan-omongan buruk lagi, dan otak aku ngga perlu dipenuhi ketakutan lagi. Terima kasih, ya."

"...."

"Dan berkat kamu juga, kerja keras ibu aku terbayar. Aku yakin ibu aku bisa bahagia disana."

"Lo yakin?"

"Banget."

"Tapi serius, Ar. Gue tuh ngerasa kaya gue seakan-akan ngerebut semua itu dari lo."

"Engga, itu semua adalah hasil usaha kamu sendiri. Jadi kamu ngga perlu ngerasa bersalah sama aku."

"Tapi... "

BRAJAMUSTI (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang