9

7.9K 711 38
                                    

Ulangan dadakan memang menyebalkan. Meskipun Arlen sudah paham dengan materinya dan yakin bisa mengerjakan, tetap saja dia merasa lelah setelah berhadapan dengan dua lembar soal-soal fisika yang sangat menguras otaknya. Untung saja jam pelajaran fisika itu mendekati waktu istirahat pertama jadi Arlen masih memiliki waktu 30 menit untuk mendinginkan kepalanya sebelum bel berbunyi. Bisa dia lihat semua murid yang ada di kelasnya juga terlihat kesal dan beberapa ada yang mengeluh gara-gara kejadian ini. Arlen tak mau ambil pusing dan dia hanya lanjut fokus bermain game di ponselnya.

"Wih, ada tukang jualan nih."

Bel istirahat pun berdering dan Arlen segera bergegas untuk keluar kelas namun tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri tempat duduknya. Arlen yang tadinya akan keluar kini terhenti dan melihat ke arah orang yang berbicara padanya. Di name tagnya tertulis nama Adrian. Dia tahu apa yang akan dilakukan oleh Adrian tapi sengaja dia biarkan dan mengikuti kemauannya.

"Guys, kalian tau ngga, ternyata selama ini Arlen tuh tukang jualan. Dan gue kasih tau ke kalian semua, yang dia jual tuh bukan barang tapi dirinya sendiri."

"Maksud lo?" Salah seorang murid bertanya ke Adrian.

"Iya, Arlen tuh jual diri ke orang-orang kaya. Nih, gue ada buktinya."

Adrian mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan beberapa foto ke murid-murid yang lain. Banyak yang penasaran sekaligus terkejut setelah melihat apa yang tampil disana.

"Ini elo, kan?"

Arlen melihat ke layar ponsel yang ada di depan wajahnya. Dahinya mengerut menyaksikan foto yang tengah ditampilkan.

"Kalian liat sendiri kan ini tuh jelas-jelas dia. Dan cowok ini bukan dari sekolah kita, siapa lagi kalo bukan 'temen kencan' Arlen? Apalagi dia pake mobil sport, udah pasti lah dia anak orang kaya."

"Berarti selama ini Arlen cari mangsa diluar dong?" Sahut salah satu orang disana.

"Ya mestilah, anak dari sekolah kita mana mau sama dia."

Memang benar foto tersebut menampilkan Arlen yang sedang berjalan berdua dengan seorang laki-laki lalu masuk kedalam sebuah mobil sport mewah. Mereka berdua nampak sangat akrab namun itu bukanlah seperti apa yang dituduhkan padanya.

Flashback

Arlen kini baru selesai berbelanja untuk kebutuhan tokonya. Banyak barang yang dia beli mengingat kini dia harus membuat lebih banyak kue untuk dijual di cafe Altair. Total ada tiga buah kantong besar yang tergeletak di kedua kakinya. Tadi dia menggunakan jasa taksi online untuk menuju kesini karena memang dia akan membawa banyak barang jadi sekarang pun dia juga akan menggunakan transportasi yang sama untuk pulang.

"Loh, Arlen?"

Baru saja hendak membuka kunci layar ponselnya, tiba-tiba ada seseorang yang memanggilnya dan ketika dia menoleh, ternyata orang itu adalah Rafael.

"Eh, elo Raf. Kok bisa disini?"

"Iya, gue baru balik kerkel dari rumah temen gue di sekitar sini. Pas balik, mommy gue nitip suruh beli daging karena di rumah ternyata udah habis."

"Ooh."

"Banyak banget belanjaan lo?"

"Iya, kan buat bahan-bahan jualan."

"Sini, gue bantu bawain. Kendaraan lo mana?"

"Ngga apa-apa, Raf. Ini gue mau pesen taksi dulu."

"Bareng gue aja yuk daripada lo kelamaan nunggu. Sekarang kan jam orang pulang kantor pasti jalanan macet."

"Ngga usah, gue ngga mau ngrepotin."

BRAJAMUSTI (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang