"Jungkook ada apa dengamu? Kenapa menangis?" Seokjin sangat khawatir. Sambil berjalan menuju parkiran untuk ke hotel Xesa diikuti Jiwoong.
Belakangan ini kondisi Jungkook sudah membaik.Lagi pula saat pergi tadi Jungkook masih ceria bahkan masih sempat bercanda dengan Kakeknya.
Jiwoong mengambil handphone Seokjin"Jungkook sayang, kenapa menangis? Katakan pada hyung apa yang terjadi?"
Jungkook yang sekarang di lobi hotel masih berpura - pura menangis dengan akting yang meyakinkan karena belajar saat dia menjadi asisten Hanwol dalam drama atau film. Untungnya ilmu yang dia dapatkan tidak menghilang jadi aktingnya sangat terasa nyata.
Hoseok yang melihatnya jika tidak diberitahu maka dia tidak akan percaya bahwa Jungkook hanya akting saja. Orang - orang yang masuk merasa patah hati melihat anak manis seperti Jungkook menangis seperti itu. Hoseok yang juga memiliki ide tersendiri dan mengambil handphone jungkook yang masih tersambung.
" Hyung ini aku Hoseok."
"Hoseok ternyata kamu yang Jungkook temui. Ada apa? Jungkook tadi berkata hanya pergi ke cafe kenapa sekarang di hotel?" Jiwoong merasa agak lega karena Jungkook ditemani Hoseok, walaupun tidak sepenuhnya karena masih mendengar sayup- sayup tangisan Jungkook.
" Benar Hyung kami memang ada di cafe tapi, aku mendapatkan kabar dari temanku yang kebetulan di hotel Xesa melihat Jaesong dan Hanwol memesan kamar dan menginap di kamar yang sama. Sebab itulah kami kemari dan meminta Hyung untuk datang mengkonfirmasi kebenarannya bersama." Ucap Hoseok yang didramatisir. Jiwoong yang sangat marah langsung mematikan teleponnya
Seokjin dan Jiwoong sangat marah kepada Jaesong. Beraninya dia bermain di belakang adiknya.Sebenarnya seluruh keluarga sudah sangat tidak puas pada Jaesong sejak lama. Saat Jungkook terluka Jaesong sama sekali tidak terlihat atau mengunjungi Jungkook. Sudah tidak memiliki kontribusi dan malah menyakiti Jungkook saat mentalnya sedang terpuruk. Seokjin takut Jungkook nekad menyakiti dirinya. Semenjak diagnosa dari psikiater telah membuat keluarganya selalu ketakutan dan bekerja keras agar mood Jungkook selalu baik. Dan Jaesong sialan itu malah melakukan hal yang bisa memicu depresi Jungkook. Demi skincare dan panci kesayangannya dia akan menghancurkan Jaesong jika adiknya kenapa - napa.
Seokjin yang semakin marah mengemudikan mobilnya dengan gila - gilaan dan menoleh kesamping, " Jiwoong beritahu Namjoon untuk segera ke hotel Xesa sekarang!"
Seokjin butuh Namjoonya karena dialah yang lebih dewasa. Seokjin takut jika dia kelepasan emosi akan lebih memperburuk keadaan. Seokjin yakin jika tidak ada Namjoon ,maka Jaesong akan dikirimkan ke keluarganya dalam bentuk abu.
Lima belas menit kemudian mereka sampai dan lari menuju Jungkook yang masih dipeluk Hoseok di sofa lobi. Seokjin langsung mengambil Jungkook dari pelukan Hoseok dan memeluknya erat.
Tidak lama kemudian Namjoon datang dan melihat semua dengan bingung walaupun bisa sedikit menebak dari semua gerak - gerik yang ada di lobi. Sejujurnya Jiwoong hanya memintanya datang kesini atas nama tunangannya. Sebagai tunangan berdedikasi maka ia datang.
Melihat semuanya lengkap pandangan Seokjin jatuh pada Hoseok. " Hyung aku sudah memanggil manajer kemari dan kita akan segera kesana." Ucap Hoseok berbarengan dengan manager Hotel yang datang.
Manager hotel berkeringat dingin melihat keluarga kelas atas berkumpul. Saat ditelpon dan menyebutkan nama Keluarga Jung, ia tahu akan ada sesuatu yang besar terjadi ditambah ada Keluarga Jeon disini.
" Tuan anda pasti memiliki kunci cadangan bukan? Aku harap anda memiliki kunci nomor 305." Hoseok menatap manager hotel dengan menyipit. Manager hotel hanya menghela napas dan melambaikan tangan dan meminta salah satu staff untuk mengambil kuncinya.
Mereka semua dengan hati berdebar menuju kamar 305 dan membuka pintunya. Ketika masuk terlihat kamar berantakan dengan pakaian bertebaran. Ada banyak botol alcohol serta barang dewasa. Tatapan mereka jatuh pada kasur dengan gundukan selimut diatasnya.
Seokjin yang kepalang emosi menyingkap selimut dan melihat Jaesong dan Hanwol berpelukan tanpa busana. Mata Seokjin merah menatap ini semua dan langsung menarik Jaesong dan menamparnya dengan keras. Untungnya Namjoon dengan sigap memeluk Seokjin dari belakang agar dia tidak lost control.
Jaesong langsung terbangun dan melotot melihat Seokjin disini. Dia langsung melihat sekeliling yang telah dipenuhi oleh anggota Keluarga Jeon termasuk Jungkook yang menangis di pelukan Jiwoong yang matanya menatap sangat tajam.
" Jungkook! A-aku bisa jelaskan jangan marah" Jaesong berkata dengan jantung bergemuruh kencang.
.
.
.
Thank You yang sudah baca ceritaku💕
KAMU SEDANG MEMBACA
My White Moonlight Has Become Lovely
Romance" Semua yang aku lakukan di kehidupan masa lalu semuanya salah,hanya kali ini akan jadi benar" -Jungkook " Kamu adalah cahaya kasihku,maka aku akan jadi gelap agar kau tetap bersinar bagai rembulan" -Taehyung - Happy Ending - BXB - Taekook - Missgen...