3.Aneh

815 59 0
                                    




Selama pengobatan Jungkook terbilang berubah menjadi anak yang penurut dan tenang. Jungkook menajalani pengobatan dan terapi yang dianjurkan oleh dokter keluarga yang juga bekerja di rumah sakit tersebut tanpa protes atau tantrum. Bahkan ketika pihak polisi mewawancarai Jungkook terlihat bahwa dia sama sekali tidak menunjukkan ketakutan yang biasanya dialami oleh korban.

Di kehidupan sebelumnya selama masa Jungkook dirawat seringkali berbuat semena - mena,pemarah, dan pemberontak terutama untuk sesi minum obat dan konseling pada dokter. Hanya Dokter Kun saja yang mampu mengurus Jungkook karena semua dokter yang bertugas mengaku angkat tangan jika harus mengahadapi semua kelakuan nakal Jungkook.

Dokter Kun merasa cukup skeptis beberapa hari ini. Sikap Jungkook yang terlalu tenang membuatnya lebih merasa takut dibandingkan sikap Jungkook biasanya. Ia berpikir sepertinya Jungkook tengah merencanakan sesuatu tapi untuk berbuat keonaran yang parah namun, setelah ditunggu dua sampai tiga hari tidak ada satu pun kenakalan yang dibuatnya.

Dulu Jungkook anak yang cukup banyak bicara, ia sangat suka berbicara walaupun agak cerewet tapi caranya dalam berbicara mirip seperti anak kecil yang menunjukkan apa yang dilihatnya pada ibunya.

Dahulu kadang jika jadwal pemeriksaan tiba Jungkook tidak ada di dalam kamar melainkan mengelilingi sekitar kamar rawat inapnya.

Para petugas medis yang bekerja sudah mencoba berbagai cara agar Jungkook diam tapi, Jungkook adalah anak yang nekad. Ia berani melepas infus dan dengan tangan berdarah - darah lari hanya untuk ke taman dan bermain di kolam ikan.

Jika ditanya selalu mengatakan setidaknya dia tidak kabur. Hal inilah yang membuat beberapa petugas akhirnya sedikit melonggarkan Jungkook dengan batasan hanya bisa bermain di sekitar lantai tempat dirawat tanpa menganggu pasien lain.

Sikap Jungkook saat ini yang cenderung pendiam bahkan tidak berinteraksi dengan perawat membuat Dokter Kun bertanya - tanya. Jika dalam sesi kunjungan rutin pemeriksaan Jungkook terlihat sangat tenang  dan kooperatif . Hanya saja ia merasa seakan ada lain dari Jungkook.

Para perawat yang berjaga malam mengatakan ketika pengecekan di terhadap pasien mereka tidak sengaja memergoki Jungkook menangis  sambil mengatakan maaf berulang kali. Kejadian terjadi disaksikan oleh beberapa perawat.

Oleh karena itu, Dokter Kun menghubungi kedua orang tua Jungkook yaitu Jeong Woobin dan Jeon Yoona untuk menuju ke ruangannya setelah jam makan siang dan sesi pemeriksaan rutin telah diselesaikan untuk jadwal siang.

+++

Ketika orang tua Jungkook masuk , dokter Kun menyambut dengan senyum dan mempersilahkan keduanya untuk masuk.

"Selamat siang Dokter Kun , mengapa memanggil kami untuk datang kesini? Apakah putra bungsu saya kembali berulah?" Kata ayah Jeon dengan nada yang pasrah karena ini bukan pertama kalinya dokter mengeluh akan akan sikap putra nakalnya.

"Bukan seperti anda duga Tuan Jeon, selama Jungkook disini perilakunya mengalami perubahan yang cukup signifikan. Bisa anda sadari bahwa Jungkook tidak bersikap nakal seperti sikapnya terakhir kali ia dirawat?" Kata Dokter Kun dengan tenang.

" Apakah ada masalah dengan putra kami dokter? Saya juga merasa ada yang berubah dari putra saya setelah kecelakaan itu terjadi. Jungkook terlalu tenang dan berubah drastis untuk seseorang yang mengalami kecelakaan dengan cara sabotase , apakah ada sesuatu yang terjadi di kepalanya dalam bentuk benturan dan sebagainya?"

Yoona menunjukkan keresahannya. Putra manisnya itu terlalu kalem dan penurut dan hatinya menjadi tidak tenang. Sikap dan senyumnya selama ini semata agar putranya tidak ikut gelisah dan bisa fokus untuk kesembuhannya.

Tapi, di hati kecilnya mengatakan bahwa putranya seperti sedang menyembunyikan sesuatu dan tidak baik - baik saja.

"Tenang Nyonya Jeon untuk kesehatan Jungkook sendiri kami telah melalukan pengecekan dan dibagian kepala hanya terdampak benturan ringan karena saat Jungkook kecelakaan menggunakan helm. Saya disini ingin menanyakan pendapat dan merekomendasikan beberapa psikolog dan pskiater untuk Jungkook."

Dokter Kun mulai was - was karena wajah sepasang suami istri tersebut mulai berubah kaget dan pucat.

"Maksud anda apa? Apakah putraku mengalami gangguan psikologis?Rasanya aneh saat Jungkook terlalu tenang saat diwawancarai . Kami memanjakan Jungkook dan dia sangat dramatis orangnya. Bagaimana dia bisa menahan ini semua?" Tuan Jeon dengan cepat mengeluarkan asumsinya.

"Saya belum bisa mengatakan apakah hal tersebut benar tapi mengingat perubahan dan gejalanya saya merasa Jungkook mengindikasikan adanya depresi  karena beberapa petugas medis mengatakan bahwa Jungkook sering menangis dan berkata maaf beberapa kali.Walaupun ini masih asumsi saya ingin mengonsultasikan kepada Tuan dan Nyonya agar Jungkook segera ditangani. Dan saya harap apa yang saya sampaikan tidak benar - benar terjadi."Ucap Dokter Kun dengan hati yang sedih.

Kun sudah menganggap Jungkook seperti keponakannya sendiri, sikapnya yang terkadang membuatnya pusing membekas di hatinya karena selama karier sebagai seorang dokter ia belum pernah mendapat pasien seperti Jungkook.

Lagipun Keluarganya selama tiga generasi ini telah mengabdikan diri sebagai dokter kepercayaan keluarga Jeon sehingga ini juga membuatnya berani mengajukan hal yang disampaikan tadi sebagai wujud pengabdian menggantikan sang ayah serta wujud kasih sayangnya pada Jungkook.

"Terimakasih Dokter Kun, saya akan mendiskusikan ini dengan keluarga terlebih dahulu. Setidaknya kami bisa mengetahui langlah lebih lanjut mengenai kesembuhan putra bungsu kami. Kami juga sedang mendalami kecelakaan yang dialaminya yang mungkin menjadi penyebab depresi yang mungkin dialaminya. kami juga memohon agar putra kami bisa lebih diawasi karena sifat Jungkook yang nekad dan sulit ditebak." Jeon Woobin selaku ayah Jungkook sangat khawatir dengan keadaan putranya.

Memang ia ingin putranya untuk bisa mengendalikan sikap dan berperilaku lebih sopan. Tapi jika perilaku sopan itu didapat karena trauma, ia lebih memilih agar putra kecilnya tetap menjadi anak yang nakal karena ia tak tega jika benar putranya mengalami hal tersebut. Karena ia mencintai kedua putranya apa adanya dan hanya ingin keduanya hidup bahagia dengan cara mereka sendiri.




My White Moonlight Has Become LovelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang