42. Musuh

515 63 1
                                    



Jungkook berjalan menuju pintu masuk yang terlihat bahwa supirnya telah menunggu. Segera setelah masuk  dan perjalanan menuju mansion Kim.

Awal perjalanan begitu lancar hingga Jungkook merasakan kejanggalan. Para agent yang biasa menjaganya tidak terlihat menjaga dari jauh. Sikap santainya berubah menjadi waspada dan memandang supirnya yang terlihat sibuk dengan headset walkie talkienya.

'Belum lama pelatihan selesai sepertinya ilmu yang kudapatkan langsung dipraktekan. Menyenangkan sekali.' batinnya

"Vernon katakan padaku dengan jujur apa masalahnya?" Jungkook menanyakan penyebab keadaan 'genting' saat ini.

"Nyonya sepertinya musuh keluarga Kim menargetkan kita. Mereka menunggu kita dari gedung olahraga. Para agen sedang berusaha menghentikan orang - orang itu."

"Mereka tahu aku adalah pasangan dari Taehyung?"

"Tidak Nyonya karena berdasarkan informasi para agen bahwa mereka akan menyerang siapapun yang terlihat atau berhubungan dengan keluarga Kim. Kemungkinan mereka mengenali saya dan secara buta menyerang."

"Maksudmu siapapun selama terlihat menggunakan kendaraan atau berhubungan dekat dengan Kim akan diserang."

"Benar Nyonya, Dokyeom mengabarkan semua anggota Kim dan Jeon aman karena pada waktu ini secara kebetulan hanya kamilah yang keluar. Tuan Seungheon mengutus Ren yang dalam perjalanan untuk membantu pengamanan."

"Percepat ke daerah yang minim penduduk! Jangan sampai ada warga yang terluka dan menjadi berita besar."

"Siap!! Laksanakan nyonya!"

Jungkook mengambil headset walkie talkienya di dalam tasnya yang langsung terhubung dengan sang suami.

"Sayang!! Apakah kamu terluka? Jangan takut saya akan segera menemuimu."

"Hyung aku tidak apa - apa. Tidak perlu Hyung repot - repot membantu aku bisa menghadle semuanya. Masih ingatkan bahwa aku sebagai istrimu adalah kekuatan bukan kelemahan. Seorang Nyonya Kim tidak akan gentar hanya dengan masalah kecil ini. Bahkan Ren sudah dalam perjalanan. Hyung mau mempercayaiku kan?"

Terdengan suara hembusan nafas keras suaminya ketika mendengar alsannya menolak bantuan. "Saya percaya padamu Jungkook. Tolong jaga kepercayaan saya bahwa kamu akan selamat dan sehat. Masalah ini sementara saya putuskan semua ada pada tanganmu termasuk agen yang bertugas. Jadi selamat bertugas agen J 097."

"Pesan diterima! Terimakasih agen Victory 095" Pesan keduanya terputus dan Jungkook segera menguhubungi Ren yang dalam perjalanan.

"Sekitar 5 kilometer dari titik ini adalah tempat sepi, aku akan memancing mereka ke sana."

"Itu berbahaya Jungkook karena mereka telah terlatih."

"Aku juga terlatih Ren dan ini saatnya aku menguji seberapa bagus hasil latihan selama di markas. Ada Vernon juga di sini, semua ada di kendaliku Ren." Jawab Jungkook yang mulai memakai rompi anti pelurunya dan mengambil handguns yaitu glock 27 dengan silencer yang terpasang.

"Aku dan Jeonghan secepatnya menuju titikmu."

"Apakah sudah memberitahu Seungcheol Hyung? Jaga Jeonghan dengan baik Ren jangan sampai Jeonghan Hyung terluka. Ini hanya masalah kecil dan aku tidak mau menjadi perang karena Seungcheol Hyung menggunakan tank kesayangannya."

"Aku masih seorang agen! Jangan remehkan aku! Dasar agen J 097! Mau aku tidak bersedia menjadi tatto artismu lagi?!"

"Jangan!! Suamiku sangat suka hasil karyamu jadi jangan sampai aku kehilangan tatto artis kebanggaan Markas Kim."

"Tuan Kim Taehyung lihatlah istrimu ini! Sangat liar dan nakal sekali"

"Aku masih anak nakal Hyung. Perbedaannya aku menunjukkan kenakalanku secara privat saja."

"Oke! You two stop!! Agen J 097 mohon kami sudah dalam radius 500 meter di dekatmu dan akan segera sampai di titik yang kamu minta."

"Diterima! Selamat bertemu di titik kumpul!" Jungkook langsung bersiap menggunakan penutup kepala. Identitasnya jangan sampai diketahui saat ini.  Jika sampai bocor maka Jaesong dan orang dibelakangnya akan dengan memanipulasi kejadian hari ini.

Akhirnya sampai pada sebuah bangunan bekas apartemen yang terbengkalai. Baru saja mobil mereka berhenti tiba - tiba banyak mobil yang mengelilinya dan mengepung Jungkook. Vernon sebagai supir sudah bersiap dengan senjata lengkap. Wajahnya begitu serius dan waspada karena tanggung jawabnya menjaga Nyonya Kim.

Seorang pria yang terlihat tidak seperti orang Korea berjalan mendekati mobil Jungkook sambil menodongkan pistolnya dan mulai menembaki mobil Jungkook.

'Sial! Beraninya mereka merusak mobilku! Dasar cecunguk kurang ajar! Aku kejar ke ujung dunia karena mereka uang milyaran untuk membeli mobil ini melayang!'

"Buka pintunya! Keluar sekarang juga! " 

"Vernon tunggu aba - abaku lalu kita akan keluar dan menyerang."

"Dipahami agen 097" Vernon menggunakan code name agar identitas Jungkook tidak terendus.

"Hoi!! Tuli kuping kalian! Buka cepat dan keluar!" Pria itu mengkode anak buahnya agar bersiap menebaki mobil itu. Bossnya menginginkan anggota keluarga Kim baik hidup atau mati.

Saat anak buah pria itu ingin melepaskan pelatuk, Jungkook mengkode Vernon dan keluar secara tiba - tiba dan langsung menebak bahu pria yang Jungkook yakini sebagai ketua operasi ini.

Kejadiannya berlangsung sangat cepat dan memicu baku tembak. Segera melangkahkan dirinya pada bangunan untuk mengecoh lawan. 

"097 kami sudah sampai! Kamu dimana?"

" Aku di lobi bangunan apartement. Bersihkan area jangan sampai  ada yang kabur dan bawa ke markas."

"Siap 86"

Tak lama terdengar teriakan beberapa bawahan yang diserang oleh agen dari keluarga Kim. Jungkook sendiri menjelajahi area kosong ini dan mulai melumpuhkan satu persatu anak buah pria yang menyerangnya. Ada sekita sepuluh orang yang Jungkook lumpuhkan dan akan terus bertambah.

'Seru sekali! seperti permainan paintball' 

"Agen J semua sudah clear!"

"Saya kesana.Kerennya organisasi Kim ini. Sangat efisien."

Sampai di titik pertama kali masuk di area apartemen ini, mata Jungkook melihat para agen sibuk mengumpulkan mereka yang ditangkap yang dimasukkan ke dalam bis tahanan khusus. Lalu matanya menyusuri daerah lainnya sampai bertemu dengan mobil BMW miliknya yang teronggok manis dengan keadaan rusak. Suasana hati yang senang berubah menjadi rasa kesal.

Walau begitu baik Ren, Dokyeom, Vernon, dan Jeonghan merasa lega karena Jungkook tidak terluka. Entah hukuman apa yang mereka dapatkan jika kesayangan Kim Taehyung terluka, sepertinya kematian langsung adalah hal teringan yang bisa mereka dapat.

Merasakan hawa gelap dari Jungkook membuat Jeonghan memperhatikan istri dari tuannya yang tampaknya marah.

"Kau kenapa?"

"Hyung mobil itu masih baru dibeli sebulan yang lalu. Aku baru memakainya dua kali ini dan langsung rusak oleh mereka. Apakah asuransi bisa mengcovernya?"

"Lihat bekas tembakan yang memenuhi body mobil. Jangan acc asuransi, jika membawa ke dealer mobil mungkin mereka akan lari terlebih dahulu karena bekas tembakan yang mengerikan itu."

"Mobil seharga milyaran hilang begitu saja. Hatiku berdarah karena sakit."

"Mengapa pusing? Tuan kita membeli tank dan jet tempur saja santai apalagi mobil seperti ini."  Jeonghan dengan santai menanggapinya, hanya mobil bukan masalah besar.

"Ayo pulang, Jungkook. Tuan Victory meminta kamu untuk segera pulang" Ren segera menyeret Jungkook yang masih belum ikhlas mobil barunya di derek.



My White Moonlight Has Become LovelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang