Episode 61 : Misteri Yang Tidak Terungkap

62 7 4
                                    

Kota Pulau Rintis telah memasukki waktu malam, tepatnya pada jam delapan malam. Begitu juga dengan Kota Bandar Hilir yang berada di daerah Malaka, dekat dengan Kota Pulau Rintis.

Boboiboy, Fang, Eldo Davian, Kaizo, Amato dan Tok Aba telah tiba di rumah milik Andy Razak, yang sebenarnya adalah milik rumah Almarhum Keluarga Iskandar. Para anggota keluarga itu bertemu dengan gadis bernama Wulan Audrey yang ingin membeli rumah milik Almarhum Pian. Mereka akan membicarakan tentang pembeli rumah beserta aset yang ada di dalam rumah milik Pian bersama Wulan Audrey selaku calon pembeli di ruang tamu.

 Mereka akan membicarakan tentang pembeli rumah beserta aset yang ada di dalam rumah milik Pian bersama Wulan Audrey selaku calon pembeli di ruang tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Wulan Audrey)

Andy Razak : "Sebelum kita membahas soal pembelian rumah ini, aku ingin bertanya padamu. Soal Almarhum Pian yang memiliki wasiat sebelum dia meninggal"

Wulan Audrey : "Saya mengerti, Datuk Andy! Akan saya jelaskan mengenai hal itu!"

Wulan Audrey meminum secangkir teh buatan Boboiboy sebelum memulai percakapan. Ia pun menghela nafas panjang usai menikmati secangkir teh untuk menenangkan dirinya.

Wulan Audrey : "Sebenarnya... Almarhum Paman Pian punya hutang budi kepada saya. Sepuluh tahun yang lalu, Paman Pian sedang berada di Kota Sydney, Australia. Waktu itu saya berumur dua belas tahun dan saya berjualan kue brownies dengan menggunakan sepeda. Saat saya berjualan di area taman kota, saya melihat Paman Pian sedang dibuntuti oleh seorang pencopet. Saya awalnya takut menolong Paman Pian, tetapi saya berusaha untuk memberanikan diri"

Amato : "Lalu?"

Wulan Audrey : "Pencopet itu berhasil mengambil ponsel milik Paman Pian. Saya berusaha mengejar pencopet itu sampai ke kolong jembatan dengan menggunakan sepeda. Saat berada di kolong jembatan, saya menabrakan sepeda milik saya kearah pencopet dan kami berdua terjatuh disana. Kemudian, saya dan pencopet saling berkelahi. Beruntung pencopet yang saya hadapi adalah perempuan. Karena saya ahli beladiri, saya menghajar pencopet perempuan itu sampai pingsan. Lalu, saya mengambil ponsel milik Paman Pian di kantong jaketnya. Setelah itu, Paman Pian datang dan melihat saya bersama dengan pencopet yang pingsan di koling jembatan"

Kaizo : "Setelah itu, apa kamu menyerahkan ponsel itu pada pemiliknya?"

Wulan Audrey : "Tentu saja. Dari situlah, kami mulai berkenalan dan berbincang-bincang. Bukan hanya itu saja, Paman Pian membeli semua kue brownies buatan saya sebagai tanda terima kasihnya. Lalu, Paman Pian mengatakan sesuatu kepada saya"

Eldo Davian : "Apa itu?"

Wulan Audrey : "Katanya kalau saya sudah sukses, saya harus membeli rumah ini. Paman Pian tidak mau menjual rumahnya pada orang lain selain saya. Dan alasan kenapa hanya saya yang berhak membeli rumah ini, Paman Pian tidak mengatakannya pada saya. Bahkan sebelum Paman Pian meninggal pun, dia tidak mengatakan hal itu pada saya. Mungkin... Paman Pian tidak ingin mengatakan hal itu kepada saya secara langsung dan dia mengubur rahasia itu bersama dengan kematiannya"

Boboiboy Galaxy Season 4 (Author Version) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang