Tiga puluh tiga

1.7K 138 8
                                    


"Kita belajar disini dulu aja deh ya,"

Kathrin mengangguk membalas ucapan Senja. Tak masalah pikirnya, karena halaman kost'an menurutnya cukup luas.

Yap! Sesuai ucapan Senja tempo hari lalu. Hari ini Senja membantu Kathrin untuk belajar mengendarai motor.

Pertama, Senja terlebih dahulu memberitahu bagian motor dan fungsinya. Kathrin mengamati, seraya kepalanya mengangguk paham akan penjelasan Senja.

Keduanya mulai. Kathrin duduk di jok bagian depan. Sementara Senja duduk di bagian belakang.

"Awas kalo lo modus!!" Seru Claira angkat suara, setelah daritadi hanya diam menyimak keduanya.

"Bacot lo! Udah sepuluh kali lo ngomong gitu ya anjir!!" Balas Kathrin berdecak sebal dengan sahabatnya itu. "Gue beneran modus ke Senja nangis lo, Clair..!!"

Senja menatap jengah keduanya. "Ayok hidupin motornya." Ucapnya seraya semakin memajukan duduknya. Membuat tubuhnya dengan Kathrin tak ada jarak sedikitpun.

"Liat Clair, si Senja yang modus." Ucap Kathrin seraya tersenyum lebar.

"Bacot lo!" Ketus Claira.

Kathrin tertawa. Tangannya bergerak membawa tangan milik senja memegang pinggangnya. Secara tak langsung membuat Claira yang melihatnya melotot. "Gak usah marah, Clair. Anggap aja gue anak lo sama Senja yang lagi minta diajarin motor."

Sontak, ucapan Kathrin itu disambut tawa dari Senja. "Anak katanya, tapi boleh juga."

"Tuh, Senja aja setuju."

"Gue cemburu." Ucap Claira pelan. Entahlah dirinya juga tidak tahu kenapa sedikit cemburu dengan kedekatan Kathrin dan kekasihnya.

"Cemburu? Apa sih Clair. Kita udah kayak keluarga lo lupa?! Cuma statusnya sekarang beda. Lo sebagai mommy, Senja jadi bunda, terus gue jadi anak lo berdua."

Wajah Claira berubah masam. Sementara Senja kembali tertawa. "Aleee...." Ucap Claira dengan nada merengeknya pada Senja.

Senja kembali sedikit memundurkan duduknya. "Udah... Biarin aja si Kathrin mah, gila dia." Ucapnya seraya tersenyum kearah sang kekasih.

"Marah aku bun dikatain gila."

"Banyak omong lo! Jadi belajar motor gak?! Kalo gak jadi gue bawa Ale lagi ke dalem!."

"Jadi lah! Enak aja main bawa." Ucap kathrin.

Setelahnya, dengan percaya dirinya kathrin mulai menghidupkan motornya. Perlahan, tangannya menarik gas. Tapi, entah diserang rasa takut atau gugup dirinya terlalu dalam menarik gasnya. Membuat motor tersebut melaju kencang hampir menabrak pagar kost'an. Kathrin menjerit ketakutan. Untungnya Senja cepat mengambil alih kemudi, menyetabilkan motornya.

"Badjingan lo kath, hampir aja kita harus ngeganti pagar kost'an." Ucap Senja.

Sementara kathrin hanya terdiam. Jantungnya masih berdebar kencang ditambah sekarang wajah senja yang sangat dekat dengan wajahnya membuatnya tak bisa berkutik. Mungkin jika dirinya menoleh sedikit saja pasti pipinya itu akan tercium oleh bibir Senja.

"S-sorry... Tangan gue tadi mendadak gemeter sama panik."

Senja tertawa pelan. Dirinya masih mengambil alih kemudi. Sementara kathrin hanya bisa kembali terdiam di dalam kukungan tubuh Senja.

"Dah ayok coba lagi, tapi pelan-pelan."  Titah Senja.

Kathrin mengangguk pelan. Tangannya kembali memegang kemudi motor di hadapannya.

"Tarik gas nya pelan-pelan."

Kathrin menurut, perlahan motor itu melaju.

"Gak usah kaku, kath. Kayak dulu aja pas lo naik sepeda." Ucap Senja kembali memberi arahan. "Rileks. Kita gak lagi nemu tanjakan, jadi tarikan gas nya tetep aja segitu, gak usah lo tarik kenceng."

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang