Sembilan belas

1.7K 127 5
                                    

Bel pulang berbunyi.

Semua murid yang berada di dalam kelas bersorak gembira, bergegas merapikan alat tulisnya masing-masing ke dalam ransel.

Perlahan semua murid mulai melangkah keluar, meninggalkan kelas. Termasuk juga senja yang keluar dari kelas paling belakang.

Langkah senja memelan, ketika netranya mendapati seseorang yang tak jauh didepannya. Hatinya sesak dan juga sakit ketika melihat bagaimana keduanya berjalan bersamaan dengan tangan yang saling menggenggam.

Itu sudah biasa pikirnya, tapi kenapa hatinya selalu merasakan sesak.

....

Hari kembali berganti.

Saat ini claira, xellyn dan juga Chyntia tengah berada di kantin. Menunggu pesanan yang sedikit lama tak seperti biasanya, padahal mereka memesannya dari lima belas menit yang lalu.

"Ikut gabung ye" Ucap Kathrin yang baru saja datang.

"Lah, ale mana?" Tanya Claira ketika kathrin hanya datang sendirian.

Oh iya, kelas claira istirahat lebih awal dari kelas nya senja. Alasannya? Kelasnya senja tadi lagi ulangan harian, tanggung katanya. Jadi, keluar buat istirahatnya terlambat. (Btw kalian paham gak? Otak author bingung:()

"Di kelas dia" Ucap kathrin setelah berhasil mendudukkan tubuhnya.

Tepat setelah Kathrin menyelesaikan ucapannya, claira beranjak cepat. Bersamaan dengan pesanan mereka yang baru saja datang.

"Woi ini makanan lo clair" teriak Xellyn.

"Kalian makan aja" balas claira dari kejauhan.

"Itu bocah kenapa?" Tanya kathrin.

"Dia mau ngomong sama senja katanya" Ucap Cynthia.

"Lah, kirain udah kemarin"

"Si clair emang agak-agak" Ucap xellyn. "Makan kath" lanjutnya, menarik mangkok bakso ke hadapan Kathrin.

"Ini kan punya si claira" tolak kathrin.

"Dia gak akan balik kantin lagi. Jadi, lo aja yang makan bakso dia" Ucap xellyn "Gue kalo makan dua mangkok bisa begah perut gue, si Chyntia dia gak doyan bakso" lanjutnya yang diangguki oleh Cynthia.

"Gue makan deh" Pasrah kathrin.

Sementara di tempat lain.

Claira dia sudah sampai di pintu kelas senja, berdiri di balik pintu. Entah mengapa, ia rasakan jantungnya yang mendadak berdegup tak karuan.

Claira menghela nafas sebelum melangkah masuk guna menghampiri senja, yang tengah merebahkan kepalanya sembari memainkan ponselnya.

"Ale"

Si empu yang merasa terpanggil lantas menegakkan duduknya, pandangannya beralih memandang ke arah claira.

"Kenapa?" Tanya senja singkat.

Claira menggigit bibir bawahnya pelan. "Aku mau bicara sama kamu" Ucapnya, setelah mendudukkan bokongnya di samping senja.

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang