Tiga

2.7K 190 0
                                    


Senja sudah kembali berbaring lelah di atas ranjangnya. Dirinya baru saja membereskan dan mendekorasi kamar yang di tempati nya.

Ingatannya kembali pada orang yang baru saja menjadi teman kost nya - kathrin. Jika kathrin berada di kota ini berarti orang yang masih bersemayam di hatinya, dari dulu hingga sekarang, pasti berada di sini juga. Senja menggeleng cepat semoga asumsinya itu tak benar dan tak terjadi.

Ngomong-ngomong tentang kathrin, dia sebenernya teman senja sewaktu duduk di bangku SMA. Bukan temannya sih tapi lebih ke teman orang yang dicintainya.

Pikirannya seketika melayang entah kemana. "Kenapa susah banget si ngebuang nih perasaan" gumamnya lirih, menatap kosong ke atas langit-langit kamar.

"SENJA!" senja seketika terlonjak kaget ketika mendengar teriakan tersebut, bahkan dirinya seketika berdiri tegap.

Senja mendengus ketika melihat orang yang membuatnya hampir jantungan tersebut tengah terkikik geli.

"Ketok pintu dulu bisakan?" Tegur senja.

"Udah daritadi" balas kathrin yang masih terkikik.

"Ada apa?" Tanya senja.

"Gak ada basa-basi dulu kah ini? Padahal kita udah lama gak ketemu"

"Gak ada!"

"Lo masih kayak dulu ternyata" ucap kathrin. "Masih irit ngomong, cuek, terus malah makin datar"

"Ke intinya aja kathrin"

"Oke-oke" kathrin menghela nafas sejenak. "Dia gamon sama lo. Kalo lo masih gamon gak?" Sambungnya kemudian buru-buru bergegas keluar meninggalkan senja yang terlihat tertegun.

Senja berjalan ke arah pintu, menguncinya. Tubuhnya kembali di rebahkan di atas ranjang.

"Lupain senjaa...." Gumam senja memukul-mukul kepalanya pelan. Ketika perkataan kathrin berputar-putar di dalam otaknya "Omongan si kathrin gak usah di pikirin"

Oke tenang! Berpikir positif. Mungkin si kathrin lagi cape, terus obatnya habis jadi, omongannya ngelantur kemana-mana. Inget! si kathrin itu mantan tukang lambe turah plus mantan pasien rsj jadi, omongannya gak seratus persen bener.

Senja menghela nafas, andai aja ada kakak sepupunya disini.

"Jadi kangen kak vio" gumamnya.

.....

Hari berganti.

Pagi-pagi sekali senja sudah berada di depan kampus. Berdiri menatap kagum ke area kampus yang akan menjadi tempatnya meraih cita-cita. Ya hari ini merupakan hari pertama dirinya memasuki dunia perkuliahan.

pandangan senja mengedar, mencari teman se-kost nya, alora. Sekaligus orang yang memberi tumpangan padanya. Awalnya senja tadi ingin menolak, dan berniat berangkat menggunakan angkutan umum, tapi teman se-kost nya alora, berbaik hati mengajaknya berangkat bersama, jadi senja hanya mengangguk saja. Mungkin juga karena universitas mereka ditempat yang sama.

Senja melangkahkan kakinya menyusuri koridor kampus, Pandangannya mengedar, berharap ada orang yang di kenalinya, satu pun tidak masalah. Tapi, nihil. Semua wajah yang dilihatnya asing.

Ngomong-ngomong tentang kampus, kampus yang tengah di pijaknya ini termasuk salah satu kampus favorit dan banyak diminati semua warga Bandung.

"Dek!" Senja memegang dadanya terkejut, ketika seseorang tiba-tiba memanggilnya dibarengi tepukan pada bahunya. "Haha maaf" sambung seseorang tersebut tertawa kecil ketika melihat senja yang terlihat terkejut.

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang