Dua puluh empat

1.8K 151 14
                                    

Claira menimang-nimang ponsel milik senja, setelah dirinya merebahkan tubuhnya di ranjang miliknya. Dirinya lupa tak mengembalikan ponsel tersebut. Alhasil sampai detik ini benda persegi panjang itu masih ada di tangannya.

Claira kembali menimang-nimang ponsel tersebut, tak apa kan jika dirinya membukanya. Lagipun, ponsel tersebut tak memakai sandi.

Claira menggeleng tak peduli. Jari nya langsung berseluncur di sosial media senja. Bibirnya tak bisa untuk tak tersenyum ketika nomor dan akun miliknya berada paling atas. Tapi senyuman itu berubah menjadi tawa miris ketika melihatnya banyak akun dan nomor tak dikenali untuk mengajak senja berkenalan atau sekedar menyapa namun tidak ditanggapi oleh senja.

Selanjutnya, fokusnya terarah pada nomor yang tak jauh di bawah namanya. Darrell, nama itu ada di sana. Dibukanya kontak tersebut, dan melihatnya. Tak ada yang aneh, senja hanya membalas seadanya pesan lelaki tersebut.

Claira menutup aplikasi tersebut, dan beralih ke galeri foto.

Bibirnya hanya bisa tertawa ketika di dalam galeri tersebut hanya ada foto dirinya dan juga kakak sepupunya senja, viona. Bahkan, foto selfie miliknya lebih banyak daripada foto si pemilik ponsel yang hanya bisa dihitung jari. Dirinya sudah tak heran, pasalnya senja itu tipikal orang yang tak suka berfoto dan berhadapan dengan kamera.

Claira mematikan benda persegi tersebut, menyimpannya di atas nakas. Kemudian beranjak memasuki kamar mandi guna membersihkan tubuhnya.

_________

"Kamu tunggu senja di dalem aja deh Clair"

Claira menurut, gadis itu ikut masuk ke dalam rumah mengikuti viona, kemudian mendudukkan bokongnya di sofa.

Yap, saat ini Claira tengah berada di kediaman senja. Dirinya berniat ingin mengembalikan ponsel yang ada di dirinya itu pada pemiliknya.

Tapi, orang yang dicarinya itu belum pulang ke rumah, membuat perasaannya gelisah tak karuan. Pasalnya ini sudah setengah delapan malam dan senja juga belum pulang.

"Minum Clair" Ucap viona setelah kembali dari dapur mengambil minuman untuk claira.

"Makasih kak" Ucap claira "Tante sama om mana kak?" Lanjutnya bertanya.

"Itu.... Mereka lagi kondangan" Ucap viona setelah ikut duduk di sofa sebelah Claira.

"Malam-malam kondangan?"

"Iya, tapi gak tau juga sih. Masa kondangan malem"

"Nikah siri kali kak, mangkannya kondangannya malem" Gurau Claira dengan kekehan kecilnya.

"Bisa jadi" Setuju viona "Oh iya clair.... Tadi lo pulang bareng siapa?"

"Eh-ehm anu sama pacar kak"

"Ohhhh, tapi senja kok gak ada hubungin kakak yaa buat jemput"

"Jemput?"

"Heum, motor senja rusak jadinya kakak yang anterin tadi. Katanya nanti pulangnya pengen dijemput, tapi sampe sekarang tuh bocah gak ada nelpon atau kirim chat"

Claira menggigit pipi bagian dalamnya, rasa bersalah mulai menyeruak dalam hatinya. Bagaimana senja bisa menghubungi viona, jika handphone nya saja berada pada nya.

"Emang sih rada khawatir sama tuh bocah, tapi antepin aja dah siapa tau dia lagi main sama temennya" Tutur viona "Clair... Kakak ke kamar dulu yaa, gapapa kan sendiri dulu"

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang