Hari demi hari berlalu.
Senja melamun menatap papan tulis di depan dengan tatapan kosong. Pandangannya fokus menerawang ke depan, bukan! Bukan untuk memahami angka-angka yang tertulis di papan tulis dihadapannya tapi fokusnya dan pikirannya terus berlari memikirkan orang yang sudah seminggu terakhir ini seperti tengah menjaga jarak dan mencoba menjauhinya.
Tak sadar akan suara nyaring bel berbunyi dan panggilan dari orang di sisi nya.
"Nja"
Masih, senja masih berada dalam lamunannya.
"Senja!"
Berhasil, tubuh senja tersentak. Matanya mengerjap pelan.
"Udah istirahat?" Tanya senja, sedetik setelah pandangannya tak menemukan siapapun di dalam kelas dan hanya menyisakan dirinya dan juga kathrin.
"Daritadi" Balas Kathrin
Senja mengangguk "Yaudah ayok ke kantin" Ajaknya, tubuhnya hendak berdiri seketika terurus ketika kathrin mencekal pelan tangannya membuat senja menyernyit bingung "Kenapa? Kita gak usah ke kantin?" Lanjutnya.
Kathrin menggeleng pelan. "Maaf" Ucapnya pelan.
"kenapa minta maaf ?"
Kathrin terdiam sejenak, dirinya juga tak tau harus bersikap bagaimana ketika mendapati senja selalu melamun seminggu terakhir ini. Dan.... Dirinya takut karena pengakuan dirinya lah yang menjadi sebab senja sering melamun.
"Maaf kalo perkataan gue yang itu bikin lo gak nyaman" Ucap Kathrin. "Anggap aja lo gak pernah denger itu" Lanjutnya.
Senja terdiam, jujur memang dirinya terkejut dan tak menyangka akan perkataan Kathrin seminggu lalu selalu berputar dalam pikirannya.
"Nggak kath. Memang, gue selalu kepikiran sama perkataan lo tapi bukan berarti gue gak nyaman. Seenggaknya lo udah jujur sama gue dan diri lo sendiri, meskipun gue sedikit shock haha" Ucap senja "Makasih udah jujur seharusnya gue yang minta maaf sama lo kath" Lanjutnya.
Kathrin terdiam menunduk "Kita masih bisa temenan kan?" Cicitnya pelan.
Senja tertawa pelan, tangannya mengusak gemas rambut Kathrin membuat si empu yang punya rambut menatap lekat wajah senja.
"Masihlah, yakali musuhan" Ucap senja "Jadi ke kantin?" Lanjutnya bertanya.
Kathrin mengiyakan setelahnya, keduanya beranjak meninggalkan kelas.
"Gue berdo'a semoga lo dapetin orang yang bener-bener cinta dan tulus sayang sama lo" Ucap senja ditengah-tengah melangkah. "Gue berdo'a semoga orang yang nantinya jadi jodoh lo, jadi orang paling beruntung karena udah milikin dan dapetin lo kath"
Kathrin hanya bisa terdiam, hatinya semakin sesak dan juga sakit. Netranya melihat ke arah senja, pandangannya bertemu dengan manik mata milik senja, bibir itu tersenyum tipis kearahnya membuatnya ikuti tersenyum, semoga batinnya.
Keduanya sampai di kantin, senja terlebih dahulu menawarkan untuk memesan makanan, membiarkan Kathrin menunggu di meja kantin.
"Thanks" Ucap Kathrin disaat senja meletakkan piring makanan yang dipesannya itu.
Senja tak membalas, dan lebih memilih mendudukkan bokongnya berhadapan dengan kathrin.
"Lo yang pesen gih!" Itu suara xellyn yang baru datang jangan lupakan Chyntia yang selalu bersamanya "Gak usah protes, gantian elah" Lanjutnya ketika melihat mulut Chyntia hendak protes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why?
Teen Fiction"Ale" "Apa?" Tanya senja singkat. "Darrell---" "Kamu suka sama Darrell?" Claira menggeleng cepat "Lebih tepatnya aku gak suka sama dia" "Kenapa?" "Karena dia mau ngambil kamu dari aku" Ucap Claira "Aku gak mau waktu kamu lebih banyak sama dia" Sen...