Tiga puluh

1.7K 164 11
                                    

Tanpa ijin, rion langsung saja meraih kedua tangan milik senja yang sedaritadi berada di atas meja. Membuat si empu yang mendapat perlakuan tiba-tiba itu terkesiap.

Senja terpaku, atau lebih tepatnya merasa tak nyaman. Terlebih, sekarang ia bisa rasakan usapan pada tangannya membuatnya semakin tak nyaman.

"Kakak suka sama kamu, dek"

Senja hanya bisa terdiam mematung. Tak lama beberapa detik, dengan gerakan sangat pelan ia tarik tangannya, tak mau membuat lelaki dihadapannya tersinggung karena penolakannya.

"Makasih sebelumnya, kak rion. Tapi maaf, aku gak bisa balas apa yang tadi kakak bilang. Maaf..." Ucap senja selembut dan sesopan mungkin menolak lelaki didepannya.

Jawaban itu, membuat lelaki didepannya tersenyum kecut. Tak lama, berganti menjadi tertawa renyah. Membuat senja yang mendengarnya hanya bisa menatap kearahnya bingung juga tak enak.

"Kenapa? Ada alasan?"

Senja terdiam sejenak, sebelum menganggukkan kepalanya mantap ke arah rion "Ada" Ucapnya.

"Jadi? Kakak ditolak nih haha"

"Maaf..."

.......

"Beneran gak bisa, dek?"

Perkataan dari mulut rion itu membuat senja kembali membalikkan badannya, mengurungkan niatnya  untuk keluar dari mobil milik rion. Menatap ke arah rion dengan senyuman tipis di bibirnya. "Maaf, kak"

"Haha, yaudah gih sana masuk. Istirahat" Ucap rion seraya mengacak rambut senja pelan.

"Makasih dan maaf kak" Ucap senja sebelum benar-benar keluar dari dalam mobil rion, berlalu pergi meninggalkan rion yang hanya bisa tersenyum kecut. Harus menerima, jika gadis yang baru saja meninggalkan mobilnya itu tak bisa menjadi miliknya.

Kembali. Senja berjalan memasuki pekarangan kost'an, perasaannya mendadak tak enak ketika kakinya menapak teras putih tersebut. Perlahan, ia buka pintu kost'an tersebut dan langsung disuguhi suasana hening juga sepi. Tumben, pikirnya karena biasanya ini jam-jam nya teman sekost'annya menonton TV. Senja tak ambil pusing, kakinya melangkah, masuk kedalam kamar miliknya guna mengganti dress yang dikenakannya ke pakaian yang lebih santai.

Setelah mengganti pakaiannya, senja keluar dari kamar miliknya, dan saat dirinya diruang tengah dirinya tak mendapati siapapun. Membuat perasaannya tak karuan. Kakinya kembali melangkah, ke arah dapur lebih tepatnya, dan yaa dirinya mendapati kalea yang tengah meneguk air putih dengan keadaan cepat, terbukti dari tenggorokannya yang tak berhenti naik turun.

"Kak!"

"Uhuk...uhuk ASTAGA!! KAPAN KAMU PULANG DEK!"

"Kok teriak?!"

"Maaf anjir, kamu sih ngagetin!"

"Yang lain pada kemana?"

"OH IYA ASTAGA GUE LUPA! lora sama Kathrin lagi nyusul Claira" Ucap kalea. "Si Claira ilang!"

"HEH DEK MAU KEMANA?!"

Tepat, setelah kalea mengatakan jika claira hilang, tanpa ba-bi-bu pula senja langsung berlari mengambil ponsel juga kunci motornya. Berlari keluar dari dalam kost'an meninggalkan kalea.

Senja, berlari ke arah garasi, mengambil motornya. Pandangannya mengedar dan tak mendapati mobil milik claira. "Clair... Jangan bikin gue khawatir pleasee.." lirih senja amat pelan. Bahkan, sedari tadi tangannya terus memencet berkali-kali ikon panggilan, namun nihil claira tak mengangkat panggilannya.

Senja menaiki motornya, kemudian berlalu. Mencari Claira tanpa arah. Pandangannya mengedar, berharap bisa bisa menemukan mobil milik claira. Rasa khawatir semakin menyeruak kedalam hatinya. Ketika sepanjang perjalanan dirinya tak menemukan apa yang dicarinya.

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang