Dua puluh dua

1.7K 131 9
                                    

Hari terus berganti.
Ini sudah dua minggu sejak terakhir senja mengutarakan perasaannya.

Tak ada yang berubah, semuanya masih sama. Keduanya masih senantiasa berteman seperti biasanya. Hanya saja senja masih dengan perasaan kecewa dan juga harapan yang entah dia juga tak paham dan mengerti, tapi yang pasti hati kecilnya masih merasa adanya secercah harapan dari perlakuan Claira.

Dan claira, masih dengan perasaan denialnya. Atau terlalu naif ? Munafik ? Karena menganggap semua perhatian yang dilakukan senja itu hanya sebatas seorang sahabat.

Uhuk... uhuk... uhuk...

"Pelan-pelan makan nya sayang... Jadinya kesedak kan"

"Batu banget, kan udah aku bilang jangan kebanyakan pakai sambelnya"

Senja tersenyum kecil saat panggilin 'sayang' itu terucap dari bibir jeandra.
Hatinya sesak? Sudah pasti. Setiap hari dirinya harus menahan rasa sesak ketika dua sejoli itu bermesraan di depan matanya.

"Padahal kan tadi aku cuma masukin nya setengah sendok doang" Rengek claira.

Kekehan ringan terdengar dari bibir jeandra, sedetik kemudian bibirnya mendekat guna mengecup sekilas pipi milik claira.

Cuphhh

Claira hanya bisa tersenyum manis. Beda halnya dengan Kathrin, Xellyn, dan Chyntia yang daritadi duduk berhadapan dengan sepasang kekasih itu hanya bisa terdiam.

Sementara senja? Dia hanya bisa menunduk, dengan tatapan kosongnya. Tangan kirinya mengcengkeram kuat rok seragamnya.
Bahkan, sekarang matanya terpejam erat saat bagaimana suara kecupan singkat itu terdengar jelas terekam di indera pendengarannya. Hatinya perih. Sakit.

Seseorang mengusak gemas rambut senja, sontak membuat si empu yang punya rambut seketika mendongak cepat. Dilihatnya lelaki yang tengah berdiri di sampingnya dengan senyuman khas di bibirnya.

"Sorry ngagetin" Ucap lelaki tersebut yang masih menampilkan senyuman nya itu.

"Gapapa" Ucap senja "Kath, gue ke kelas duluan gapapa?" Lanjutnya pada kathrin. Memilih pergi, menjauh dari hal yang paling tak disukai olehnya. Yaitu berada di tempat yang sama dengan dua sejoli didepannya.

Si empu yang dipanggil namanya hanya mengangguk sebagai jawabannya.

Senja beranjak, hendak melangkah

"Bareng"

Senja mengangguk, membiarkan lelaki yang notabenenya teman sekelasnya itu untuk berdiri berdampingan disisinya.

Keduanya melangkah, meninggalkan yang lain.

Punggung itu semakin menjauh, bahkan sudah hilang dari pandangan claira

"Itu si Darrell sejak kapan deket sama senja?" Tanya Chyntia dengan ekspresi bingungnya

"Iya njir, mana tuh si Darrell kayak kesemsem sama senja" Timpal Xellyn

"Si Darrell kan emang suka sama senja, udah lama malahan" Ucap Kathrin "Cuma gitu, lo pada tau kan gimana senja yang cuek nya minta ampun. Bahkan temen sekelas aja pada tau kalo si Darrell suka sama senja, mereka sering nge jodoh-jodohin lagi. Cumama baru sekarang si Darrell berani deketin senja secara terang-terangan"

"Terus senja nya gimana, tau?"

"Entah? Milih cuek aja kek nya"

"Tapi itu kok senja sekarang deket sama darrel?"

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang