Enam

2.2K 176 3
                                    


"SENJA!"

"Gak usah teriak bisa kan?" Kesal senja pada orang yang memanggilnya, kathrin.

"Gue ikut nebeng dong" pinta kathrin.

"Gak!"

"Jahat ih!"

"Gak peduli gue"

"Ayolah, masa lo gak kasihan ma gue" melas kathrin.

Senja menggeleng, keukeuh menolak permintaan kathrin.

"Lo bolehin gue nebeng atau gue kempesin ban motor lo sekarang juga!"

"E-ehh lo ngapain heh" panik senja matanya melotot ketika melihat kathrin berjongkok membuka tutup pentil ban motornya.

Ngomong-ngomong tentang motor, motor yang saat ini menjadi alasan keduanya berdebat saat ini adalah milik senja.

Pagi-pagi sekali, penghuni kost dibuat panik dan terkejut dengan kedatangan dua orang bapak-bapak, lengkap dengan membawa satu motor baru. Kalea yang saat itu tengah berada di luar, berteriak memanggil teman kost-an nya untuk bertanya siapa yang membeli motor tersebut.
Dan tak ada satupun, dari mereka yang merasa memesan motor.

"Pak, nama pengirimnya siapa?" Tanya alora mencoba setenang mungkin, siapa tahu kan si bapak di depannya ini salah tempat sama orang.

"Ahhh bentar saya lupa dek" balasnya membuat penghuni kost tersebut menghela nafas. "Saya tanya dulu" sambungnya mengambil ponselnya, mungkin menghubungi seseorang.

Ting

Kak viona

|Kalo ada yang nganterin motor, lo ambil!

|Itu dari papah.

|Kalo lo gak pake, gue coret nama lo dari kk.

Senja menghela nafas, feeling nya memang mengarah pada keluarga tantenya, dan ternyata benar setelah kakak sepupunya mengirimkan pesan.

Bahkan orang yang mengantarkan motor tersebut menyebutkan nama om' nya, membuat senja menggangguk pasrah harus menerima kendaraan tersebut. Lebih-lebih lagi dirinya tidak mau kakak sepupunya itu benar-benar mencoret namanya dari kartu keluarga. Walaupun sebenarnya dirinya tak masalah jika sang tante memisahkan namanya dan membuatkan kartu keluarga untuk dirinya seorang.

Oke balik lagi.

"Kempesin ban motor lo" Ancam kathrin.

Senja menggeram kesal. "Yaudah ayo bareng" ucapnya pasrah.

"Gitu dong" tepuk kathrin pada bahu senja, tersenyum kemenangan.

Senja memakai helm miliknya, dan menghidupkan motor maticnya. "Cepet naik!"

"Sabar elahh..... Tapi masa gue gak pake helm"

"Repot lo" decak senja. "Pinjem helm kak lora, dia punya dua" sambungnya, yang langsung dituruti oleh kathrin.

Setelah kathrin menaiki motornya lengkap menggunakan helm yang dipinjam dari lora, senja menjalankan motornya keluar dari halaman kost'an.

Selang dua puluh menit berlalu. Kathrin mengangkat alisnya bingung, ketika senja tiba-tiba menghentikan motornya di depan halte bus dekat kampus.

"Lah. Belum nyampe anjir, kok lo tiba-tiba berhenti" ucap kathrin menatap aneh ke arah senja dari balik kaca spion, padahal kan gak sampe tiga menit lagi mereka sampai depan kampus.

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang