Enam belas

1.7K 151 1
                                    

Hari kembali berganti.

Dan ini hari kedua dimana setelah permasalahan itu terjadi. Permasalahan yang membuat claira amat tersiksa. Karena, senja-nya semakin jauh dan dingin padanya. Bahkan claira rasakan mata dan juga tubuh itu seperti enggan dan tak sudi untuk bertemu dan bersitatap dengan miliknya.

"Clair ayok!"

"Bentar" Claira menghela nafas, dilihatnya kembali penampilannya dari balik kaca. Setelahnya, melangkah keluar kamar guna menghampiri Kathrin.

"Ayok" Ucap claira lagi.

Kathrin mengangguk, keduanya melangkah keluar dari dalam kost'an. Pas sekali, pandangan claira bertemu dengan milik orang yang akhir-akhir ini mendiaminya.

Langkah claira semakin memelan ketika mata itu membuang pandangannya acuh.

"Makin dingin aja tuh bocah" Celetuk Kathrin. Yang sadar akan situasi keduanya. Dirinya juga sadar, akan bagaimana sikap senja akhir-akhir ini yang bersikap acuh dan dingin pada claira.

Claira menggigit pipi bagian dalamnya, perasaannya semakin tak karuan. Ketika otaknya memutar akan sikap senja akhir-akhir ini dan, itu membuatnya semakin sesak. Netranya tak beralih dari sosok senja, saat tengah berada di boncengan motor alora hingga motor itu melaju meninggalkan kost'an.

"Mobil lo keluarin elahh"

Claira tersadar, berdehem pelan menuruti apa yang dikatakan Kathrin.

"Hidup kok gak ada semangatnya" Ucap Kathrin setelah berhasil mendudukkan tubuhnya di kursi mobil.

Claira melirik ke arah kathrin tanpa minat, tak lama wajahnya kembali melengos. Dan, lebih memilih menginjak pedal gas.

"Kambing emang" sebel Kathrin.



....


"Senja, tunggu!"

Senja yang merasa terpanggil pun lantas menghentikan langkahnya dan berbalik. Terlihat sosok laki-laki jangkung yang tak asing dimatanya, laki-laki yang baru senja ketahui namanya itu tengah berlari kearahnya.

"Kenapa kak rion?" Tanya senja sesaat setelah laki-laki itu berdiri tepat didepannya.

"Kamu, pulangnya bareng kakak ya?!"

Senja menaikkan alisnya. "Ah, gak usah kak. Aku pulang pake taksi aja" Ucap senja lembut. Menolak halus ajakan kakak seniornya itu.

Laki-laki yang bernama rion tersebut menggeleng cepat. "Lora tadi nitipin kamu ke kakak, jadi ayok pulang bareng"

Senja terdiam, yang bener aja ucapnya dalam hati. Memang, alora tadi sempat mengirimkan pesan padanya. Jika, hari ini tak bisa pulang bersama dikarenakan alora ada urusan mendadak.

Sementara pemuda yang bernama rion tersebut menggigit pelan bibir bawahnya. Menuggu jawaban gadis didepannya sekaligus merasa tak enak hati membohongi gadis didepannya. Tak tau saja kalo sebenarnya dirinya lah yang memelas pada alora untuk mengijinkannya mengantar senja pulang.

Setelah beberapa saat terdiam. Senja menganggukkan kepalanya, membuat pemuda yang bernama rion tersebut tersenyum senang.

"Sebentar, kakak ambil motor dulu" Ucap rion berlalu pergi.

Tak lama, rion kembali dengan motornya.

"Helm nya dek" Ucap rion.

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang