Sebelas

2K 159 5
                                    

"kak" Panggil senja pelan.

"Apa?" Balas seseorang di sebrang sana.

Ya! Malam ini. Sesuai dengan apa yang dikatakannya pada sore tadi, saat ini senja tengah melakukan panggilan telepon dengan kakak sepupunya.

Senja terdiam, dibiarkannya pertanyaan viona. Dirinya bingung harus berbicara apa dan juga memulai darimananya.

"Apa!?" Ucap viona sedikit ngegas. "Cepet! Katanya mau cerita, gue sibuk nih" lanjutnya.

Senja mendengus. "Sibuk apa dah lo kak malem-malem gini? Lo mau beraksi ya sama tuyul lo itu" Ucap senja.

"Ngadi-ngadi lo, amit-amit gue punya tuyul"

Senja tertawa. "Tapi, bukannya lo punya temen ya yang kepalanya botak?"

"Itumah si Jeman" Ucap viona memutar bola matanya malas. "Terus juga, sibuk yang gue maksud itu tidur. Jadi, cepetan kalo mau cerita"

"Heran. Gak sabaran amat lo kak"

"Iya gue gak sabaran, jadi cepet!"

"Gue bingung kak..."

"Gue Lebih bingung. Lo belum cerita aja udah bikin gue bingung, gimana kalo udah"

Senja menghembuskan napas pelan. "Dia disini kak.... Gue kudu gimana?"

"Wait..... Dia? Maksud lo siapa?"

"Claira, dia disini"

"Hah!? Gimana ceritanya anjir" Pekik viona di sebrang sana. "Sekampus gitu?" Lanjutnya.

"Iya. Se-kost juga ama gue"

"ANJIRT!"

"Kak ih! Gue gak budek"

"Bisa-bisanya se kost" Ucap viona. "Terus sekarang lo gimana?". Lanjutnya.

"Gue gak tau"

"Perasaan lo masih sama, sama dia?"

"Entahlah kak..."

"Fixs sih, lo gamon"

"Gue gak gamon" Tegas senja cepat.

"Halah! Gak percaya gue"

"Terserah dirimu lah" Ucap senja acuh.

"Awas kemakan tuh ucapan"

Senja mendelik. "Pengen maki-maki lo deh kak"

"Ya tinggal maki, susat amat lo anjing"

"Mulut itu mulut" tegur senja.

"Belum juga jadian, udah gamon berat. Kasian amat dah nih sepupu gue.." Ledek viona dibarengi tawa.

"Dasar kakak sepupu gila! Sin--- "

"Dek!"

Ucapan senja terpotong dengan suara tersebut.

Lantas, perhatian senja beralih ke pada orang yang tengah menyembulkan kepalanya di balik pintu.

"Apa kak?" Tanya senja.

"Kamu punya selotip gak?"

"Selotip?"

"Iya, buat itu. Nyambungin kertas yang tadi gak sengaja kesobek"

"Kek-nya adek gak punya deh kak. Tapi, sebentar adek cari dulu" Ucap senja, beranjak dari ranjang. Kemudian membuka lemari kecil yang berada di sisi ranjangnya. "Nih kak, ada" Lanjut senja setelah menemukan selotip tersebut, setelah memberikannya pada alora.

"Makasih" Ucap alora, setelah selotip tersebut berada di tangannya. "Tadi... Adek lagi ngapain?" Lanjutnya bertanya.

"Eum- itu adek lagi ngobrol sama kakak sepupu"

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang