Dua puluh tiga

1.6K 139 7
                                    

Deg

Tubuh senja menegang.

Jantungnya berdetak, tatkala Darrell tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke arahnya. Jarak keduanya semakin menipis, membuat jantung senja semakin berdebar kencang, bukan perasaan suka melainkan kaget karena wajah Darrell benar-benar dekat dengan wajahnya.

Sementara Darrell yang melihat senja begitu gugup akibat perbuatannya, hanya tersenyum dalam hati. Wajahnya semakin ia dekatkan membuat senja semakin terdiam dan mematung.

Bibir Darrell tertarik ke atas, sedetik kemudian "Hahaha...... Komuk lo senja..." Tawanya meledak. Sungguh, sekarang menjahili senja adalah bagian favoritnya.

Bug

Sontak, senja langsung mendaratkan pukulan pada lengan Darrell. Senja mendelik kesal menatap Darrell yang kini malah semakin terbahak itu.

"Orang gila!"

"Hahaha peace..... Sorry Hahaha" Ucap Darrell yang masih dengan tawanya itu.

"Titip hape dah" Lanjut Darrell setelah tawanya mereda.

Senja memandang aneh lelaki dihadapannya, lelaki yang sekarang tengah berdiri hendak melangkah "Lo mau kemana?" Tanya senja cepat.

"Mau ke toilet" Ucap Darrell singkat kemudian melengos pergi.

Senja mengangguk paham, pandangannya beralih pada ponsel Darrell yang ada di sebelah ponsel miliknya yang tengah di charge.

"Oh iya..."

Atensi senja kembali beralih pada Darrell, menatap bertanya lelaki yang kini berdiri di dekat pintu kelas.

"..... Kalo mau liat-liat handphone gue lo buka aja, gak pake password kok"

Sedetik setelah mengucapkan kalimat itu, Darrell langsung melengos pergi. Meninggalkan senja yang kini kebingungan karena ucapannya. Senja menggelengkan kepalanya tak ambil pusing, tapi saat matanya melihat ponsel milik Darrell membuat ia menggigit bibirnya ragu, terlebih dirinya teringat Anjas, salah satu teman Darrell berkata secara terang-terangan padanya seperti ini "Woy senja, di hape Darrell banyak foto lo"

Senja menggelengkan kepalanya ragu, seandainya ia mengambil ponsel milik Darrell dan membukanya bukannya itu tak sopan? Apalagi saat ini si pemiliknya tidak ada disini, tidak bersamanya. Meskipun si pemilik sudah mengijinkan, senja masih menggigit bibirnya merasa ragu. Tak lama, senja menggeleng cepat dan lebih memilih mengambil ponsel miliknya, memainkannya.

Tak lama setelah menghilangnya Darrell. Seseorang memasuki kelas, pandangannya mengedar guna mencari orang yang dicarinya. Bibirnya tertarik ke atas ketika melihat orang yang dicarinya itu tengah bermain ponsel.

"Ale"

Panggilan itu mengalihkan atensi senja, dilihatnya gadis yang membuatnya baru merasakan muak itu ada dihadapannya.

"Heum" Balas senja berdehem pelan.

"Ngapain duduk di belakang?" Tanya Claira sesaat setelah mendudukkan bokongnya di sebelah senja, ikut menyandarkan punggungnya pada tembok.

Senja tak langsung menjawab, gadis itu malah reflek menggeser duduknya ketika Claira hendak menyandar pada bahunya.

"Kok malah ngejauh?" Tanya claira yang sedikit bingung dengan perilaku senja.

Senja menggeleng pelan, kembali menggeser duduknya mendekati Claira. Membuat bibir claira tertarik ke atas dan langsung menyandarkan kepalanya pada bahu senja.

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang