Tiga puluh enam

1.2K 113 6
                                    

"Ale..."

Claira, gadis itu melangkah memasuki kamar yang dipanggilnya itu, tak lupa kembali menutup pintu. Suara gemericik air dari arah kamar mandi membuat kakinya melangkah ke arah tersebut. Disana, dia menemukan kekasihnya itu tengah membasuh wajahnya.

Tepat setelah berada didekat Senja, Claira langsung memeluk tubuh senja dari belakang, melingkarkan tangannya pada pinggang Senja, membuat si empu yang dipeluk itu sempat terkejut sebelum tahu jika yang saat ini tengah memeluknya dari belakang itu Claira.

",Kok malah kesini? Katanya tadi mau tidur." Ucap Senja seraya menoleh pelan ke arah samping lebih tepatnya wajah Claira.

Claira tak langsung menjawab. Gadis itu malah menyembunyikan wajahnya di punggung Senja. "Gak jadi tidur sendirinya, aku gak bisa tidur...." Ucapnya merajuk.

Senja terkekeh kecil. Ia lepaskan pelukan Claira pada tubuhnya, sebelum membalikkan badannya, berhadapan dengan Claira. "Udah cuci muka? Gosok Gigi?" Tanyanya lembut.

Claira mengangguk pelan, membuat Senja yang melihatnya kembali terkekeh. Ia membawa Claira berjalan keluar dari kamar mandi. Setelahnya, naik ke atas ranjang.

Tepat setelah Senja mematikan lampu kamar dan menyelimuti tubuhnya. Suara notifikasi ponsel mengambil atensi keduanya. Senja, meraih ponselnya yang berada di sampingnya.

Lain halnya dengan Claira, yang malah merangkak naik ke atas tubuh Senja, menindihnya. Seraya matanya ikut menatap layar menyala tersebut sekaligus ingin tahu apa yang tengah dilakukan kekasihnya itu. Dan perbuatannya itu reflek membuat Senja harus sedikit mengangkat ponselnya guna memudahkan nya untuk melihatnya dari kepala Clair yang menghalangi.

Claira menyernyit heran ketika melihat obrolan chat yang dilakukan kekasihnya.

"Kak Viona mau kesini?"

Senja terdiam bingung dengan pesan dari kakak sepupunya itu, untuk apa pikirnya jauh-jauh kesini. Bukan, dirinya tak melarang kakak sepupunya itu untuk kesini, hanya saja, entahlah dirinya tak tahu.

"Ale, kak Vio mau kesini?"

Senja tersadar, sedetik kemudian mengiyakan pertanyaan Claira. Setelahnya hening tak ada suara kembali.

Senja menyimpan kembali ponselnya ke tempat semula. Tangannya bergerak memeluk pinggang milik Claira yang berada di atasnya.

Entah dari kapan, dan entah tak sadar atau disengaja. Kini, tangan milik Senja sudah berada di dalam kaos milik Claira. Mengelus lembut nan sensual punggung Claira. Dan, perbuatannya itu sontak membuat Claira hanya bisa terdiam, sembari menggigit bibirnya. Entahlah, sentuhan tangan milik Senja pada punggungnya itu membuatnya tak nyaman sekaligus berdebar.

Claira semakin menggigit bibirnya kuat, suara yang mungkin akan keluar dari bibirnya itu ia tahan sekuat mungkin tatkala tangan Senja semakin naik dan naik ke atas.

Sentuhan tangan Senja itu terhenti. Matanya melebar seketika. Sedetik kemudian, tangannya reflek mendorong tubuh Claira. Membuat Claira sedikit terhempas ke sisi ranjang yang kosong.

Claira menatap kesal juga bingung pada kekasihnya. "Ale apa-apansih, kalo aku jatuh ke bawah gimana?" Decaknya kesal.

Senja mendadak gugup tak karuan. "K-kamu gak pake bra?" Ucapnya memelan di akhir. Jangan lupakan jantungnya yang kini sudah berdebar kencang.

Claira tertegun. Sedetik kemudian tersenyum. Karena, dirinya memang tak memakai bra. "Hehe enggak.." ucapnya seraya memamerkan senyuman khasnya.

Claira merangkak. Kembali mendekati Senja, kemudian kembali naik ke atas tubuh Senja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang