Sepuluh

2.1K 178 2
                                    

"Itu.... Pipi tante kok makin bulet yaa?" Tanya senja, terkekeh pelan.

"Itu kamu... lagi kangen pengen dijewer Tante apa gimana?" Ucap seseorang di sebrang sana.

Senja tertawa pelan, bahkan kini tawanya mulai mengudara ketika melihat wajah kesal sang tante dari balik layar ponselnya.

Iya! Saat ini senja tengah melakukan panggilan video bersama sang tante, selepas dirinya selesai kuliah dan sampai di kamarnya, tepatnya kamar tempat dirinya me-ngekost.

"Itu badan kamu gak mengecil kan?"

Senja menghentikan tawanya, menatap datar wajah sang tante. "Yang bener aja tante.... Emang senja apaan? Bisa mengecil segala"

"Takutnya kamu kurusan, terus nanti kakak kamu ngomel-ngomel" Ucap sang tante. "Makannya teratur kan?" Lanjutnya.

"Gak tante! Aman senja mah, teratur" Ucap senja. Dirinya tau betul arti perkataan sang tante, dimana dulu dirinya di marahi viona hanya karena seharian tidak makan. "Kak viona mana tan?" Lanjut senja karena tak melihat batang hidung sang kakak. Bahkan seharian ini tak ada notif pesan dari kakak nya itu.

"Kakak kamu lagi sibuk bantuin om, itung-itung belajar"

Senja mengangguk paham.

"VIONA PULANG!"

Teriakan tersebut membuat bibir senja terangkat, dirinya bisa melihat wajah sang tante yang berubah haluan, menjadi membelakangi. Disaat itu pula senja bisa melihat kakak sepupunya, karena kamera ponsel milik sang tante secara tak langsung menghadap pintu utama yang bisa melihat siapa saja yang masuk.

"Video call sama siapa mah?" Tanya viona

"Senja" jawab sang mamah. Membuat viona secepat kilat mendekati sang mamah

Senja tertawa pelan, ketika melihat kakak sepupunya itu berlari ketika sang tante menyebutkan namanya.

Tangan senja bergerak cepat menutupi kamera ponselnya ketika wajah keduanya akan bertemu.

"Sen..... Muka lo mana heh!" Gerutu viona ketika mendapati layar tersebut malah berganti hitam, seingatnya saat dia pertama kali melihat panggilan tersebut layar tersebut normal seperti biasanya.

"Males gue kak liat muka lo" Ucap senja.

"Anjing lo" Ucap viona. "Akh iya maaf mah" lanjutnya terdengar meringis membuat senja tertawa.

"Kena geplak kak?" Tanya senja meledek.

"Gue tau yaa!  Itu kamera lo tutupin kan? Buka kagak?" Tuduh viona secara langsung.

Senja semakin terbahak, ketika melihat wajah kesal dan frustasi kakak sepupunya itu.

"Iya gue tutupin. Mending lo mandi sama makan dulu gih, nanti malem gue mau cerita" Ucap senja, masih dengan tangannya menutupi kamera.

"Bawel lo"

"Lah, lo lagi marah apa gimana kak?" Ucap senja ketika mendengar ucapan kakak sepupunya yang terkesan jutek tapi, bibirnya malah tersenyum tipis. "Tapi kok itu bibir senyum?" Lanjutnya. Emang kakak sepupunya itu gak bisa sinkron ucapan sama kelakuannya.

"Matiin aja deh mah"

"Lah beneran dimatiin" gumam senja pelan, melihat panggilan tersebut sudah berakhir.

....

"Ini kost sepi bener" Ucap kathrin. "Penghuninya pada kemana dah?" Lanjutnya. Disaat kakinya melangkah memasuki kost.

"Gak tau gue" balas claira. Tepat berada di belakang kathrin.

Kathrin memutar bola matanya malas.

"Ale... Dia ada di kamar nya gak ya?" Ucap claira.

"Mau ngapain? Jangan aneh-aneh deh" ucap kathrin.

"Gue kangen sama dia" Ucap claira. "Dia disini tapi, kenapa rasanya jauh banget" lanjutnya.

"Gak peduli sih gue" ucap kathrin. Melengos pergi, memasuki kamarnya.

"Temen bangsat!"

"Gak denger gue clair... Mending gue tidur" Ucap kathrin.

Claira mendengus. Melangkah menuju kamarnya, langkahnya memelan ketika melewati kamar orang yang selalu ia rindukan itu. "Maaf.... Tapi, hati aku selalu kangen sama kamu" batinnya, menatap sendu pintu kamar tersebut. Kemudian melanjutkan kembali melangkah menuju kamarnya.

....

Claira melangkahkan kakinya menuju kamar milik Kathrin, selepas dirinya selesai dengan acara mandinya.

"Lah beneran tidur" Ucap claira, ketika membuka pintu kamar milik kathrin dan mendapati si pemilik kamar tengah tertidur dengan pulas nya.

Claira kembali menutup pintu tersebut. Kembali melangkah, memasuki area ruang tengah.

Deg

Jantungnya berdegup ketika netranya menangkap sesosok yang ingin ia peluk seerat mungkin itu. Perlahan kakinya mendekat, bahkan saking pelannya tak membuat sesosok itu sadar akan kehadirannya.

Langkah claira tepat berhenti di samping sofa, Menatap dalam orang di depannya. Air matanya menggenang, sungguh tubuhnya dikuasai rasa rindu yang sangat dalam pada sosok di depannya.

Sedetik kemudian wajah claira berpaling, ketika orang di depannya menatap balik ke arahnya.

Claira mendudukkan dirinya di sofa, tepat di samping senja, iya senja!.

"Ale..."

"Udah tujuh bulan.... Kamu baik-baik aja kan?" Lanjut claira.

Hening tak ada balasan. Claira bisa melihat wajah itu semakin datar dan tak berekspresi sedikitpun.

"Aku kang..."

"Lo lupa? Anggap kita seakan gak pernah saling kenal" sela senja cepat.

"Ale maaf... Tapi aku gak bisa" ucap claira. "Aku harus gimana biar kita kayak dulu lagi" lanjutnya.

"Hilang dari pandangan gue"

Claira menggeleng cepat.

Senja tersenyum miris. "Gue masih inget prinsip lo. Jadi gak mungkin kita kayak dulu lagi"

Claira terdiam. Teringat prinsip yang dulu dirinya bangun setinggi mungkin yang malah berakhir membuat dirinya kehilangan sesosok senja.

"Persetan dengan prinsip. Sekarang aku cuma mau kita kayak dulu lagi ale.."

Senja menggeleng. "Gue gak mau ngebuat prinsip lo itu roboh cuma karena gue" Ucap senja. "Dan, ah iya nama gue senja bukan ale" lanjutnya.

Tak ingin kembali teringat dengan nama panggilan yang selalu ia dengar sewaktu duduk di bangku SMA itu. Tapi, jujur jauh didalam lubuk hatinya, dia merindukan panggilan tersebut. Panggilan yang hanya terlontar dari satu bibir dan tak ada orang lain yang berhak memanggil panggilan tersebut kecuali hanya seorang clair.

Senja berdiri dari duduknya, melangkah meninggalkan claira.

"Aku kangen sama kamu Ale..."

Ucapan itu terdengar jelas di telinganya, kakinya semakin cepat melangkah, memasuki kamarnya kemudian mengunci pintu tersebut. Tubuhnya melemas, bahkan air mata mulai mengalir membasahi pipinya.

"Bohong kalo gue gak kangen sama lo clair.... Tapi hati gue masih terlalu benci sama lo" batinnya.

Tbc.....

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang