Tiga Puluh Lima

977 94 6
                                    


"Kathrin parah!"

"Dapet karma mampus."

"Aneh emang kamu Kath. Gimana kalo dia beneran sama ucapannya."

Sementara si empu yang namanya disebut itu terdiam sejenak, melamun. "Cuman permainan kak itu,  jangan serius amat lah." Ujarnya santai. Meskipun jauh didalam hatinya mendadak ketar-ketir, merasa resah.

Mendengar ucapan Kathrin yang kelewat santai itu, sontak membuat ketiga gadis yang tengah duduk bersamanya itu saling berpandangan, sebelum helaan napas pelan keluar dari bibir ketiganya.

Kathrin turut menghela napas. "Gitar nya siniin Nja." Pintanya.

Senja tanpa banyak kata memberikan Gitar yang sedikit tak jauh dari jangkauan nya itu pada kathrin.

"Gue mau nyanyi. Dengerin...

Menyesal kesal
Gak bilang sayang
Cinta...
Kamu...
Padahal aku boong
Aku cuma gabut
Lalu nge-chat kamu
Eh kamunya baper
Malah nembak aku
Sayang maaf....
Kau cuma pelarian upss

Okay makasih, bagus kan lagunya." Ucap Kathrin sesaat setelah menyelesaikan nyanyian nya itu.

Sementara, ketiga gadis yang bersamanya itu melongo tak percaya. Bisa-bisanya ada manusia seperti Kathrin. Bagaimana tidak, Kathrin berbicara jika ia telah menolak mentah-mentah ajakan sosok yang ada di permainan rp tersebut. Sosok yang menjadi kekasihnya di dalam permainan tersebut.

"Gimana kalo dia beneran jatuh cinta sama kamu, Kath?"

Kathrin menoleh menatap Alora. "Gak mungkinlah kak, bohong dia. Lagian kan ini cuma permainan."

"Gak ada yang gak mungkin." Sahut Kalea.

"Nahloh kepikiran kan." Ucap Senja.

"Gak sih." Ucap Kathrin cepat. "Bodo ah! Btw lama amat dah Claira ngomong sama mak nya." Lanjutnya, mencoba mengalihkan pembicaraan.

Ah iya tentang Claira. Gadis itu tak ikut berkumpul di kamar Alora, dikarenakan gadis itu tengah bersama mamahnya.

"Biarin aja, quality time itu." Sahut Kalea.

Kathrin mengangguk paham. Pandangannya kini malah tertuju pada Senja yang tak berhenti bergerak mengetik. "Main hp mulu, selingkuh yaa lo Nja?" Tanyanya, menatap curiga pada Senja.

"Mulut lo!!!... Gue lagi chat sama kak Viona juga." Ucap Senja.

"Mana? Gue lihat, takutnya lo bohong."

"Nah ambil, liat tuh." Ucap Senja seraya menyerahkan ponsel miliknya itu pada Kathrin.

Dengan cepat pula Kathrin mengambil ponsel milik Senja, dan benar saja. Dirinya menemukan kontak kakak sepupunya Senja itu paling atas. "Parah lo nja!!! Kok kak Viona makin cantik anjir."

Mendengar itu, senja hanya menatap Kathrin jengah. Beda halnya dengan Kalea yang langsung mendekati Kathrin, ingin tahu secantik apa wajah kakak sepupunya Senja itu. "Masyaallah, cantik bet." Ucapnya kontan sesaat setelah berhasil melihat paras itu. "Lora lo gak mau liat? Cakep banget nih cewek." Lanjutnya, melirik pada Alora.

Alora terdiam. Entahlah mendadak ia rasakan hatinya tak karuan. "Mana, siniin mau liat." Ucapnya, membuat hatinya dilanda debaran dan was-was tak karuan.

"Nah, liat dah." Ucap Kalea, menyerahkan ponsel milik Senja itu pada tangan Alora.

Alora menerima ponsel itu, jantungnya berdebar penasaran dengan paras kakak sepupunya Senja itu. Perlahan tapi pasti, Alora memandang foto tersebut. Seketika, hatinya berkecamuk melihat wajah itu. Jadi....

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang