Delapan belas

1.6K 107 2
                                    

"ale"

Terlihat kepala claira menyembul di balik pintu.

Sementara si empu yang merasa terpanggil hanya melirik ke arahnya sebentar dan kembali fokus dengan buku catatannya.

"Kirain lagi di kantin" lanjut claira sembari melangkah menghampiri senja.

"Mau nyelesai'in ini dulu, tanggung" Ucap senja tanpa mengalihkan pandangannya dari catatannya.

Claira mengangguk, kemudian mendudukkan bokongnya di kursi- bersebelahan dengan senja. Setelahnya, menyilangkan tangannya di atas meja dan membaringkan kepalanya di sana. Netranya menatap senja lurus.

"Gak ke kantin?" Tanya senja.

"Udah, cuma gak ada kamu. Jadi nyusul ke sini"

Senja tersenyum. Pandangannya beralih menatap wajah claira yang tengah menatapnya, sedetik kemudian tertawa. Membuat claira menatap kearahnya bingung.

"Kenapa deh?" Tanya Claira.

Senja menggeleng. "Gih balik ke kantin, belum jajan pasti kan?"

"Gak ah males, bosen"

"Emang disini gak bosen?"

"Nggak"

Senja tersenyum. Kembali fokus dengan kegiatan menulisnya, mengabaikan keberadaan claira.

"Handphone kamu mana?" Tanya senja, ketika melihat claira hanya memainkan gantungan yang ada di tas nya daritadi.

"Gak bawa hape" jawab claira singkat.

"Bosen kan?" Ledek senja yang dibalas dengusan oleh claira.

"Biar gak bosen" lanjut senja, memberikan ponselnya yang baru saja diambilnya dari sakunya itu pada claira.

Claira tersenyum senang dan langsung mengambil handphone milik senja, membukanya, masuk ke salah satu laman media, kemudian men- scroll nya. Dirinya tak harus bersusah payah membuka ponsel milik senja, karena ponsel milik senja tak memakai sandi.

"Kalo kuotanya abis, nanti ganti"

"Iya nanti" ucap Claira.

Senja menggelengkan kepalanya pelan, tangannya yang tadinya sedang mencatat itu terhenti ketika teringat akan sesuatu. Lantas pandangannya beralih pada ranselnya, yang sedikit tertindih oleh tangan milik claira.

"Tangannya angkat dulu" Titah senja.

Claira menurut. Setelahnya, mengambil ranselnya dan membukanya. Dikeluarkan nya sebuah kotak bekal dari ranselnya, dan menyimpannya di atas meja.

"Dari kak vio" Ucap senja.

"Kak vio?" Beo claira. Diambilnya kotak tersebut, di bukanya dan mendapati beberapa potongan kue di dalamnya.

"Iya" balas senja singkat.

Dengan senang hati claira nerima kue tersebut, bahkan bibirnya sudah tertarik ke atas ketika merasakan rasa enak dari kue tersebut.

"Kue nya enak, nanti bilangin makasih ya buat kak vio" Ucap claira yang di balas anggukan oleh senja. "Aaaa" Lanjut claira menyodorkan kue itu ke depan mulut senja, seraya menyuruh senja membuka mulut menerima suapannya.

Senja menerima suapannya dengan perlahan, membuat bibir milik clair tersenyum. "Lagi" Ucap claira kembali menyodorkan kue itu dihadapan mulut senja.

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang