Tiga puluh empat

1.9K 136 7
                                    

Sorry baru up :(





























"Hmmnghhh..... Alee...."

Suara lenguhan pelan itu membuat si empu yang namanya disebut itu menoleh ke belakang.

"Mhhh Ale...."

Kembali, lenguhan pelan nan serak khas bangun tidur itu terdengar. Membuat Senja yang tadinya tengah duduk di bawah karpet itu beranjak, menghampiri sang kekasih.

Senja mendudukkan dirinya di tepi ranjang. Tangannya yang ramping dan putih bersihnya bergerak menyampirkan helaian rambut yang menghalangi wajah sang kekasih.

Senja mengulas senyuman tipis ketika lenguhan pelan itu kembali terdengar dari bibir Claira. Jangan lupakan kelopak matanya yang perlahan terbuka membuat dirinya bisa menatap manik sayu itu. Ia hendak beranjak, namun cekalan pelan tangan Claira pada bajunya membuatnya harus ter-urung.

Kembali menatap wajah sang kekasih yang terlihat pucat. Senja mendesah lemah, hatinya khawatir dan tak tega melihat kondisi lemah sang kekasih. Pasalnya, dari kemarin sore gadisnya itu mengeluh tak enak badan dan pusing.

"Mau kemana?..." Tanya Claira dengan nada lemahnya.

Senja tersenyum tipis menatap mata sayu itu. Perlahan, ia lepaskan dengan lembut tangan Claira pada bajunya. "Aku ambil air hangat dulu." Ucapnya. Setelahnya beranjak, mengambil apa yang dimaksud.

Tak berselang lama, Senja sudah kembali ke kamar lengkap dengan segelas air hangat.

"Bangun dulu ya..." Ucap Senja lembut.

Claira menggeleng pelan. "Peluk..."

Senja tersenyum mendengar rengekan manja yang dilakukan sang kekasih. Ini sudah biasa. Karena, dirinya tahu betul jika gadisnya dalam keadaan seperti ini akan bersikap lebih manja dari biasanya.

"Minum dulu.." Ucap senja, kembali membujuk gadisnya.

Perlahan, dengan gerakan lemah Claira memaksa tubuhnya bangkit. Lalu, duduk menyandar pada headboard. Setelahnya, menerima air putih hangat tersebut. Meminumnya dengan Senja yang memegangi gelasnya.

"Pelukk..." Ucap Claira kembali, sesaat setelah meminum seperempat air hangat tersebut.

Senja terkekeh pelan. Ia menyimpan air hangat tersebut di atas nakas. Mengambil tablet miliknya itu yang berada di atas karpet sebelum beranjak naik ke atas ranjang. Duduk bersandar pada headboard, membiarkan Claira berbaring menjadikan tubuh bagian depannya sebagai sandaran.

"Kamu gak kuliah?"

Senja menoleh, menatap mata Claira yang tengah menatapnya. Ia tersenyum tipis kemudian menggeleng pelan.

"Kenapa?"

"Kamu tahu alasannya apa,"

Claira terdiam sejenak, sebelum wajahnya terangkat sedikit mendongak guna mendaratkan kecupan hangat pada rahang Senja. Membuat si empu yang mendapat kecupan tiba-tiba itu tersenyum.

Claira kembali menyimpan kepalanya menyandar nyaman pada dada Senja, seraya tangannya semakin memeluk erat tubuh Senja. "Kuliah kamu tuh harusnya..." Ucapnya.

Senja mendelik menatap Claira, lebih tepatnya pucuk kepala milik Claira. "Emang mau ditinggal sendirian?"

"Gak mau.." Ucap Claira cepat.

"Aneh.."

Mendengar ucapan pelan Senja itu kontan membuat Claira mendongak cepat, menatap Senja. "Apa?!"

"Gakk.." Ucap Senja, tanpa mengalihkan pandangannya dari tablet yang ada ditangannya.

Claira berdecak pelan. Tangannya semakin erat memeluk tubuh Senja. "Baring Ale..." Pintanya manja.

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang