Satu

8.5K 231 0
                                    

"Jadi? Tante ijinin aku kan?"

Seseorang yang daritadi hanya diam, akhirnya mengangguk pasrah. Lagipula ini demi kebaikannya bukan,
kenapa dirinya harus menahan keinginan orang yang sangat amat ia sayangi itu.

Bibir paruh baya itu ikut tertarik ke atas ketika melihat senyum bahagia terukir dari bibir keponakannya.

Plak!

"Gak usah senyum mulu, mingkem!, kering tuh gigi" ucap paruh baya tersebut setelah memberikan tamparan halus pada lengan atas keponakannya.

Sang keponakan mendengus, sembari mengusap bagian tubuhnya yang panas.

"Tante mah, namanya juga lagi bahagia" balas sang keponakan.

.....

"SENJAAAA...."

Seseorang yang namanya di sebut itu lantas menutup telinganya. Menatap malas ke arah seseorang yang baru saja memasuki kamar miliknya, ah bukan sepenuhnya kamar miliknya sih, karena ini bukan rumah milik kedua orang tuanya. Dirinya hanya ikut menumpang di rumah sang tante.

"LO BENERAN MAU NINGGALIN GUE?" Tanyanya, masih dengan berteriak.

Senja memutar bola matanya malas, helaan nafas panjang keluar dari mulutnya. "Kenapa harus pake teriak segala sih. Kan kemarin-kemarin juga kakak tau kalo gue bakalan pergi"

"Kenapa harus nge-kost sih, kan bisa kuliahnya langsung dari rumah"

"Yang bener aja kak. Yang ada gue malah nge gepor duluan kecape'an di jalan"

"Yaa... Lo abisnya sih. Kuliah kok jauh amat"

"Jauh darimana?, Masih di Indonesia juga."

"Jauh itu"

"Deket kak"

"Jauh.... Kotanya aja beda."

"Deket!"

Plak!

Senja kembali mengusap lengan atasnya, tamparan yang tadi saja masih terlihat merah, malah di tambah lagi. Emang ya emak sama anak gak ada bedanya.

"Sakit kak, hobi amat elah nampar tangan gue" ucap senja, sembari tangannya mengusap bagian Tubuhnya yang masih terasa panas.

"Ya... Elo ngapain coba daftar kuliah di luar kota" dengus viona. Dirinya sungguh kesal pada sepupunya itu yang malah memilih kuliah di luar kota.

Pertanyaan itu senja biarkan mengalun di udara sejenak, otaknya bekerja menyusun kata demi kata untuk menjawab pertanyaan kakak sepupunya yang tengah bersama nya saat ini.

Senja ralesya arsalan, nama lengkapnya. Anak tunggal dari orang tua yang dibilang berkecukupan.

Senja ingat betul, ketika hari pengumuman SNBP, dirinya berdo'a tanpa henti, sembari jari-jari lentiknya dengan gesit mengutak-atik laptop kesayangan nya. Perasaan gugup dan cemas memenuhi relung hatinya, berharap jika usahanya selama duduk di bangku SMA tidak berakhir sia-sia.

Ketika Dirinya selesai memasukkan tanggal lahirnya pada portal SNPMB, dirinya langsung berteriak histeris ketika melihat warna biru, serta rangkaian kalimat yang diawali dengan kata 'selamat' terpampang jelas dan nyata di layar laptopnya. Bahkan teriakan nya itu membuat semua orang se-isi rumah memasuki kamarnya dengan wajah yang ketakutan dan was-was.

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang