20:15
"Ambil sana hape lo, berisik banget daritadi"
"Males ah kak" Jawab senja tanpa iniminat, dan lebih memilih fokus menonton layar di depannya.
Orang yang bersama senja itu berdecak kesal sebelum beranjak guna mengambil handphone milik senja yang berada di atas nakas.
Matanya melebar ketika melihat layar tersebut di penuhi banyaknya panggilan dan pesan yang masuk."Ini si claira suka nyepam apa gimana?" Tanyanya setelah kembali mendudukkan bokongnya di samping senja. "Nah loh! Dia nelepon" Lanjutnya ketika melihat ada panggilan masuk.
"Lo angkat aja kak" Ucap senja yang langsung di turuti orang di sampingnya, menerima panggilan tersebut. Menyimpan handphone tersebut di sofa tengah-tengah dirinya dan juga senja, setelah itu menekan loud speaker guna si pemilik handphone juga bisa mendengar.
"Akhirnya di angkat, ale aku minta maaf-----" Ucap claira disebrang sana.
"Hallo clair..."
"Kak vio?"
"Haha iya ini kakak"
"Ale mana kak?"
Keduanya saling berpandangan.
"Tidur" Ucap senja pada viona tanpa suara.
"Dosa lo bohongin orang" Ucap viona pelan membuat senja memutar bola matanya malas.
"Kak ?" Panggil claira disebrang sana karena tak kunjung mendapat jawaban.
"Ah iya, senja lagi tidur" Ucap viona.
"Tidur?"
"Iya, mau dibangunin? kenapa? Ada urusan penting kah nanti kakak sampe'in ke dia"
"Ah, enggak usah kak. Claira tutup telponnya ya, maaf udah nge-ganggu waktu kakak"
"Gak ganggu sama sekali" Ucap viona dibarengi kekehan kecil.
"Malam kak" Pamit claira sebelum panggilan tersebut berakhir.
"Lo lagi marahan sama claira?" Tanya viona melirik ke arah sepupunya itu.
Senja tertawa pelan "Enggak" Ucapnya singkat tanpa mengalihkan atensinya dari layar di depannya.
"Terus kenapa dia langsung minta maaf tadi?"
"Soal perasaan lagi?" Ucap viona lagi.
Senja mengabaikan pertanyaan viona tersebut dan memilih diam.
Viona yang melihat senja terdiam hanya bisa menghela nafas pelan, paham akan keadaan yang tengah di rasakan sepupunya ini.
Tidak ada lagi suara yang keluar dari mulut senja ataupun viona, keduanya sama-sama diam dengan posisi menghadap layar menyala di depan.
Tak lama, viona mengalihkan pandangannya ke arah senja. Dahinya menyernyit ketika melihat senja berkali-kali mengusap matanya. "Lah, lo nangis?" Tanyanya sembari tertawa meledek.
"Masa si ananta jadi ubi kak..." Ucap senja yang terdengar serak.
Oh iya saat ini keduanya tengah menonton film bergenre romantis dan sedih (angst lah ya kalo di au mah) yang menceritakan tentang sepasang remaja, yakni tania dan ananta dengan karakter yang sangat berbeda. Tania Merupakan seorang remaja yang dikenal sebagai cewek modern dengan sikap anti-sosial, mudah tersinggung dan pemarah. Meski begitu, Tania memiliki bakat dalam bidang seni, khususnya melukis. Setiap hari ia melukis. Satu-satunya orang yang mengerti tania adalah papanya.
Sampai suatu ketika ananta hadir dalam kehidupan Tania. Ananta yang memiliki karakter yang berbeda dengan tania, pelan-pelan mulai mengisi hari-hari tania. Suatu hari, Ananta membantu Tania membuka galeri seni yang akhirnya membuat lukisannya dibeli, dihargai, dan diapresiasi. Hal itu membuat Tania bahagia. Setelah itu, tiba-tiba Ananta hilang selama satu malam, membuat Tania stres, marah, dan menangis. Kemudian, saat Ananta kembali, Ia memperkenalkan sosok laki-laki muda tampan bernama Pierre. Lambat laun, kehadiran Pierre membuat kehidupan Tania berubah menjadi lebih baik. Namun, di dekat Pierre, Tania merasakan kehampaan. Meski Tania telah jatuh hati dengan Pierre, tetapi Ia merasa bahwa sosok Ananta-lah yang bisa mengisi kehidupannya. (Kepanjangan ya wkwkwkkk 🙂 )
KAMU SEDANG MEMBACA
Why?
Teen Fiction"Ale" "Apa?" Tanya senja singkat. "Darrell---" "Kamu suka sama Darrell?" Claira menggeleng cepat "Lebih tepatnya aku gak suka sama dia" "Kenapa?" "Karena dia mau ngambil kamu dari aku" Ucap Claira "Aku gak mau waktu kamu lebih banyak sama dia" Sen...