Sembilan

2.1K 183 4
                                    

"Mau kemana?" Tanya Claira saat melihat kathrin hendak beranjak turun dari ranjangnya.

"Mau minum dulu, haus gue" Balas kathrin. Merasakan kering pada tenggorokan nya, padahal dirinya tak banyak bicara dengan claira.

Alora dan senja, Dua orang yang pertama kali Kathrin lihat saat memasuki ruang tengah. Melangkah pelan melewati keduanya yang tengah fokus dengan acara televisinya. Mengambil minum dan meneguknya.

"Kath!"

Langkah kaki Kathrin terhenti, saat dirinya kembali melewati ruang tengah hendak kembali ke dalam kamar.

"Kenapa kak?" Tanya kathrin.

"Mau martabak gak?" Tanya alora. "Baru kok! Tadi lea belinya dua kotak" lanjutnya.

"Emang kak kalea nya kemana?" Tanya kathrin, karena tak melihat batang hidung orang yang sangat menggemari makanan tersebut.

"Ada di kamarnya, lagi mandi mungkin" jawab alora.

Kathrin mengangguk paham. Matanya beralih pada senja yang tengah tidur terlentang, di atas karpet dengan bantal sofa sebagai bantalan nya. Pandangannya menjurus ke arah layar televisi seakan tak terganggu sedikitpun.

"Bentar kak!" Ucap kathrin, sebelum melangkah meninggalkan ruang tengah.

Selang beberapa menit, Kathrin kembali ke ruang tengah diikuti oleh temannya, sekaligus penghuni baru kost.

"Martabaknya mana kak?" Tanya kathrin.

"Di dalam kulkas" Jawab alora. Lantas membuat kathrin melangkah ke arah dapur. Mengambil martabak. "Kamu gak mau duduk?" Lanjut alora bertanya pada gadis yang menjadi penghuni baru kost.

"Sini clair duduk" ajak kathrin yang baru saja balik dari dapur, lengkap dengan martabak di tangannya.

Kathrin mendudukkan dirinya di atas sofa satunya lagi yang kosong diikuti claira.

"Enak clair, coba lo makan dah" ucap kathrin.

"Gak usah sungkan" ucap alora seakan sadar gadis yang baru ditemuinya itu tengah gugup.

Claira mengangguk. Bergerak mengambil satu potong martabak kemudian memakannya.

"Enak kan?" Tanya kathrin.

Claira mengangguk. "Iya enak"

"Nja!" Panggil Kathrin.

"Apa?" Balas senja melihat kearah Kathrin.

"Lo gak mau martabak?"

Senja menggeleng. "Udah tadi. Lo abisin aja" ucapnya, kemudian kembali mengalihkan pandangannya pada televisi.

Pandangan Kathrin beralih pada claira yang tengah sibuk mengunyah martabaknya, sembari menatap lurus ke arah senja. Dirinya menghela nafas pelan tak ingin menganggu.

Claira menelan gigitan Martabak terakhirnya, matanya tak sedikitpun beralih dari memandangi senja. Perasaan senang, rindu dan sakit bercampur menjadi satu ketika bisa melihat dengan jelas orang yang dia sayangi. Ah, ralat maksudnya orang yang dia cintai, yang baru ia sadari setelah senja menjauhi dan meninggalkannya.

Sementara senja dia sangat amat sadar, bahwa claira dari tadi memandang kearahnya. Hanya saja dirinya berpura-pura seakan tak ada yang melihat kearahnya, bersikap acuh. Meskipun jauh berbeda dengan keadaan jantungnya sekarang yang sudah berdetak tak karuan.

Selanjutnya hening tak ada obrolan, kecuali suara televisi yang mereka tonton.

Tapi, itu sebelum kedatangan kalea yang tiba-tiba merebahkan tubuhnya di sofa, membuat alora terperanjat karena kedua pahanya dijadikan bantalan kepala kalea.

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang