Delapan

2.1K 165 4
                                    


"Clair, lo punya pulpen dua kagak? Pulpen gue abis njir" Tanya kathrin. "Tapi masa dah abis, padahal baru juga kemarin gue belinya" lanjutnya mengeluh.

"Ambil aja di tas" balas claira, tanpa melirik dan hanya fokus dengan ponselnya.

Kathrin mengangguk, tangannya bergerak mengobrak-abrik tas milik clair, guna mencari pulpen. Matanya melirik ke arah clair yang tengah tersenyum manis, memandangi layar handphonenya yang menampilkan wajah seseorang yang ia kenali, Kathrin mendengus kemudian kembali melanjutkan acara mencatatnya, dengan pulpen yang dipinjamnya.

Saat ini Kathrin dan claira tengah berada di dalam kelas. Keduanya masuk di jurusan yang sama.

"Kathrin setannn!!!!!!"

Si yang punya nama terlonjak kaget, karena pekikan tersebut, bahkan sampai tak sengaja mencoret tulisannya.

"Apasihhhh Clair?" Tanya kathrin.

Untung di kelas cuma ada dirinya dan claira, jadi gak malu-malu amat. Ngomong-ngomong, kelas mereka baru saja selesai lima belas menit yang lalu.

Clair tak menjawab pertanyaan Kathrin, dirinya malah mengambil pulpen dari tangan kathrin.

"Ih anjir, gue belum selesai nulisnya. Balikin sini!" Pinta kathrin.

"Pake ini aja!" Ucap clair, menukar pulpen tersebut dengan pulpen lain yang baru saja di ambilnya dari dalam tas.

Kathrin menatap sinis. Lantas menyambar pulpen tersebut, kembali menulis.

"Clair, pulpen yang tadi mana? Yang ini gak nyaman njing" ucap kathrin.

"Gak! Itu aja"

"Napa sih" decak kathrin kembali ingin mengambil pulpen yang pertama kali dipinjamnya. "Lo jarang pake juga" lanjutnya.

"Banyak bacot lo kath, intinya gak boleh ada orang yang pake nih pulpen." Balas claira. "Gue aja jarang pake nih pulpen" lanjutnya memegang pulpen tersebut seerat mungkin.

"Pelit lo njing" ketus Kathrin.

"Biarin!"

Kathrin berdecak, terpaksa kembali memakai pulpen yang lain.

"Kath..."

"Apa?" Balas kathrin, melirik sebentar, di tengah-tengah fokus menulis.

"Hari ini gue gak ketemu ale..."

"Oh"

Clair melirik malas ke arah Kathrin. "Oh doang? Bantuin kek..."

"Bantuin apa?"

"Apa kek.... Contohnya lo cari tau dimana ale tinggal atau apa kek kost'annya misalnya"

"Buat apa?"

"Masih nanya lo"

"Yaaa napa dicari.... Orang dia ngekost sama gue" balas kathrin polos, sedetik kemudian menutup mulutnya, dirinya baru saja keceplosan?!

Nafas claira tercekat. "Bajingan lo kath! Kenapa baru bilang sekarang" pekiknya dengan tangan yang mengguncang kedua bahu milik Kathrin. Sukses membuat pulpen yang masih di tangan kathrin kembali mencoret catatanya.

"Abis ini bantuin gue!" Titah claira tersenyum misterius.

.......

"Kamu beneran mau ngekost disini?"

Claira menghela nafas sejenak, sudah lima kali pertanyaan ini terulang dari mulut wanita paruh baya dihadapannya. Apakah wajahnya tak terlihat adanya keseriusan kah? Kenapa paruh baya dihadapannya seakan tak yakin dan percaya dengan dirinya.

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang