Bab. 27

4.9K 523 70
                                    

My Dear Queen
24.05.24




Wuxian perlahan membuka mata saat suara berisik itu didengarnya. Pemuda itu berniat menguap saat merasakan seluruh tubuhnya yang terasa sakit. Seolah dia baru saja dipukuli. Dan ketika ingatannya perlahan pulih, dia tahu itu memang benar. Dia baru saja dihajar oleh Lan Wangji dan 'batang besar' yang selama ini disembunyikan dengan apik oleh sang jenderal di kedua kakinya.

"Aish, sialan."

Wuxian perlahan memiringkan tubuh dan memegangi pinggangnya di mana ia yakin tulangnya telah mengalami pengeroposan dini mengingat dirinya saat ini begitu ringkih seperti orang tua.

"Tidak! Karakter Wei Xian ini bahkan belum berusia dua puluh tahun, jadi jelas ini semua salah Lan Wangji!"

"Kau sudah bangun?"

Suara yang datang dari depan pintu kamar itu membuat Wuxian mengeram, tatapannya dengan kejam tertuju pada sosok yang kini datang dan menaruh baki di tangannya ke nakas, lalu perlahan duduk di sisinya. Lelaki yang wajahnya dengan menyebalkan terlihat begitu puas dan bercahaya, sementara dirinya layu bagai orang tua.

"Apa kau marah?"

"Tentu saja!" Wuxian memegangi lehernya. Astaga, bahkan suaranya juga menjadi serak!

"Maafkan aku ...."

Sebuah ciuman yang menyasar keningnya membuat Wuxian terdiam. Sungguh tidak menyangka bahwa jenderal yang sehari-hari memeta wajah dingin itu kini membuat ekspresi menyedihkan yang dengan cepat meluruhkan semua kesal di dadanya. Keduanya saling menatap dalam diam. Hingga Lan Wangji kemudian mengecup punggung tangannya.

"Sungguh tidak bisa memaafkanku?"

Wuxian membulatkan matanya. Hey, ini sungguh tidak adil! Bagaimana bisa jenderal yang dikatakan selalu menang dalam setiap pertempuran ini sekarang memasang wajah manja dan sok imut seperti itu?! Tidak tahukah dia bahwa dengan dirinya diam bak manekin saja, dunia akan tertunduk dalam ketampanannya?!

"Aish, aku mikir apaan sih!"

Wuxian memalingkan wajah. Tubuhnya yang sedari tadi miring kini terlentang. Dia sungguh tidak suka bagaimana hati karakter Wei Xian yang dia tempati ini selalu saja luluh pada pesona sang jenderal.

"Weiying ...."

Kedua lengan kekar itu kini memenjara Wuxian. Memaksa pemuda itu untuk menatap lurus pada manik keemasan lelaki di atas tubuhnya. Mungkin, jika itu adalah dirinya di dunia sana, dia pasti akan merasa kesal diperlakukan bagai seorang wanita. Namun ... karena berada dalam tubuh Wei Xian, dia justru merasa sikap ini sangat manis hingga dia bisa diabetes saat ini juga.

"Baiklah." Wuxian mengalah pada akhirnya. Pemuda itu mendorong dada Lan Wangji agar lelaki itu menyingkir dari atas tubuhnya. Sang jenderal patuh, dengan sebuah senyum menawan yang terpatri pada bibir tipisnya, ia menyingkir dan membantu Wuxian duduk untuk memberinya minum lalu menyuapinya.

Sebenarnya ... Wuxian juga tidak semarah itu. Meski dia tidak suka jika tubuhnya dibuat lemah seperti saat ini, tapi seluruh kegiatan mereka dalam tiga hari itu adalah hal gila yang cukup ... memuaskan.

"Apakah enak?"

Wuxian yang sedari tadi tertunduk, melirik sekilas pada Lan Wangji, "Yah, meski itu membuat lelah, tapi ... cukup memuaskan."

"Memuaskan?" Ada kerutan tak mengerti yang tercipta pada kening Lan Wangji. Sejenak hingga jenderal itu kemudian terdengar menahan tawanya, membuat Wuxian yang terkejut sontak menatapnya.

"Apanya yang lucu?!"

Lan Wangji mengusap sudut matanya yang berair, meski tawanya tidak terdengar keras, tapi rupanya jenderal itu memang tergelak dengan satu tangan mengepal menutupi mulutnya, sementara tangan lain berusaha menyeimbangkan baki yang ia bawa.

(TAMAT) My Dear QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang