Bab. 50

3.8K 601 52
                                    

My Dear Queen
Tahta di Antara Kemelut
15.07.24










"Dengan ini, aku menyerahkan kekuasaan sebagai raja Gusu Lan kepada Ge- Putra Mahkota Lan Wangji. Sebagai orang yang paling berhak atas tahta setelah Raja Lan Ketiga tiada."

Zixuan yang telah datang ke ruang tahta dengan melepas mahkotanya beranjak ke belakang Lan Wangji yang telah diminta untuk duduk di singgasana. Dengan bantuan imam kekaisaran, ia melepas tusuk rambut yang bertenggar pada cepol rambut lelaki itu, lalu memasangkan mahkota yang memiliki rumbai manik-manik pada bagian depan dan belakang itu dengan hati-hati.

Lan Wangji kemudian diminta berdiri di mana para menteri dari dua fraksi serempak bersujud padanya sebagai bentuk kepatuhan. Meski dalam hal ini, para menteri dari Fraksi Barat terlihat masih enggan mengakuinya.

Setelah rangkaian acara formal yang ternyata cukup memakan waktu itu, Lan Wangji bergegas kembali ke Paviliun Wang bersama kedua sahabatnya. Mingjue datang untuk membahas acara pelantikan yang akan diadakan setelah melepas kepergian Zixuan, sedang Xue Yang akan mengantarkan Wuxian pulang ke kediaman Wei sebelum seseorang mungkin menyadari calon ratu mereka telah meyelinap masuk ke istana sebelum dirinya dijemput secara resmi.

Tidak ada yang akan menyalahkan memang, hanya saja itu akan menjadi kurang baik di mata masyarakat.

"Weiying?" Lan Wangji memanggil saat membuka pintu kamarnya dan hanya menemukan keheningan di sana.

"Ya Tuhan, jangan katakan istri kecil Anda berkeliaran dengan seenaknya lagi." Xue Yang memegangi kepalanya dengan frustasi. "Aku akan mencarinya di luar," ucap menteri itu bergegas berlari.

"Kurasa Xue Yang benar-benar dibuat repot oleh istri Anda-" Mingjue yang tertawa sontak terkejut ketika melihat ekspresi Lan Wangji yang dalam diam menatap sekitaran kamarnya. "Ada apa?"

"Weiying ... jika benar dia pergi, mengapa aromanya menuju jendela?"

"Apa?" Mingjue melihat pada jendela besar kamar itu dan bergegas mendekat. "Ini tidak terkunci." Komandan itu membuka jendela di sana ketika Wangji mendekat dan menatap udara seolah ia bisa melihat jejak aroma istrinya.

"Ada yang tidak benar, aku harus pergi." Lan Wangji berniat beranjak ketika Mingjue manahannya.

"Anda tidak bisa pergi. Tahta ini telah diberikan pada Anda, dan seorang raja yang belum melakukan sumpah harus berada dalam istananya hingga ia melakukan upacara pelantikan secara resmi."

"Tapi Weiying-"

"Aku akan mencarinya." Mingjue berkata kembali. "Aku akan mengerahkan prajurit dan mengunjungi kediaman Wei. Jadi aku mohon jangan gegabah."

Lan Wangji hanya diam, tapi bersahabat begitu lama dengan si kurang ekspresif ini, membuat Mingjue mengerti bahwa calon raja yang saat ini tengah dilanda gelisah ini tidak setuju.

"Aku mohon, Yang Mulia." Mingjue membujuk Wangji kembali. "Aku akan mengerahkan semua orang untuk mencarinya, jadi tetaplah di sini."

Lan Wangji masih diam, tapi pada akhirnya lelaki itu mengangguk setuju. Bagaimanapun, ia harus menjadi raja agar bisa melindungi Wuxian. Hanya saja ... perasaan yang menimpa hatinya saat ini ... entah kenapa sama seperti ketika Wuxian dikejar penjahat sementara dirinya harus berperang melawan tentara yang ia yakini adalah orang-orang bayaran ibu suri juga. Tunggu-

"Ibu suri!" ucap Wangji kemudian. "Periksa dia, periksa semua dayang dan bawahannya."

Mingjue diam, berpikir apakah sungguh wanita yang akan menjalani hukuman setelah Lan Wangji menjadi raja itu masih memiliki pendukung di sisinya? Hanya saja melihat kekalutan sang sahabat, ia mengangguk setuju.

(TAMAT) My Dear QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang