Bab. 40

3.9K 531 49
                                    

My Dear Queen
Chapter. 40
Firasat yang Diabaikan








"Jenderal."

Lan Wangji terkejut ketika lelaki di depannya, letnan yang bertugas mengawasi daerah perbatasan melihatnya dengan wajah berkerut. "Apa ada sesuatu yang mungkin membuat Anda bingung perihal pengaturan prajurit ini?"

Lan Wangji melihat peta dan penempatan prajurit yang digambarkan dengan pion-pion kecil di sana lalu menggeleng. "Tidak, aku setuju untuk strategi ini."

Sang letnan mengangguk. "Lalu apa ada sesuatu yang mengganggu Anda? Saya lihat perhatian Anda begitu terganggu saat ini. Anda seolah ... sedang gelisah?"

Lan Wangji diam dan perlahan memegang dada kirinya. "Itu benar."

"Jenderal, Anda selalu menuai keberhasilan selama ini. Jadi saya yakin kali ini pun kita akan mendapatkan kemenangan. Tolong jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja."

"Bukan soal peperangan ini." Lan Wangji menghela napas. Entah mengapa hatinya terasa begitu gelisah setiap kali memikirkan Wuxian. Rasanya ... ia sungguh ingin pulang saat ini juga untuk bertemu dan membawa Omega itu ke dalam pelukannya.

"Jika bukan soal peperangan ini, maka-" sang letnan terdiam sejenak. "Ah, saya tahu, Anda merindukan keluarga?"

Lan Wangji mengangguk. Di mana sang letnan kemudian tersenyum lalu beranjak ke sisi ruangan. "Kalau begitu tulislah sebuah surat, saya mendapatkan ini dari seorang teman, burung ini ... katanya dibeli dari seorang penyihir hitam, dia sangat pintar menemukan seseorang hanya dari bau pada bekas pakaiannya."

Lan Wangji menerima sangkar yang diberikan sang letnan, di mana seekor burung kecil berwarna hitam dengan mata heterochromia—di mana warna iris mata kanan berbeda dengan warna iris mata kiri—memiringkan kepala dan menatapnya.

"Burung jenis apa ini?"

"Entahlah. Saya pikir tadinya gagak, tapi dia kecil. Oh, saya sudah mencoba membuatnya menemukan kucing saya yang hilang dengan kain bekas tidurnya, dan itu berhasil. Jadi apa Anda kebetulan memiliki pakaian salah satu keluarga Anda yang ingin dikabari?"

Lan Wangji mengangguk. Ia ... masih selalu menyimpan pita merah milik Wuxian yang hingga saat ini memiliki aroma kuat pemuda itu.

"Aku bisa pinjam ini?" tanya Wangji kembali.

"Burung itu memang saya siapkan untuk Anda, anggaplah sebagai hadiah atas kerja keras Anda selama ini." Sang letnan tersenyum ketika mendapati wajah jenderalnya yang terlihat lebih baik.

Setelah letnan pamit untuk mempersiapkan prajurit dan peralatan, Lan Wangji mengambil secarik kertas untuk menuliskan beberapa kata. Meski ia tidak yakin apa burung ini sungguh akan berhasil mencapai Wuxian, tapi setidaknya ia telah berusaha menghilangkan sedikit kegelisahan di hatinya sebelum nanti kembali ke sisi sang omega.

.

.

.

"Akhirnya ... dua tikus ini tertangkap juga."

Wuxian segera menyembunyikan Huaisang di belakang tubuhnya. "Lari, aku akan menghadapi ini."

"A, apa?" Huaisang melihat pada Wuxian yang kemudian mengeluarkan sebuah seruling hitam dari saku bajunya.

"Hm? Berniat melawanku dengan seruling? Itu sungguh menggemaskan, omega." Lelaki di depan sana menyarungkan pedangnya kembali. "Aku akan bermain adil. Senjatamu tidak tajam, maka aku juga melakukan hal yang sama."

Wuxian mengambil ancang-ancang. Dengan ingatan yang ia miliki tentang Judo dan ingatan Wei Xian yang melihat ayahnya berlatih pedang, ia maju.

Keduanya beradu tubuh, suara tangkai seruling yang bertabrakan dengan bilah sarung pedang pun terdengar. Huaisang tidak bisa berlari saat ini, Bolin telah menangis, dan sekalipun ia lari, keduanya hanya akan ditemukan untuk dibunuh, jadi dia berdiri mengawasi Wuxian sembari mencari sesuatu untuk menenangkan bayi yang tangisannya mungkin akan mengundang lebih banyak penyusup menemukan mereka.

(TAMAT) My Dear QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang