Another Heart

145 26 13
                                    

"Hyung silahkan masuk" Ucap Jungkook saat melihat Namjoon berdiri di depan pintu apartemennya dengan sekeresek penuh cemilan beberapa kepala botol cola juga tersumbul diantara penuhnya keresek itu.

"Bagaimana pekerjaan menerjemahmu, lancar?" Tanyanya sambil melangkah masuk dan meletakan kresek putih tersebut di kabinet dapur yang berada dilorong masuk apartemen, kaki Namjoon melangkah ke meja komputer dan memeriksa di halaman berapa sekarang Jungkook sedang menerjemah. Seketika matanya membulat saat di lihatnya hanya tinggal lima halaman terakhir saja. " Kau hampir selesai?"

"Nee sesuai janji deadline pada Tuan Seokjin kalau aku akan menyelesaikan satu buku dalam satu bulan, bab yang sebelumnya sudah lolos sunting dan kata mereka terjemahanku bagus." Jawab Jungkook sambil mengeluarkan cemilan-cemilan dari dalam kresek.

"Kau luar biasa Jungkookaa." Ujar Namjoon cukup bangga pada Jungkook.

"Siapa dulu ... aku..." Ujarnya sombong.

Namjoon kemudian terkekeh mendengar ucapan jungkook, hubungannya dengan Jungkook memang semakin akrab, sekarang tak hanya membahas masalah mata kuliah dan pekerjaan saja, bahkan sekarang mereka semakin dekat dan saling berbagi cerita tentang hidup mereka, Jungkook yang bercerita tentang keluarganya, dan kesulitannya mempertahankan beasiswanya, begitupun Namjoon terkadang juga ia bercerita tentang pengalamannya saat dulu bersekolah di luar negri serta keluarganya, dan pada akhirnya Namjoon meminta Jungkook untuk memanggilnya Hyung saja, karena usia mereka sebenarnya tak terpaut jauh.

"lalu Hye Na, bagaimana perkembangan Projek nya, apa selancar dirimu?" Tanya Namjoon yang akhirnya tak mampu menahan rasa penasarannya pada gadis itu, sejak pertemuannya di Cafe sebulan lalu, hampir mereka tidak bertemu atau berkomunikasi, entahlah Namjoon merasa sungkan untuk menghubungi Hye Na, ia hanya bisa datang ke apartemen Jungkook, dan jika ia beruntung ia akan bertemu dengan gadis itu walau sejauh ini hanya sekali saja ia bertemu itu pun hanya berpapasan di lobi apartemen saat dirinya hendak pulang dari apartemen Jungkook dan Hye Na yang baru datang.

"Aku kurang tau Hyung, dia semakin sibuk dengan Tuan Seokjin." Ujar Jungkook.

"Semakin sibuk dengan Seokjin Hyung?" Namjoon mengernyitkan dahinya.

"Aigooo apa kau tidak tau Hyung mereka sepertinya dalam masa penjajakan, Hye Na dan Tuan Seokjin sering sekali bertemu. aku tak tau apa yang di bahas mereka, tapi sepertinya cukup intens mereka bertemu." Terang Jungkook.

Mendengar ucapan Jungkook, Namjoon hanya memberikan ekspresi datarnya. " Oww... " Gumam nya sambil menerima segelas penuh Cola dingin.

"Kau tak pernah berkomunikasi dengannya Hyung?" Tanya Jungkook kemudian penasaran.

"Aku dan Hye Na?" Namjoon balik bertanya.

"Nee... kau selalu menanyai projeck terjemahanku kan?"

"Nee, aku tak pernah menanyakannya, aku takut dia tidak nyaman nantinya, mengingat aku dan dia seusia dan kita lebih seperti teman bukan lagi seperti antara dosen dan mahasiswanya, kalau kau... kau masih membutuhkan bimbingaku kan?"ucap Namjoon sambil mengalihkan pandangannya pada Jungkook.

"Tentu saja Hyung, kau sudah sangat banyak membantuku, bahkan judul skripsi yang kau sarankan juga langsung di ACC Prof Kang, itu semua berkat mu." Jawab Jungkook yang sekarang sudah duduk di samping Namjoon.

Namjoon tertawa lebar sambil menepuk bahu Jungkook. " Kau sudah sangat pintar dan aku hanya perlu sedikit mengarahkanmu saja."

"Nee, bagaimapun Hyung sudah selalu memudahkan jalanku." sudut bibir jungkok tersungging. ia merasa bersyukur karena Namjoon sudah memberinya pekerjaan yang lebih baik dan tidak beresiko seperti Joki sekripsi yang sudah ia lakukan sebelumnya.

MY LECTURER || KIM NAMJOON || [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang