DeJa Vu 2

116 22 14
                                    

Namjoon duduk di sebelah ranjang pasien dimana Hye Na terbaring di atasnya, ini sudah pukul 21.00 waktu Belanda dan Hye Na masih tidur meringkuk bagai udang keningnya masih berkerut, sangat terlihat kalau ia masih merasakan sakit di perutnya, sudah dua kali ia disuntik untuk anti mual dan sakitnya, tapi sepertinya rasa sakit di perutnya belum mereda juga setelah dua kali suntikan itu.

Tangan Namjoon dengan lembut mengusap rambut Hye Na, mencoba memberikan secuil kenyamanan untuknya.

Rasanya ini seperti deJa vu untuk Namjoon, melihat Hye Na jatuh sakit tak berdaya di hadapannya.

Sekarang hanya ada mereka berdua di ruang rawat itu setelah Namjoon menyuruh Erik untuk pulang sore tadi, Erik sempat terkejut saat Namjoon menyuruh nya pulang, namun ia sudah mulai membaca situasi kalau antara Namjoon dan Hye Na ada sesuatu apa lagi saat ia menelfon Jessica dan menceritakan semua hal yang terjadi sampai dirinya yang di suruh Namjoon pulang, Jessica langsung menyuruh Erik untuk pulang saja menuruti apa yang Namjoon inginkan.

"Hye Na" desis Namjoon lirih. "Apa kabar, lama tak bertemu." Sambungnya lagi mengucapkan kata yang sebenarnya ingin sekali ia tanyakan pada Hye Na sejak awal ia bertemu dengan puan itu.

Tangan Namjoon sekarang menggenggam erat tangan Hye Na, dan ia sentuh kan ke pipinya, di pandangan wajah pucat Hye Na yang sudah mulai tidur tenang, sepertinya rasa nyeri di perutnya sudah berangsur membaik.

Malam ini Namjoon tak ingin melepaskan kesempatan untuk memandang wajah yang sudah sangat lama ia rindukan, di pandangnya lekat wajah Hye Na seolah esok ia tak bisa melihat wajah itu lagi. Sampai ia melandai kan kepalanya di samping ranjang.

"Selamat malam Kang Hye Na" Desis Namjoon netra nya perlahan menutup setelah ia memastikan kalau kondisi Hye Na sudah mulai stabil.

***

Hye Na membuka matanya perlahan saat kesadarannya mulai muncul, ia mulai melihat tabung infus yang menggantung tepat di atas kepalanya. Puan itu menghela nafasnya saat mulai sadar kegaduhan apa yang sudah ia perbuat kemarin, sampai membuat seisi restoran ikut panik.

"Hah... Memalukan sekali." Gumam Hye Na, matanya semakin lebar membuka, ia memperhatikan seisi ruangan, dan hanya ada dirinya sendiri.

Kemarin rasanya seakan mau mati, aku tak bisa menahan sakit perut ku, tapi aku masih cukup mengingat kalau yang menemaniku di ambulans kemarin adalah Namjoon, bahkan ia menunggu ku di kamar ini. Batin Hye Na, namun sekarang ia sudah tak melihat sosok pria itu lagi.

"Mungkin dia sudah pulang." Gumam Hye Na sambil berusaha duduk bersandar di ranjang.

Mata Hye Na melihat ponsel nya yang tergeletak di atas nakas, segera ia meraihnya dan menyalakan layarnya, 11:03.

"Astaga" Pekik puan itu. "Apa yang dokter berikan padaku sampai aku bangun se siang ini, untungnya ini hari Sabtu." Hye Na cukup lega karena ini ada weekend, tak ada beban tanggungan untuknya mengajar di hari ini.

Hye Na menarik tubuhnya mencari kenyamanan, kondisinya sudah jauh lebih baik dari kemarin, bahkan ia tak merasakan sakit yang melilit seperti kemarin, hanya tubuhnya yang masih terasa agak lemas.

Greg...! Suara pintu terbuka.

Hye Na segera menoleh ke arah pintu dan dilihatnya sosok Namjoon yang sedang berjalan masuk dengan menenteng segelas kopi dingin di tangannya.

Astaga ternyata dia masih di sini.

"Anyonghaseo, Prof Kim." Sapa Hye Na sambil sedikit menganggukkan kepalanya.

"Kau sudah bangun?" Tanya Namjoon mengabaikan salam dari Hye Na.

"Owww Nee, baru saja aku bangun." Jawab Hye Na canggung. "Umm terimakasih sudah mengantarku ke rumah sakit kemarin, akhir-akhir ini jadwal mengajar cukup padat jadi jam makan ku agak berantakan." Ujar Hye Na untuk berbasa-basi.

MY LECTURER || KIM NAMJOON || [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang