The Veil is Lifted

121 25 17
                                    

4.400 Kata

🌸🌸🌸

Hye Na membasuh wajahnya di toilet setelah menyelesaikan seminar, ia sudah berusaha untuk menjelaskan sedetail mungkin isi proposal disertasi nya, terlihat beberapa promotor puas dengan pemaparannya, namun ia tetap saja tak bisa menahan perasaan tegangannya, bahkan terdengar sesekali suaranya yang bergetar. Apa lagi saat tau Appa Namjoon dan Namjoon duduk sebagai peserta.

"Astaga..." Desah Hye Na sambil menarik tisu untuk mengelap wajah basahnya. "Sebenarnya apa yang terjadi." Gumam Hye Na, tangannya meremas tisu dan melemparnya ke tempat sampah.

Hye Na merapikan dress nya kemudian berjalan keluar toilet. Sampai terasa tangannya yang di tarik sampai membuat tubuhnya berbalik, dan sudah bisa di tebak Namjoon lah yang menarik tangan nya, sejak Hye Na menyelesaikan presentasinya Namjoon juga mengikuti puan itu keluar dan membuntuti sampai ke toilet.

Hye Na kemudian menghempaskan tangan pria itu, tatapannya berkali lipat lebih menyeramkan dari yang sudah-sudah, Namjoon tau kalau Hye Na sudah sangat marah sekarang, bukan sangat lagi, tapi teramat sangat marah.

"Maafkan aku" ujar pria itu kemudian. "Aku tak bermaksud mempermainkanmu dengan semua yang aku lakukan, aku bisa menjelaskannya, beri aku waktu dan dengarkan penjelasanku." Terlihat wajah memohon Namjoon penuh kesungguhan sekarang.

Hye Na mendesah mencoba menahan kesabarannya yang setipis tisu itu, "Jelaskan apa yang ingin kau jelaskan." Ujar Hye Na tegas.

Namjoon kemudian mengangguk, ia mengambil tas dan berkas-berkas di tangan Hye Na sebelum kemudian ia mengajaknya ke sebuah taman di salah satu sudut universitas itu, tempatnya cukup sepi mengingat itu sudah sore, dan kegiatan belajar mengajar sudah selesai, hanya tinggal terlihat beberapa mahasiswa yang berlalu lalang menyelesaikan tugasnya.

Namjoon dan Hye Na sudah duduk berdampingan di sebuah bangku panjang di taman.

"Setelah kau menghilang, aku tak tau harus bagaimana menjalani hidup ku, semua berjalan sesuai dengan keinginan orang tua ku, aku tak pernah menyetujui tentang pertunangan ku namun juga tak bisa menolaknya, aku hampir depresi saat itu." ujar Namjoon mulai bercerita.

Sementara Hye Na mulai mengalihkan pandangannya pada pria itu.

"Persiapan pertunangan sudah sembilan puluh persen selesai, saat kami sedang melakukan pemeriksaan venue di Silla hotel, tiba-tiba Areum jatuh pingsan, semua panik dan segera membawanya ke rumah sakit, semua berfikir karena persiapan pertunangan membuat dia kelelahan dan akhirnya jatuh sakit, namun penjelasan dokter sungguh di luar dugaan kami semua, dokter dengan sangat polosnya memberi selamat pada ku, pada orang tuan Areum dan pada orang tua ku, dia mengabarkan kalau Areum tengah mengandung dan sudah tujuh minggu usia kandungannya." Sambung Namjoon melanjutkan ceritanya, matanya menerawang memandang langit jingga sore itu.

Hye Na mash mendengarkan cerita Namjoon dengan senyum miring tersungging di bibirnya, ia tak menyangka begitu cara semua kebusukan gadis itu terbongkar.

"Semua terperanjat kaget, orang tua ku dan dan orang tua Areum seketika mengalihkan pandangan mereka padaku, aku pun tak kalah kaget dengan hal itu, namun dengan tegas aku mengatakan aku tak pernah menyentuh Areum sedikit pun. suasana kacau, acara pertunangan juga kacau." Namjoon menghela nafasnya, "Namun aku bersyukur akan hal itu. aku tak perduli tentang apa yang di lakukan Areum di belakangku dan siapa ayah bayi itu, yang aku syukuri adalah aku tidak bertunangan dengannya."

"Semenjak kejadian di rumah sakit, keluarga ku dan Areum putus kontak, Senator Kim dan keluarganya menghilang, benar-benar seperti di telan bumi, namun satu persatu hal tentang keluarga itu terbuka, ada informasi yang mengatakan kalau sebenarnya selama ini Areum masih di bawah pengawasan psikiater, kondisi kejiwaannya labil dan dalam pengobatan. Eomma pun terkejut mendengarnya beliau menangis dan sempat drop juga, namun aku selalu mengatakan pada Eomma tidak usah memikirkan apa yang terjadi sekarang, yang terpenting adalah pertunanganku dengan Areum batal, kehidupan ku terselamatkan. Dan untungnya Eomma tidak berlarut dalam kesedihannya, ia bersyukur tidak terlambat untuk kita tau siapa sebenarnya Areum" Ujar Namjoon kembali.

MY LECTURER || KIM NAMJOON || [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang