"Kang Hye Na" itu lah kata yang puan itu ucapkan, ketika pertama kali bertemu dengan Namjoon di bandara seminggu yang lalu.Satu kata yang akhirnya menjungkir balikan kewarasan Namjoon, Hye Na berdiri dengan sangat anggun, mengenakan blazer dress warna hitam, bagian pinggang terdapat sabuk berbentuk rantai berwarna emas yang di kaitkan erat melingkar sehingga menampakkan pinggang rampingnya, rambutnya di ikat di bagian atas tapi masih menyisakan rambut yang terurai berwarna hitam berkilau, kakinya terlihat jenjang karena ia memakai high heels dengan tumit yang tinggi dan runcing.
Hye Na begitu terlihat dominan karena kecantikannya hari itu.
Hye Na yang Namjoon kenal dulu adalah gadis yang aktif dengan gaya kasualnya, sering memakai jeans dengan kaos ukuran sedang, dan selalu memakai sweater untuk outher, Namjoon suka dengan gaya Hye Na dulu terlihat sangat enerjik, namun Hye Na yang sekarang benar-benar membuat Namjoon seakan menggila, penampilan dan gaya bicaranya seratus delapan puluh derajat berubah, Hye Na yang sekarang Namjoon lihat adalah seorang wanita dewasa elegan yang suka mengenakan blazer dress diatas lututnya, di sandingkan dengan Stiletto dengan warna yang senada dengan hand bag-nya.
Di hari kedua mereka bertemu, Hye Na kembali mengenakan blazer dress yang saat itu ia pun menggunakan stoking hitam untuk melindungi kaki mulusnya, fantasi Namjoon seketika meliar melihat Hye Na, dan untuk pertama kalinya, ia memutuskan untuk kembali lebih cepat ke hotel karena kepalanya yang seakan mau meledak menahan hasratnya yang bergejolak karena puan itu.
Namun ada satu fakta yang Namjoon dapat setelah seminggu bersama Hye Na yang cukup membuat darahnya seakan mendidih, Namjoon sering mendapati para lelaki yang menatap Hye Na dengan tatapan aneh, mata mereka seperti menscan wanita itu dari ujung rambut sampai ujung kakinya seakan ingin menelanjangi, sampai membuat Namjoon ingin mencolok bola mata para lelaki itu.
Srakk...
Namjoon menghempaskan tubuh Hye Na ke sofa, gadis itu jatuh terduduk dengan tubuh yang menyandar di sofa yang besar dan empuk. Dadanya yang besar naik turun mengambil oksigen yang tadi sangat sulit untuk di dapatkan karena ciuman yang panjang dan lama mereka, bagian bawah blazernya sedikit tersingkap menunjukan pahanya yang mulus.
Namjoon menelan saliva nya melihat pemandangan itu, pria itu kemudian membuka coatnya dan membiarkan nya jatuh begitu saja ke lantai, tangannya bergerak membuka kancing di kedua lengannya, dan juga bagian depan kemeja, dan membukanya dengan sekali gerakan saja, tubuh pria itu topless sekarang, menunjukkan dada bidangnya, dan juga perut sixpack nya.
Mulut Hye Na menganga melihat tubuh yang bagai pahatan itu, tubuh Namjoon puluhan kali lebih berotot dari terakhir Hye Na lihat, benar kata Jessica kalau tubuh Namjoon sangat seksi bagai dewa Yunani.
Tangan puan itu hanya mampu meremas bantal sofa, untuk mengekspresikan kegemasannya pada tubuh Namjoon, sejujurnya ia ingin sekali menyentuh dan meremas otot dada Pria itu, dan menjilati perut sixpack itu sampai ke bawah, namun Hye Na masih bisa menahan untuk tak menyentuhnya, paling tidak untuk saat ini ia mampu untuk menahannya.
Namjoon menekuk lututnya dan menumpukannya di sofa diantara paha Hye Na yang membuka, ia menundukan tubuhnya mendekat ke Hye Na, menyentuh bibir puan itu dengan ibu jarinya, mengusap bibir yang basah karena salivanya.
Seketika nafas Hye Na tercekat karena sentuhan lembut itu, apa lagi ia merasa lutut kaki Namjoon yang semakin menekan vaginanya. Hye Na berusaha sekuat mungkin untuk tetap tenang walau sebenarnya ia sudah sangat terangsang karena pria itu.
"Hye Na" Desis Namjoon lirih namun suaranya terdengar sangat berat.
Hye Na mengangkat matanya memandang pria yang tengah melayang di atasnya itu, tangannya masih lembut mengusap bibirnya.
"Aku merindukanmu." Sambungnya lagi.
Mendengar ucapan Namjoon, dan merasa tekanan di vaginanya, syaraf kewarasan Hye Na seakan putus, pupil matanya naik, nafasnya terengah.
"Ohhh God" desah Hye Na sambil menengadahkan wajahnya.
Namjoon tau Hye Na sudah tak mampu menahan lagi hasratnya, yang sejujur ia pun sudah ingin sekali menjamah tubuh wanita itu.
"Hye Na" Namjoon sudah semakin tak mampu menahan deru nafasnya, dengan tidak sabar ia berusaha membuka kancing blazer Hye Na, dua kancing terbuka dan sisanya pria itu koyak sampai ke bawah, dan sekarang nampaklah tubuh Hye Na dengan bra dan thong berwarna hitam, terlihat kontras dengan kulit tubuhnya yang putih.
Segera Namjoon mencumbu Hye Na dari ceruk lehernya, turun ke dada yang membusung dan sampai ke perut, dan ciuman tak berhenti sampai ke paha dalam puan itu.
Sesaat Namjoon menaikkan pandangannya menatap ke Hye Na yang ternyata telah menatap dengan mata sayunya, ia seakan menunggu apa yang akan Namjoon lakukan lagi pada dirinya.
Namjoon tau kalau apa pun yang akan ia lakukan, Hye Na sudah tak bisa menolaknya, wanita itu sudah di selimuti dengan nafsu, perlahan pria itu memegang thong yang di kenakan Hye Na, sesuai dugaannya tak ada perlawanan dari Hye Na, pipinya malah semakin merona, dan puan itu mendesah saat dengan cepat thong itu di tarik Namjoon lolos dari kaki jenjangnya, menampakkan bagian sensitifnya yang sudah berkilat basah.
Hidden Part
*** MY LECTURER ***
BISA DIAKSES DI KARYA KARSA
Link ada di bio****
"Areum hamil." Ujar Namjoon di tengah Hye Na yang sedang merasakan badai klimaksnya yang begitu dahsyat, bahkan vagina wanita itu masih berdenyut-denyut.Butuh beberapa detik untuk Hye Na mencerna ucapan Namjoon. Senyum yang tadinya merekah di bibirnya seketika menghilang, matanya terbuka. "Mwo...?" Ujar Hye Na, ia begitu kaget.
Apa karena ini, Areum tak datang ke Belanda, dan apa karena ini Namjoon buru-buru untuk pulang ke Korea. Batin Hye Na.
Di kondisi tubuhnya yang masih sangat lemas Hye Na berusaha melepaskan dekapan Namjoon di tubuh nya, seketika kesadarannya kembali, dan merasa sangat jijik dengan dirinya sendiri yang baru saja bersetubuh dengan suami orang.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LECTURER || KIM NAMJOON || [END]
RomansaBertemu kembali dengan seorang yang pernah di buli nya saat SMP di titik terendah hidupnya adalah hal yang tidak pernah Hye Na bayangkan. Saat ia sedang bersusah payah menyelesaikan kuliahnya di sela-sela ia yang harus bekerja paruh waktu untuk biay...