Past

196 31 33
                                    

Note,

Sebelum baca boleh banget kamu tap gambar bintang di pojok kiri, dan kalau kamu belum follow, follow dulu biar ga ketinggalan part selanjutnya.
Kamu juga bisa gabung ke Chanel tele aku, untuk informasi updated ceritaku.
Gumawo...

Oiya di WP juga ada fitur buat komen, di setiap paragraf lhoooo....
Jadi kalo kamu pas baca dan ngerasa sebel marah, benci, seneng, bahagia, gemes, sama tokoh-tokoh nya, bisa ko langsung di umpat di tempat 😁😁😁

=======🦋🦋🦋=======

Setelah menyelesaikan makan malam, sekarang Namjoon dan Hye Na duduk di sofa ruang tengah sambil melihat acara reality show, senyum Namjoon tak pernah putus saat melihat para talent di acara itu, sementara Hye Na duduk menyamping dengan betisnya berada di pangkuan Namjoon, tangan pria itu pun tak pernah berhenti memijat betis gadis itu sambil mata yang selalu fokus ke layar Televisi.

"A..." Ucap Hye Na sambil menyodorkan buah potong ke mulut Namjoon, pria itu pun membuka mulut dan segera melahap buah itu.

Hye Na terdiam sesaat, bagaimana bahagianya ia saat nanti sudah bisa benar-benar hidup berdua dengan pria di hadapannya itu, tapi apa mungkin semua bisa terjadi, apa ada jalan untuk dirinya dan Namjoon bisa bersama. Mungkin sekarang masalah Areum tidak terlalu membuat nya khawatir karena ia percaya pada perasaan yang dimiliki Namjoon padanya, tapi bagaimana dengan orang tua Namjoon, apa ia akan menerima dirinya. Satu ke khawatiran hilang, tiba-tiba saja muncul kekhawatiran yang lain.

Namjoon akhirnya sadar dengan tatapan Hye Na yang tiba-tiba kosong selama beberapa menit, ia kemudian mengalihkan pandangannya dari televisi.

"Kau melamun? Apa yang kau pikirkan? Ujar Namjoon yang seketika itu juga membuyarkan lamunan Hye Na.

"Akh tidak" ujar Hye Na ketika kesadarannya sudah kembali. Ia kemudian meletakan piring berisi buah potong ke meja yang berada di dekatnya.

Mereka berpandangan untuk sesaat, Namjoon tau ada beban berat yang bergelayut di pikiran Hye Na. "Gwencana... Jangan mengkhawatirkan apa pun, aku yakin kita pasti bisa menyelesaikan masalah kita masing, besok malam aku akan mengakhiri hubunganku dengan Areum " ujar Namjoon.

Mendengar ucapan Namjoon Hye Na terlihat terkejut. " Secepat ini, apa tidak apa-apa?' tanya Hye Na walau sebenarnya ia akan merasa lega kalau Namjoon lebih cepat putus dengan gadis itu.

"Tak ada yang perlu di tunggu Hye Na, lebih cepat lebih baik" Namjoon mengulurkan tangannya mengusap lembut pipi Hye Na. "Tapi jika kau masih belum siap untuk memutuskan Seokjin Hyung aku tidak akan memaksa mu" sambung nya lagi.

Akh benar, aku juga memiliki PR untuk menyelesaikan hubungan ku dengan Seokjin Oppa. Batin Hye Na, karena bagi Hye Na Seokjin juga pria yang sangat baik, tak pantas bagi pria itu untuk mendapatkan wanita seperti dirinya, entah pria seperti apa yang nantinya Hye Na pikir pantas untuk bersamanya, atau mungkin gadis itu tak pernah memikirkan hubungan ke jenjang yang lebih serius karena tidak mau membuat beban untuk pendampingnya kelak, untuk menerima dirinya yang memiliki masa lalu kelam bekerja dari satu club' ke Club lain.

Wajah mereka masih berpandangan, jemari Namjoon pun masih mengelus pipi Hye Na saat tiba-tiba ponsel Hye Na bergetar panjang, mata keduanya langsung mengarah ke layar ponsel yang tergeletak di meja. Tertera nama Seokjin Oppa disana.

Hye Na mendesah berat, pria itu seperti merasa kalau dirinya sedang menjadi bahan pembicaraan mereka berdua.

"Permisi" ujar Hye Na sambil beranjak dari sofa dan mengambil ponselnya.

Hye Na berdiri di sudut ruang tengah, berdiri menghadap jendela besar yang menyajikan pemandangan malam kota Seoul dengan kelap kelip lampu jalanan dan gedung-gedung yang menjulang tinggi.

MY LECTURER || KIM NAMJOON || [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang