Bertemu kembali dengan seorang yang pernah di buli nya saat SMP di titik terendah hidupnya adalah hal yang tidak pernah Hye Na bayangkan. Saat ia sedang bersusah payah menyelesaikan kuliahnya di sela-sela ia yang harus bekerja paruh waktu untuk biay...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
💜💜💜
Namjoon merasa kepalanya berputar-putar dan sangat berat, hanya untuk membuka mata dengan lebar saja ia tidak sanggup, ia merasa beberapa orang mulai mengerumuni tubuh nya yang tergeletak di atas lantai bandara yang dingin.
Sayup-sayup dengan kesadaran yang semakin menipis, telinga Namjoon mendengar tangisan.
"Namjoon aa... Namjoon aa" terasa tubuhnya seperti di koyak-koyak.
"Tolong aku... Kumohon tolong aku, tolong panggil kan ambulan" Terdengar suara tangis histeris.
Hye Na, kau kah itu. Batin Namjoon
Dari sedikit kelopak matanya yang terbuka, pandangan mata Namjoon hanya bisa melihat bayangan seperti siluet, namun ia yakin dengan bayangan yang ia tangkap itu adalah sosok Hye Na.
Namjoon merasa genggaman di tangannya, dan sampai beberapa menit ia mendengar suara isakan tangis gadis itu.
"Tolong beri kami ruang" suara keras lelaki terdengar.
Seketika kerumunan terbuka, dua orang pria terlihat menangani Namjoon, hal terakhir yang masih Namjoon ingat adalah saat stetoskop yang dingin mengenai kulit dadanya, dan setelahnya blackout, kesadaran Namjoon seratus persen menghilang.
***
Kelopak mata Namjoon bergeming, bergetar seakan mencoba terbuka saat indra pendengarannya perlahan berfungsi dan ia mendengar suara-suara seperti orang-orang yang sedang mengobrol, tangannya pun mulai merasa seperti di genggam.
Pria itu membuka mulutnya dan menghela nafas, ia merasa genggaman di tangannya mengerat.
"Hye Na" Desis Namjoon dengan suara yang cukup lirih, dan hampir tak terdengar.
"Paman... Bibi... Namjoon Oppa sudah sadar." Teriak Areum memberitahu orang tua Namjoon.
Ketika Namjoon membuka matanya ia melihat Areum, Appa dan Eomma nya yang sudah berdiri di samping ranjang.
"Nak..." Ujar Eomma sambil memeluk putranya, ia mengecup kening Namjoon dan mengusap rambut pria itu penuh sayang.
"Bagaimana keadaanmu nak?" Tanya Appa kemudian.
Untuk sesaat Namjoon berusaha memfokuskan otaknya, ia melihat sekeliling dan mulai sadar kalau sekarang ia tengah berbaring di ranjang rumah sakit.
"Sudah membaik Appa, Eomma." Ujar Namjoon sambil berusaha untuk duduk.
"Istirahat saja nak, kau berbaring lah saja." Pinta Eomma masih khawatir pada putranya itu.
"Tidak apa-apa Eomma, aku hanya mabuk semalam." Ujar Namjoon sambil tetap berusaha untuk duduk, ia pun baru sadar kalau ternyata di ruangan itu ada Senator Kim dan juga istrinya. "Selamat pagi Tuan, Nyonya Kim." Sambung Namjoon kemudian menyapa.