Desire 🔞

324 31 17
                                    

Hye Na tertegun duduk di dalam taksi yang membawanya pulang, bus malam sudah tidak ada karena itu sudah hampir pukul satu malam, pandangan gadis itu kosong menatap keluar jendela taksi, pikirannya kacau, bahkan untuk menangis saja ia sudah tidak sanggup.

Hye Na menghela nafasnya, berbagai pikiran berkecamuk di benaknya, ia tak bisa membiarkan Namjoon dengan rubah betina itu, namun disisi lain ia tidak bisa mengorbankan Jungkook sahabatnya

"Andwae.." Hye Na mengusap wajahnya, tangannya masuk ke sela rambutnya dan menjambaknya frustrasi. " Apa yang harus aku lakukan." gumamnya.

Untuk sesaat dia kembali terdiam hingga akhirnya ia memantapkan hati, untuk melakukan sesuatu, ia benar-benar tidak mau Namjoon bersama wanita yang melebihi jalang seperti Areum.

"Paman" Ujar Hye Na ragu.

"Ya Nona." Jawab sang sopir.

"Bisakah kita putar balik ke alamat ini" ujar Hye Na sambil menunjukan suatu alamat di ponselnya.

"Baiklah." Sang supir menuruti permintaan Hye Na, ia kemudian segera berputar balik menuju alamat yang Hye Na tunjukan.

Yah benar, Hye Na memang meminta  supir untuk membawanya ke apartemen Namjoon, namun entah kenapa setelah turun dari taksi dan berdiri di pelataran apartemen, tiba-tiba saja ia merasa ragu.

"Apa hak ku untuk mencampuri urusan percintaan mereka, mungkin saja dia sudah tau bagaimana tingkah laku pacarnya itu, dan ..." gumaman Hye Na terhenti setelah ia mengingat bagaimana malam itu Namjoon memperlakukannya. "Mungkin saja mereka memang memiliki fetis yang aneh, satu suka kekerasan yang satu suka bermain dengan banyak pria. " Hye Na menghela nafasnya. "Aku yang bodoh, kenapa aku menagis karena ini, kenapa aku harus tidak rela Namjoon bersama gadis itu." Senyum miring nya tersungging, rasanya akan aneh kalau di tengah malam dia mengetuk pintu apartemen Namjoon dan tiba-tiba saja berbicara masalah yang aneh tentang pacarnya pada Namjoon.

Namun dari semua argumen yang berkecamuk di kepalanya, hal yang sebenarnya paling ia takuti adalah Namjoon yang akan bersikeras membela kekasihnya dari pada mendengarkan ocehan Hye Na yang mungkin bagi pria itu adalah sebuah omong kosong, Hye Na tak akan sanggup. Ia pun tak tau sudah selama dan sejauh apa hubungan yang sudah di jalani mereka.

"Paboo" Hye Na memukul kepalanya sendiri.

Gadis itu kemudian mengurungkan niatnya untuk mengatakan tentang Areum pada Namjoon, untung saja ia sadar di waktu yang tepat. Gadis itu kemudian berjalan di sekitar pelataran apartemen, ia sempat melihat ada sebuah cafe tenda yang masih buka.

"Bibi tiga soju, kimbab dan topoki." ujar Hye Na, ia memang merasa lapar karena setelah menonton ia dan seokjin tidak sempat untuk makan. "Aku butuh soju, otaku serasa mau meledak dengan semua kejutan yang terjadi hari ini. " Ujarnya sambil duduk di satu meja yang masih sepi.

Tak lama pesanan Hye Na keluar, ia segera membuka soju dan menenggak langsung dari botolnya, persetan dengan sloki, sakit kepalanya tidak akan sembuh dengan meminum sedikit demi sedikit.

Sejujurnya Hye Na marah dengan kondisi seperti ini, hatinya meremang saat ia melihat Namjoon bersama gadis lain, bercanda bergurau, mereka makan bersama dan kemudian menonton bersama, sementara ia berusaha sangat keras membuka hatinya untuk Seokjin, ia tak mau kelihatan sangat mengenaskan saat orang yang di cintainya bersama dengan gadis lain. Harga dirinya terluka.

"Aarrgghhh..." Hye Na menggeram saat tegukan terakhir dari botol sojunya sudah habis ia tenggak.

"Sial bisa-bisanya aku menyukai pria yang memiliki selera seks yang aneh" ocehannya bermonolog sendiri sambil satu persatu memasukan teok ke dalam mulutnya. "Sebenarnya mereka memang pasangan yang serasi." Ujar Hye Na mencoba menghibur diri.

MY LECTURER || KIM NAMJOON || [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang