Broken Heart

137 22 30
                                    

🌸🌸🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸🌸🌸

Wajah Hye Na menunduk tak mampu sedikit pun ia memandang wajah Tuan Kim, Appa Namjoon itu. Pria paruh baya itu mengajak Hye Na berbicara setelah mereka tak sengaja bertemu di pelataran rumah sakit, Hye Na pun sebenarnya sudah bisa menebak arah pembicaraan yang akan Appa Namjoon katakan.

Keduanya sekarang duduk di sebuah kopi shop yang ada di lantai dasar rumah sakit, tak jauh dari lobi.

"Aku tak ingin berbasa-basi dengan mu" Ujar Tuan Kim membuka obrolan. "Aku tak perduli apa hubungan mu dengan Namjoon, tapi... Jangan dekati putra ku lagi." Sambung nya kemudian. Suaranya terdengar tegas.

Pandangan Hye Na terangkat seketika mendengar ucapan Tuan Kim, walau ia sudah bisa memprediksi arah pembicaraan, namun kalimat itu tetap saja membuat nya terkejut.

"Namjoon sudah banyak sekali melakukan pengorbanan untuk sampai di titik ini, pergi ke Amerika seorang diri untuk kuliah disana, belajar mandiri di usianya yang masih sangat muda, hingga akhirnya bisa menyelesaikan gelar doktornya, beberapa universitas ternama di negeri ini berkali-kali memanggilnya untuk bergabung bersama mereka, sampai akhirnya ia menerima tawaran dari universitas tempatnya mengajar sekarang." Ujar Tuan Kim panjang.

"Dia putraku, dan aku sangat bangga padanya. Mungkin tak hanya aku tapi Korea juga." Sambungnya lagi, ia mengambil cangkir kopi nya dan sedikit menyesapnya.

"Aku tak ingin Namjoon membuat suatu kesalahan yang nantinya akan dia sesali, dia tak pernah bertindak bodoh sebelum, tapi sekarang... Sepertinya aku sudah tidak bisa mengenalinya lagi." Pandangan Appa Namjoon mengarah ke cangkir yang mulai ia turunkan dan meletakkannya di tempatnya semula.

"Namjoon akan bertunangan sebentar lagi, ada gadis yang sudah cocok untuknya." Sekarang Tuan Kim memandang ke Hye Na, dan menunggu respon dari gadis itu, setelah ia mengucapkan tentang acara pertunangan Namjoon.

Namun Hye Na masih tak bisa mengucapkan sepatah katapun, ingin sekali ia mengatakan wanita seperti apa yang akan bertunangan dengan Namjoon, namun ucapannya terhenti di tenggorokan, ia tak mampu membayangkan karier Namjoon akan hancur karenanya, kalau sampai ia buka mulut tentang kelakuan gadis gila itu.

"Apa kau mendapatkan kenyamanan secara finansial dari putraku?" Tanya Appa Namjoon kemudian.

Bibir Hye Na bergetar mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Tuan Kim, ia tak pernah bermaksud untuk mendapatkan kenyaman secara finansial bersama dengan Namjoon, namun nyatanya seperti itu, hidupnya di mudahkan dengan bantuan Namjoon. Apa lagi Namjoon sudah sangat membantu pengobatan Hye Jung.

Yah sepertinya aku memang menikmati. Batin Hye Na perih.

"Aku secara tidak sengaja melihat tagihan kartu kredit Namjoon, tagihannya sangat besar, ia tak pernah menggunakan uang sebesar itu, kecuali saat ia akan membeli mobil dan apartemennya, dan itu pun ia selalu meminta pendapat dulu pada kami... orang tuanya" Ujar Appa Namjoon penuh penekanan. "Namun sekarang ia bisa mengeluarkan uang sebesar itu tanpa kami ketahui, Namjoon memang sudah dewasa itu haknya, dalam menggunakan uangnya, namun semakin kesini aku merasa, aku dan istriku semakin jauh dengan putra kami. Kami mohon jangan ganggu kebahagiaan kami, kerukunan keluarga kami." Ujar Appa Namjoon, terlihat kesedihan di raut wajahnya.

MY LECTURER || KIM NAMJOON || [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang