Radeva memang pemula, tapi Pramita belum pernah merasakan ciuman semendebarkan ini sepanjang hidupnya. Bahkan, ini lebih mendebarkan daripada ciuman pertamanya.
Naluri laki-laki memang nggak boleh diragukan. Pra kini percaya kalimat itu. Bahkan, Radeva yang ponselnya maupun laptopnya maupun tabletnya nggak pernah dipakai untuk menonton porno, Radeva tetap bisa melakukannya dengan baik.
Sangat baik, sampai Pramita rasa dia akan mengingat ciuman ini sepanjang hidupnya. Sesungguhnya, Pra ingin mengulanginya. Dia ingin merasakannya lagi.
Ugh… pantas mamanya bilang nggak percaya dengannya. Ternyata Pramita memang berbahaya. Bahkan Radeva yang selama ini kelihatan nggak pernah mencoba menyentuhnya akhirnya menciumanya dengan sangat hot.
“Aku pergi,” kata Radeva tiba-tiba.
Pra baru sadar lelaki itu sudah menghabiskan makanannya.
“Besok kita sarapan lagi seperti ini?”
“Nggak!” Radeva terbatuk-batuk, bukan seperti batuk sungguhan. “Besok aku antarkan cincin waktu pulang kerja.”
“Jam berapa kamu pulang kerja?”
“Jam lima.”
“Berati kita masih punya waktu.”
Radeva langsung meralatnya. “Aku besok lembur, aku antar jam sembilan malam.”
Pra langsung manyun. “Kamu menghindar,” katanya menyimpulkan dan Radeva membenarkan dengan ekspresinya. Namun dengan cepat Pra mengubah ekspresinya menjadi ceria lagi.“Ya udah, semangat kerjanya. Jadi kita nggak akan jalan sampai tunangan nanti?”
“Mungkin.”
“Jangan selingkuh.”
Radeva sangat nggak mengerti bagaimana Pra bisa memperingatkannya untuk nggak selingkuh sedangkan sepanjang hari hanya wanita itu yang dia pikirkan.
“One day one kiss-nya, gimana?”
Wah, sepertinya Pra sudah ada di keadaan mengkhawatirkan. Radeva menyentuh kepalanya dan menatap wanita itu frustasi. “Kamu benar-benar nggak bisa mikirin hal lainnya, Pra?”
“Enggak.”
“Aku bisa gila kalau begini terus.”
“Kenapaaa? Kamu nggak suka?”
“Jangan bicara lagi!” Radeva sudah kehabisan kesabaran sekarang. Dia menatap Pra yang cemberut, lalu pergi begitu saja saat nggak bisa mengatakan apa pun lagi.
“Jahat!”
Radeva menahan keinginannya untuk menoleh meskipun mendengar Pra bicara dengan nada yang super duper ngambek. Dia masuk ke dalam mobil dan cepat-cepat menutup pintu, lalu meninggalkan rumah itu sebelum mendengar Pra bicara lebih banyak lagi soal ciuman atau malam pertama atau apa pun itu.
***
Pramita sungguh akan mati bosan jika hidup dengan cara seperti ini. Semua teman-temannya sibuk dan nggak ada yang bisa diajak nongkrong ngopi sepanjang hari. Radeva betul-betul nggak mau bertemu dengannya lebih dari lima menit. Kemarin calon suaminya itu sudah mengantarkan cincin lalu pulang tanpa berniat basa-basi atau menemaninya ngobrol sebentar.
Lalu, sepanjang hari ini Pra menghabiskan waktunya hanya dengan rebahan, guling-guling, scrol Instagram dan X, lalu dia mencapai titik bosan dan jenuh.
Dia membuka aplikasi WhatsApp. Radeva belum memberinya balasan lagi. Terakhir tadi siang saat lelaki itu lagi lunch dengan bosnya. Ini bukan kali pertama pesannya nggak dibaca setelah enam jam, tapi ini pertama bagi Pra merasa sangat kesal karena nggak dibalas setelah enam jam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Woman On Top
ChickLitPramita pernah nembak Radeva karena alasan sepele, tetapi Radeva menolak karena alasan itu terlalu sepele. Lalu, tiba-tiba Radeva nembak Pra.